"Mulai dari alam, adat budaya, peninggalan sejarah dan lain-lain, ada disini. Tinggal bagaimana menjualnya Bang, how to sale-nya"
 (Dickson Sembiring Pelawi pegiat wisata Tanah Karo, Sumut)
Itu cuplikan percakapan penulis dengan salah satu pegiat wisata di Tanah Karo, Sumatera Utara (Sumut) dalam diskusi beberapa waktu lalu di whatsapp group (WAG).
Diskusi beranjak dari pertanyaan penulis, bagaimana perkembangan dengan Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) yang telah di bentuk Presiden Joko Widodo pada 2017 yang lalu.Â
Jawaban para member group beragam versi. Tapi bisa disimpulkan bahwa progress kemajuan dari BPODT itu belum menampakkan hasil yang signifikan. Bisa dikatakan korelasi antara stake holder dan badan otorita serta masyarakat (pegiat wisata) belum sinergi.
Namun dari semua narasi itu, para pegiat wisata setempat sebenarnya telah siap menjalankannya. Dengan kata lain, "kami telah berbuat, yang lain masih memikirkannya".
Mereka telah melakukan build-up di beberapa lokasi dengan atraksi wisata yang bisa membuat pengunjung datang. Diantaranya, kawasan Tongging dengan air terjun Sipiso-piso yang terkenal itu.Â
Meski ditengah pandemi, Bang Dickson (panggilannya) terus berupaya melakukan konsolidasi. Ia pun mengajak para kaum milenial. Karena sadar, bahwa para wisatawan itu juga didominasi kalangan muda.
Alasannya, di sisi lain Danau Toba mengandung nuansa adrenalin dalam bentuk wisata petualangan. Penulis pun setuju dengan hal itu.