Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tak Kalah dengan Bali, Medan Juga Ada "Road Show Tausyiah" di Kafe

22 September 2018   03:00 Diperbarui: 22 September 2018   15:47 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kafe Wapres (Warung Apresiasi) di Jl. Jemadi gg. Kelapa II, Kel. Pulo Brayan, Medan saat malam hari (dok. pribadi)

Pada Kamis, 20 September kemaren (malam Jumat) dimulailah untuk pertama kali ceramah tausyiah di Kafe Wapres. Acara ini dimulai pukul 21.00 -- 23.00 WIB. Oleh Ustadz Martono acara tersebut diberi nama 'Road Show Tausyiah' saat mengawali pembukaan ceramahnya. 

Ustadz Martono, S Ag dalam tausyiahnya tentang akhlak di Kafe Wapres (20/09/18). [dok. pribadi]
Ustadz Martono, S Ag dalam tausyiahnya tentang akhlak di Kafe Wapres (20/09/18). [dok. pribadi]
Pengunjung umumnya generasi milenial dan sebagian orang dewasa. Memang tidak seramai pada saat awal launchingnya. Hanya sekitar belasan saja saat itu. Ini mungkin dikarenakan malam Jumat dan pengunjung belum banyak yang tahu.

Kafe Wapres memang tidak seperti kafe-kafe besar umumnya. Kafe ini memanfaatkan halaman dan teras rumah yang lumayan luas. Menurut amatan penulis, kafe ini dapat menampung pengunjung sekitar 25 orang.

Suasan kafe Wapres dan pengunjung yang lagi menikmati alunan musik sebelum acara tausyiah dimulai (dok. pribadi)
Suasan kafe Wapres dan pengunjung yang lagi menikmati alunan musik sebelum acara tausyiah dimulai (dok. pribadi)
Dalam penyampaian tausyiah, Ustadz Martono menekankan bahwa substansi dari beragama adalah akhlak yang mulia. Pada umumnya semua agama juga menekankan tentang akhlak yang mulia.

" Inti dari ajaran Islam itu sendiri mengarahkan umatnya berakhlak. Jadi buah dari kita itu beriman kepada Allah Swt adalah muaranya akhlak", ceramah Ustadz Martono dalam awal ceramahnya.

Lanjutnya, bahwa tidak dikatakan seorang itu beriman kalau tidak berakhlak. Rasulullah Saw sendiri diutus di muka bumi ini hanya satu yaitu memperbaiki akhlak manuisa. Bukan sekedar untuk mengenal Tauhid. Sebab paman Nabi sendiri tidak bisa diajak bergabung dalam Islam meskipun paman Rasul sendiri sangat baik kepadanya. 

ANak-anak milenial sedang asyik dengan gadgetnya sambil menikmati hidangan di Kafe Wapres (dok. pribadi)
ANak-anak milenial sedang asyik dengan gadgetnya sambil menikmati hidangan di Kafe Wapres (dok. pribadi)
Lebih lanjut lagi disampaikan, kita tidak bisa memaksakan akidah kita kepada seseorang. Kita tidak punya hak merobah akidah seseorang. Itu adalah hak prerogative dari Allah Swt.

"Dalam Islam, hanya berkewajiban untuk menyampaikan saja. Jadi saya menyampaikan ini hanya focus semata kepada akhlak".

Akhir-akhir ini semakin hari sangat memprihatinkan akhlak-akhlak kita sebagai manusia. Sangat disedihkan menurut Ustadz Martono, justru perilaku itu dicontohkan oleh orang-orang yang mengaku agamais, atau orang-orang yang mengaku lebih beriman.

Bahkan seolah-olah kalau boleh dikatakan merekalah yang memegang "kunci syurga". Ketika kita tidak satu pandangan atau satu akidah dengan mereka, itu dikatakan kafir, perangi, bunuh, musrik dan sebagainya.

Sering kita lihat selama ini banyak berita-berita hoakx, ujaran kebencian, maupun fitnah sebenarnya itu bukan ajaran Islam, Ustadz Martono dalam paparan selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun