Sewaktu masa lajang di Padang dulu, penulis melakukan aktivitas lari dua kali seminggu. Selain bersama teman terkadang bisa sendirian saja.
Berikut sedikit mengenang kembali secuil aktivitas penulis tentang olahraga lari ini ketika masa lajang di Padang.
Saat itu penulis melakukannya tidak saja semata untuk kebugaran dan menjaga kesehatan. Tapi secara tidak langsung mengajak warga lain terutama teman-teman penulis untuk ikut berpartisipasi dalam rangka mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Sehat.
Masih teringat di tahun 2000-an mulainya penulis concern dengan olahraga lari. Pada awalnya penulis melakukan sendirian saja. Lalu, lambat laun ada teman-teman yang akhirnya berminat juga lari bareng. Terkadang berdua saja dan di lain waktu bisa berlima.
Kota Padang di sebelah baratnya terdapat pantai dan laut, merupakan lokasi favorit dalam melakukan aktivitas olahraga, terutama lari dan jogging. Pantai dengan pemandangan yang indah tentu menarik minat pengunjung pada umumnya. Terlebih suasana sore menjelang matahari terbenam.
Tidak sedikit juga turis asing sering terlihat berlari di pantai ini. Bila hari libur terutama minggu pagi, ribuan manusia tumpah membanjiri Pantai Padang (bahasa lokalnya disebut taplaw yang artinya tapilawik = tepi laut) untuk melakukan olahraga.
Tentu sehabis berlari kita akan merasa haus dan hal ini tidak usah khawatir. Banyak pedagang yang menjual minuman, terutama kelapa muda di sepanjang pantai. Energi yang telah keluar akan segera kembali setelah minum kelapa muda sambil menikmati suasana pemandangan laut.
Tidak saja view pantai Padang yang indah. Bila ke Selatan Kota Padang, kita akan bertemu dengan jembatan Siti Nurbaya yang cantik. Dinamakan jembatan Siti Nurbaya, diangkat dari novel Siti Noerbayakarangan Marah Rusli yang terkenal itu.
Pada kesempatan lain, penulis bersama teman (berdua), pernah melakukan lari, lebih ke arah lari marathon dari Pantai Padangmenuju Teluk Bayurdan  dari Teluk Bayur menuju pusat kota kembali pulang.