Memulai sesuatu dengan hal yang baik tentu sudah seharusnya. Apa lagi itu membawa manfaat bagi orang lain. Bermacam cara dapat dilakukan baik perorangan maupun kelompok / komunitas.Â
Sehabis perayaan malam tahun baru sudah pasti meninggalkan sesuatu. Apakah itu berarti atau catatan sebagai pedoman untuk menatap awal tahun ataukah menyisakan sesuatu yang tentu jadi persoalan ...?
Ya, tentu saja semua orang mengharapkan sesuatu yang dapat membawa manfaat bagi dirinya dan juga bagi orang lain. Jelasnya untuk beramal tanpa pamrih.
Biasanya sesudah acara pergantian tahun, akan banyak menyisakan sampah. Baik itu sampah organic maupun non organic. Bukan rahasia umum persoalan klasik itu masih kerap terjadi.
Meski ada petugas kebersihan tapi barangkali mereka mungkin libur sebagiannya untuk berkumpul dan merayakan malam tahun baru bersama keluarganya.
Melihat konteks itulah hadir komunitas Clean the City (CTC) untuk menjawab persoalan tersebut. Yaitu melakukan gerakan 'bersih-bersih' kota pasca perayaan malam tahun baru. Â
"Tujuan acara ini kita kampanyekan kepada teman-teman kita yang lain untuk sadar kebersihan supaya kita mulai membuang sampah pada tempatnya. Kita mulai dari hal yang kecil dulu bagaimana membuang sampah pada tempatnya", ujar Gunawan ketua /korlap CTC di Medan (1/1/2019).
Dijelaskan Gunawan, "Seperti kita ketahui juga kalau event-event malam tahun baru ketiika di tempat terbuka sering kali kita lihat banyak sampah yang berserakan. Clean the City ini lahir karena akan hal itu. Jadi supaya teman-teman kita bisa sama-sama juga menjaga kebersihan".
Di Indonesia CTC Â sudah berlangsung sejak 2015. Untuk di kota Medan sudah dilakukan sebanyak 3 kali (2016, Â 2017, dan 2018) dan biasanya mengambil lokasi di Lapangan Merdeka (alun-alun kota).
Di dua lokasi inilah tempat acara malam tahun baru dilakukan oleh Pemko Medan yang mana dilapangan Banteng kegiatan acara lebih mengarah kepada tausyiah lintas suku dan agama. Sementara di Lapangan Merdeka bersifat umum. Acara malam tahun baru di Sumut khususnya Kota Medan berlangsung dengan suasana yang kondusif, aman, dan terkendali.
Dalam hampir dua jam CTC ini berhasil mengumpulkan lebih 50 kantong sampah atau beratnya kira-kira 350 kg. Dengan peserta berjumlah sekitar 130 orang yang terdiri dari kaum bapak, ibu, remaja, dan anak-anak.
Masyarakat atau warga yang sedang berolahraga pagi juga memberi apresiasi atas terselenggaranya kegiatan bersih-bersih dari CTC ini. Turut juga apresiasi dari pegawai DInas Kebersihan Kota Medan, yang diwakili Andi Saputra Daulay yang turut memberikan kantong sampah plastic sebanyak 40 buah.
Kegiatan CTC ini juga dihadiri oleh seorang Guru Besar Fakultas Kedokteran Uiniv. Sumatera Utara (USU), Prof. Dr. Amri Amir, S.H, Sp. Akupuntur. Beliau tahu saat ada kampanye sebelumnya pada Minggu pagi (30 /12) di lokasi yang sama.Â
Sebelumnya aksi kampanye sudah dilakukan di Lapangan Merdeka pada minggu pagi (30/12). Dengan agenda kampanye "Membuang sampah pada tempatnya". Kemudian dilanjutkan dengan aksi bersama fun walk bersih-bersih kota pada pagi awal tahun baru.
"Memulai tahun baru 2019 Â harus dengan semangat. Jadi kawan-kawan, saya dari dulu juga terpanggil kegiatan seperti ini", ujar Prof. Amri Amir saat diminta sambutan. Â
"Kita melakukan sesuatu untuk Medan. Kenapa..?Â
Kita cari makan disini. Kita cari hidup di sini. Tapi kita tidak peduli Rumah Medan. Tapi itu kita harus rubah. Supaya masyarakat Sumatera Utara khususnya Medan harus peduli".
