Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kronologi Jam "J", Penyerbuan TNI pada TPN-OPM di Pemukiman Kimberly dan Banti

18 November 2017   09:16 Diperbarui: 18 November 2017   10:06 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para warga yang berhasil dievakuasi oleh Satgas Terpadu berlindung di balik kendaraan untuk menghindari tembakkan oleh Kelompok KKB (dok. galeri Viktor Efendi via wahtsapp).

Tim Satgas Terpadu yang terdiri dari TNI dan Polri berhasil mengevakuasi warga yang di tawan oleh TNP OPM (Tentara Nasional Pembebasan -- Organisasi Papua Merdeka) pada Jumat, 17 November 2017.

Seperti yang dilansir dari kompas.com (Jumat,17/11/17), Ratusan warga yang diselamatkan itu harus berjalan kaki sejauh lebih kurang 1,5 km dari Kampung Kimberly dan kampung Banti menjuTembagapura, Kab. Mimika - Papua. Proses evakuasi ini dikawal ketat dari 200 aparat TNI-Polri.

Diperkirakan, sekitar pukul 04.17 WIT para Pasukan Khusus Indonesia (Kopassus) sebanyak 13 org  dibantu pasukan Raider 751 sebanyak 30 org bergerak cepat masuk ke daerah sasaran utk menyerbu/ menguasai perkampungan  Kimberley, dan 2 Tim dari Taipur Kostrad bertugas masuk sasaran dan  menguasai Pemukiman Banti.

Pada waktu yang di koordinasi pada Jam "J" sekitar jam 07.00 WIT para Pasukan TNI dengan gerak cepat langsung masuk ke sasaran dan melakukan pendudukan,  setelah Kimberley berhasil dikuasai, Pangdam VII/Cendrawasih Mayjen George Enaldus Supit memerintahkan anak buahnya untuk bergerak menguasai Pos-pos pengamanan Separatis TPN OPN .

Kurang dari 2 Jam seluruh Medan Camp TN OPM berhasil dikuasai Pasukan TNI. Para  Pemberontak/ Separatis berhamburan  melarikan diri ke hutan dan gunung.

Sejauh ini belum dapat  dipastikan apakah kelompok separatis TPN OPM ada yang jadi korban atau tidak, karena saat penyerbuan cuaca berkabut sangat  tebal.

Setelah seluruh wilayah kedudukan Separatis TPN OPM dikuasai Pasukan TNI dan situasi dinyatakan aman, Pangdam XVII/Cenderawasi berkoordinasi dengan Kapolda Papua, Irjen Pol. Boy Rafli Amar untuk segera mengirimkan tim evakuasi.

Tidak  terlalu lama kemudian Tim Satgas Terpadu TNI/Polri tiba di lokasi melaksanakan evakuasi warga.

Sekitar pukul 14.00 WIT proses evakuasi berhasil dilaksanakan dengan jumlah korban sandera sebanyak 344 orang terdiri dari 104 laki-laki dewasa, 32 perempuan dewasa, dan 14 anak-anak yang berasal dari Kampung Kimberly.

Kemudian, 153 laki-laki dewasa, 31 perempuan dewasa, dan 10 anak-anak berasal dari kampung Banti. Semuanya ini merupakan warga non-papua. Demikian Boy Rafli Amar memaparkan.

Para warga korban sandera KKB /TPN OPM berhasil di evakuasi oleh Satgas Terpadu (dok. Galeri Viktor Efendi via whatsapp)
Para warga korban sandera KKB /TPN OPM berhasil di evakuasi oleh Satgas Terpadu (dok. Galeri Viktor Efendi via whatsapp)
Ini bisa dikatakan suatu operasi pembebasan yang menegangkan. Betapa tidak, disaat evakuasi sedang berlangsung, tembak menembak masih terjadi. Tapi berkat kesigapan dan pengalaman tempur pasukan TNI-Polri, para sandera ini berhasil diselamatkan tanpa terluka.

"Setelah berhasil mengevakuasi warga tadi, kelompok bersenjata menembaki dari arah bukit, tetapi dibalas oleh anggota sehingga sempat terjadi kontak senjata," kata Boy Rafli Amar.

Para warga yang berhasil dievakuasi oleh Satgas Terpadu berlindung di balik kendaraan untuk menghindari tembakkan oleh Kelompok KKB (dok. galeri Viktor Efendi via wahtsapp).
Para warga yang berhasil dievakuasi oleh Satgas Terpadu berlindung di balik kendaraan untuk menghindari tembakkan oleh Kelompok KKB (dok. galeri Viktor Efendi via wahtsapp).
Mengingat medan pegunungan yang sangat sulit dan ditambah faktor cuaca, operasi ini dilakukan sangat hati-hati dalam proses penyelamatan (baca; baku tembak) sisa tawanan yang masih banyak agar tidak cedera.

Sementara penduduk asli setempat memilih tetap tinggal dengan jaminan keamanan dari Aparat TNI dan dukungan logistik dari Pemda Mimika.

Saat ini pasukan pengaman tetap tinggal di lokasi Pemukiman Kimberly & Utikini utk mengamankan korban dari pengaruh kelompok Separatis TPN OPM yang sebagai umpan selama ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun