BANTEN- Suku Baduy adalah salah satu bentuk ragam suku yang ada di Indonesia. Suku Baduy terletak di Desa Kebon Cau, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Baduy dikenal erat memegang kuat adat dan prinsip kepercayaan serta unik. Suku Baduy saat ini ada dua jenis, Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. Melihat pakaian yang dikenakan orang Baduy berbeda dengan pakaian masyarakat Indonesia umumnya.Â
Khas pakaian Baduy Dalam menggunakan ikat kepala warna hitam atau putih, tas selempang anyaman berfungsi sebagai pembawa baju ganti, dilengkapi golok di pinggang dan rok yang terbuat dari kain yang serat, sedangkan Baduy Luar menggunakan ikatan kepala dominasi hitam dan sedikit berwarna biru dengan pakaian hitam dan bebas. Suasana di dalam Baduy dalam sunyi yang bikin orang di sekitar area tenang dan khidmat.
"suasana di Baduy Dalam lebih ekstrem, benar-benar nggak boleh menggunakan semua sarana elektronik, tidak menggunakan lampu, penerangan gelap dan dengan keadaan nyaman serta melihat masyarakat menyatu dengan alam" Ujar Taufiq,Senior Supervisor CSR & SMEPP Pertamina JBB
Aktifitas masyarakat Baduy setiap hari hanya berladang, mereka secara sederhana memaknai filosofi kehidupan. Masyarakat Baduy sehari-hari mengkonsumsi hasil tanaman dari ladang yang mereka tanam, sedangkan untuk keperluan lauk mereka membeli ke Baduy Luar tetap berjalan dengan jarak tempuh kurang lebih sekitar satu jam menuju Baduy Luar. Beberapa hewan dan tanaman ada yang menjadi pantangan bagi Baduy Dalam, Kambing dan tumbuhan larangan ini tidak boleh ada di sekitar lingkungan mereka.Â
Masyarakat Baduy hanya memelihara ayam dan itik sebagai ternak yang dapat dikembangbiakkan. Aktifitas mandi dalam kehidupan Baduy Dalam dilarang menggunakan sabun mandi, sikat gigi, pasta,dan detergen dalam kebersihan, Masyarakat Baduy mandi hanya menggunakan air segar yang ada disekitar perbukitan, begitu juga para wisatawan harus mengikuti yang dilakukan oleh Suku Baduy Dalam.
Bagi para wisatawan yang ingin berkunjungan ke Suku Baduy Dalam,diharap mengetahui beberapa pantang yang tidak disukai oleh mereka. Pantangan yang harus dilakukan wisatawan adalah jangan merusak alam, berkata kotor, mengumpat dalam hati, memikirkan sesuatu yang buruk tidak disarankan karena akan berdampak pada karma firasat yang negatif, dilarang meggunakan perlatan elektronik apapun jenisnya, dilarang membawa kendaraan, berbuat keramaian di dalam. Pihak dari Pertamina yang masuk ke Baduy Dalam pun sangat terbatas, karena mereka tidak suka suasana keramaian.
Jika sekolah telah selesai, mereka sebelum pulang mengganti kembali dengan pakaian adat. Masyarakat Baduy sehari-hari menggunakan bahasa sunda yang hanya dimengerti sesama komunitas mereka sendiri dan juga ada yang bisa berbahasa Indonesia. Bagi wisatawan yang ingin masuk ke Baduy Dalam, Pertamina membangun Saung Informasi, disitu bertujuan untuk mendata pengunjung yang masuk, karena di Baduy Dalam benar-benar sunyi, jangan sampai pengunjung tersesat.
Perbedaan Suku Baduy Dalam dan Baduy Luar adalah, suku Baduy Dalam masih berada pada tahap yang tradisional yang masih menjaga adat dari berbagai aspek. Aktifitas komunikasi sesama orang Baduy Dalam dilakukan dengan bahasa isyarat, symbol suara kentongan, dan kode-kode sesama mereka yang mengerti. sedangkan suku Baduy Luar sudah terkontaminasi dengan kecanggihan teknologi.Â
Suku Baduy Luar itu adalah orang Baduy Dalam yang asli pada semasa hidupnya melanggar peraturan adat, sehingga dikeluarkan dan tinggal di Baduy Luar. Hubungan masyarakat Baduy dengan orang luar suku Baduy sangat baik dan sopan selagi menghormati adat yang mereka percayai. Komunikasi yang dilakukan orang Baduy tetap menggunakan Bahasa Indonesia. Pembawaan logat suku Baduy dengan aksen sunda. Â
PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan yang peduli terhadap kebudayaan dan lingkungan mengadakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) di Suku Baduy Dalam dan Baduy Luar. Kegiatan yang dilakukan yaitu pengobatan gratis dan pembagian sembako pada Sabtu (25/11) diawali dengan perjalanan rombongan Pertamina masuk ke area Baduy Dalam. Agus Mashud, VP CSR & SMEPP Pertamina bersama komunitas Sahabat Baduy menulusuri perjalanan ekstrem dan menegangkan ditengah hujan deras.
"kegiatan sosial tersebut merupkan kelanjutan dari pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan di Ciboleger sebelumnya. CSR Pertamina di Desa Baduy dilaksanakan secara berkelanjutan bekerjasama dengan komunitas Sahabat Baduy yang memfungsikan saung informasi sarana kegiatan pelatihan UMKM, kesenian dan edukasi wisata di Baduy" Ujar Agus, Minggu (26/11)