"Harus ada sesuatu yang dikembalikan di kota Medan ini. Paling tidak dia harus merasa bahagia. Paling nggak dia merasa bangga hidup di sini". Â
Menurut Prof. Amri yang juga dokter di RS. Umum Adam Malik, kalau masing-masing orang menanam 1 pohon apa lagi berpuluh-puluh pohon setiap tahun, ini sudah menjadikan kita hijau.
Prof. Amri yang juga mengajar di UISU dan UMSU menyampaikan lagi bahwa dia bisa juga mengolah sampah menjadi yang bermanfaat misal pupuk organic.
Dosen yang sudah sangat senior dan tak asing di kalangan mahasiswa kedokteran Kampus USU merasa gembira bisa masuk ke komunitas CTC ini karena bisa melakukan sesuatu yang berharga.
"Dari pada tidur-tiduran nonton tivi lebih bagus ke lapangan berolahraga dan melakukan manfaat bagi orang banyak".
"Terus gerakan Clean the City. Saya ingin Medan ini merasa bangga karena kita hidup di sini. Karena melakukan sesuatu ini untuk mereka juga", sambil menutup kata sambutannya.
Bisa ditangkap kesimpulan pesan kuat dari Prof. Amri Amir, bahwa tidak saja menjaga dan merawat kebersihan tapi juga tak kalah pentingnya menanam pohon tiap orang atau minimal 1 rumah 1 pohon.Â
Kita pun tidak bisa serta merta menyalahkan pemerintah. Sebagai warga yang bermasyarakat tentu menyadari dari dampak yang ditimbulkan apa bila membuang sampah sembarangan. Tidak sedikit kelakuan warga yang membuang sampah terutama sampah plastic sembarang tempat.
Sewaktu berangkat ke lokasi kegiatan CTC ini dengan menggunakan motor, penulis pun sempat melihat sampah yang dibungkus plastic kresek hitam terbang keluar dari dalam mobil plat hitam yang sedang melaju pelan. (Sayang hp kamera tidak dalam stand-by)
Hanya bisa geleng kepala saja melihat kelakuan si pemilik mobil. Mungkin pembaca mengelus dadanya, atau jangan-jangan pernah juga gak melakukan hal yang sama...?
Hampir selalu ada penulis temukan orang yang melempar sampahnya dari balik kaca mobil. Tidak sedikit juga yang melempar sampahnya ke sungai saat melewati jembatan. Kenapa yah, tidak ditarok sementara dalam mobil...?
 (Awas...jangan di tiru looh)
Salah satu peserta dari CTC Maulana M. Idris juga menyampaikan, "bahwa ini memang tidak mudah dan kami tahu, ini bukan hal yang semudah membalikan telapak tangan".
Jadi sesuai dengan tujuan dari komunitas CTC ini adalah untuk bagaimana kita dapat menyentuh hati masyarakat dan dapat menggerakan mereka untuk sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan juga bagaimana untuk mereka sadar untuk care bisa mencintai lingkungannya.Â
Kegiatan aksi CTC ini ditutup pada pukul 10.00 WIB dengan disertai doa bersama yang di pimpin oleh Maulana M. Idris.Â
Dengan kata lain komunitas CTC di Indonesia bagian dari CTC Internasional yang diperintahkan oleh pemimpin tertinggi dari Jemaah Ahmadiyah Internasional.
Dimana peserta CTC tersebut kebanyakan dari anggota Jemaah Ahmadiyah yang tersebar di tiap-tiap Negara. Saat ini Jemaah Ahmadiyah Internasional memiliki cabang hampir di 200 negara dan sekarang di pimpin oleh Khalifahnya yang ke Lima, yaitu Hadhrat Khalifatul Masih, Mirza Masroor Ahmad a.t.b.a.
Kegiatan CTC ini dilakukan semata-mata karena dalam ajaran Islam sangat memperhatikan dan menekankan hal kebersihan. Dalam suatu hadits disebut bahwa "Kebersihan adalah sebagian dari iman".
Bertolak dari itu CTC dibentuk untuk mengurangi beban sampah terutama sampah an-organik yang banyak bertebaran khususnya setiap habis perayaan malam tahun baru.Â
Yuuk... Mari Awali dengan Kebersihan, dari kita untuk semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H