Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Gunung Terbawa Kebiasaan Itu Sampai Sekarang dengan Kayu Putih Aroma

21 November 2017   23:15 Diperbarui: 21 November 2017   23:54 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemasan minyak Kayu Putih Aroma dalam rak salah satu apotik. (dok. pribadi)

Soal gaya hidup bukan lagi suatu rahasia. Gaya kekinian tak obahnya juga dengan masa era 90-an. Mungkin juga era-era sebelumnya.

Utamanya dalam penampilan luar dengan aksesorisnya tentu ada perbedaan tapi tidak juga dikatakan terlalu mencolok. Aksesoris seperti parfum, deodorant roll-on, bedak-talk, shampoo sampai minyak wangi tetap masih sama. Hanya mungkin kemasan luar saja yang dirubah.

Semua itu bisa dikatakan menjaga penampilan sehari-harinya. Atau bisa dikatakan spesifiknya "GueBedalooh...". Mengingatkan saya sewaktu masa-masa remaja dulu. Yang hingga sekarang masih terbawa dalam gayahidup penulis.

Maksudnya apa ya, hingga terbawa sampai usia kepala empat ? Ya, gaya GueBedamasa remaja saya era 90-an itu rupanya hadir dipopulerkan kembali sekarang ini.

Sebagai seorang yang hobi beraktivitas di alam bebas seperti mendaki gunung, caving, kemping, dan hiking, peralatan dan perlengkapan memadai adalah hal yang pokok sekali diperhatikan. Selain itu, hal-hal lain yang bersifat ke-aroma-an juga tak kalah penting bagi saya.

Namanya juga di alam terbuka, panas,dingin, berkabut dan hujan merupakan makanan sehari-hari di dalam hutan dan gunung. Saya orang yang termasuk bisa dikatakan yang safety sekali soal perlengkapan dan peralatan termasuk aksesories lainnya.

Minyak kayu putih sebagai contohnya, sejak dari dulu sudah terkenal kegunaannya. Hanya saja penggunaannya masa dulu cenderung dipakai untuk mencegah masuk angin atau antisipasi mabuk ketika berkendaraan. Bukan lebih mengarah kepada suatu lifestyle.

Tapi bagi saya, justru sudah menjadikannya sebagai Gaya Hidup. Tidak saja disaat mendaki gunung atau kemping tapi juga ke sekolah hingga kuliah minyak KayuPutihAromatetap hadir di dalam tas saya.

Teringat sewaktu mendaki gunung di Sumatera Barat (Sumbar) sekitar bulan April 1993. Saat itu kami mendaki dengan mahasiswa ABA-STBA Padang dengan membawa cewek bule dua orang.

Ke dua bule ini merupakan program pertukaran mahasiswa antara Indonesia dan Inggeris. Sarah dan Soraya namanya. Sarah mengajar di kampus ABA-STBA dan Soraya mengajar di kampus Universitas Andalas (Unand) Padang.

Singkatnya kami sudah berkumpul di suatu titik dekat terminal bus pada sore hari. Sebelum berangkat seperti biasa saya dan teman cowok memeriksa kembali perbekalan. Kami ada tujuh orang yang akan pergi mendaki gunung. Tiga orang cowok dan 4 cewek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun