Maka seyogyanya bagi yang waras dan masih memiliki nurani yang baik harus ikut serta untuk membantu tugas-tugas tidak saja membantu pemerintah, juga dalam mewujudkan dakwah dalam menyebarkan amar makruf nahi mungkar.
Di bulan suci Ramadhan ini pulalah ajang untuk menumbuhkan kesadaran untuk dapat berperilaku bijak dalam menyampaikan sesuatu yang baik di dunia medsos. Dapat dikatakan salah satu bentuk berlomba-lomba dalam berbuat baik. Sekecil apapun itu amal dan perbuatan kita pasti akan di ganjar oleh Allah swt.
 Memang terkadang godaan yang muncul itu tidak saja di dunia nyata tapi lebih banyak muncul di dunia maya. Tidak dapat dipungkiri bahwa tanpa disadari dalam dunia maya itu kita bisa terjebak dalam bahasa yang ikutan latah.
Ini merupakan godaan berat juga bagi pandangan penulis. Terlebih di bulan Ramadhan ini. Mau kita nyinyirin postingan seseorang di medsos dengan sedikit bahasa yang agak ekstrim pun bisa saja mengalir dari jemari kita.
Jujur saja, penulis pun hampir saja berbuat demikian. Namun akal sehat dan nurani masih kuat berbicara untuk tidak sampai mengumbar kalimat yang ekstrim.
Mungkin dirasakan hal yang sama oleh pembaca, bukan...?
Ya, itu tadi diam itu emas dalam bentuk skala prioritas. Tidak terlalu maju tapi bukan berarti mundur atau diam sama sekali. Maksudnya, selain dengan bijak, juga dengan penyampaian yang logis dengan sedikit penekanan dengan dalil-dalil baik dari hadits maupun dari kitab suci (AL Qur'an).
Tujuannya ialah tidak lain untuk mengikis ujaran kebencian serta fitnah dan hoaks. Terlepas dia mau berubah atau tidak serahkan kepada Tuhan dan doakan agar diberi hidayah dan karunia Nya. Â
Jadi untuk menjaga suasana hati di bulan penuh kemuliaan ini tidak salahnya menggunakan medsos dengan bijak. Diam berarti emas dilihat dalam konteks skala prioritas dan fungsionalnya.
Seperti uraian di atas, maka menyampaikan tanggapan atau postingan tetap mengacu pada norma dan etika yang berlaku. Tebarkan kebaikan dan hikmah ramadhan meskipun itu hanya secuil ungkapan di medsosmu.
Bisa juga dengan menyampaikan riwayat perjuangan Nabi Saw dan para sahabat dalam menjalankan amar makruf nahi mungkar. Â
Penutup, izinkan penulis menyampaikan puisi di bawah ini ...Â