Mendengar nama Medan bagi yang hobi traveling pasti teringat dengan durian dan bolu. Suatu kuliner khas alternatif yang terkenal di kota terbesar ke tiga di Indonesia.
Berpenduduk 2,2 juta lebih yang terdiri berbagai lintas etnis suku dan agama, menjadikan Kota Medan kaya akan aneka kuliner. Aneka ragam dan rasa kue bolu yang di padu dengan durian boleh dikatakan suatu iconik yang sudah terkenal di Indonesia bahkan ke mancanegara.
Salah satunya adalah kue bolu Medan Napoleon. Kue bolu ini boleh dikatakan sebagai pendatang baru tapi sudah memiliki brand nama terkenal dan tentu saja banyak peminatnya.Â
Namun sayangnya owner Medan Napoleon ini tidak ada di tempat alias sedang di luar daerah. Oleh security saya dipertemukan dengan bagian dalam untuk keperluan wawancara saya.
Kartika Dwi, nama orang yang saya jumpai. Beliau menjabat sebagai Sales Development di Medan Napoleon.
Setelah memperkenalkan diri sebagai penulis /bloger di kompasiana dan tujuan saya dalam wawancara tentang usaha kue Medan Napoleon ini, Mbak Tika panggilan akrabnya di tengah kesibukan bersedia untuk diwawancarai.
Memang sebelumnya saya melihat beliau sedang sibuk dengan urusan pekerjaan tempat dia bekerja. Surat menyurat dan hal lainnya yang menyangkut dengan usaha kuliner ini harus melewati di mejanya.
Wanita berjilbab berkulit putih ini dalam pengakuannya ternyata juga sebagai seorang member di Kompasiana, tapi sudah lama tidak aktif dikarenakan faktor kesibukan kerja.
Terakhir dia mengikuti acara nangkring bersama Kompasiana di Hotel Madani, Medan setahun yang lalu, dalam bincang-bincang awal perkenalan saya dengannya.
"Mbak Tika, Kuliner Medan Napoleon ini kapan berdirinya ?", pertanyaan awal saya.
"Berdiri sekitar satu tahun yang lalu, tepatnya 30 September 2016 oleh seorang pengusaha dari Jakarta", jawab Mbak Tika dengan ramah.Â
Lebih lanjut Mbak Tika menjelaskan, usaha Medan Napoleon ini  di rintis oleh seorang yang sudah bergerak di bidang kuliner bernama Bapak Irwansyah. Beliau juga seorang artis dari Jakarta yang  menyukai kuliner khas tiap daerah terutama sangat menyukai durian.
Usaha ini bekerjasama dengan pengusaha muda lokal Medan, Bapak Suratno, yang juga berpengalaman dalam hal kuliner khas di Medan.
Ada 9 variant rasa terbaru dalam kue bolu Medan Napoleon saat ini, yakni ; Kukis Medan Napoleon, Medan Napoleon Caramel, Medan Napoleon Tiramisu, Medan Napoleon Cheese, Medan Napoleon Great Chocolate, Medan Napoleon Durian, Medan Napoleon Extra Cheese, Medan Napoleon Greentea, dan Medan Napoleon Red Velvet.
Tentang harga, penulis lihat di baner yang terpampang dekat pintu masuk memang tidak mahal-mahal amat. Berkisar antara 50 puluh ribuan sampai 100 ribuan.
"Untuk saat ini baru ada 3 outlet /gerai, yakni yang pertama pusatnya di sini Jl. Wahid Hasyim, ke dua di Binjei, dan ke tiga di Jl. Ring Road Batang Kuis menuju Bandra Kualanamu (depan warung makan Joko Solo)", jawab Mbak Tika dengan lancar.
Mengenai jumlah karyawannya, Medan Napoleon mempekerjakan 200-an lebih karyawan. Tersebar di tiga outlet serta di bagian dapurnya yang terletak di Km 14, Dizky Jalan Raya Medan -- Binjei.
Tentang gaji yang diterima para karyawan, Mbak Tika mengatakan yang paling rendah gajinya sesuai dengan UMP Kota Medan.
Sebagai pendatang baru, Medan Napoleon telah berhasil membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga setempat. Tidak itu saja, bahan-bahan utama kue ini dan terutama durian langsung dari daerah lokal setempat.
Bolu Medan Napoleon tidak menggunakan bahan pengawet. Jadinya, kue bolu ini hanya bisa bertahan sekitar 3-4 hari saja. Dan itu masih cukup untuk membawanya  dalam perjalanan jauh ke daerah lain sebagai oleh-oleh khas dari Medan.
Tidak saja mencari nilai provit semata, Medan Napoleon juga ikut aktiv dalam kesehatan, yaitu mengadakan acara Napoleon Run 2017 bareng keluarga yang diadakan pada 27 Februari 2017 lalu.
Acara itu mendapat sambutan meriah dikalangan warga terutama para konsumen. Karena even lomba lari sehat itu selain ada hadiahnya juga dihadiri oleh artis ibukota, seperti Zakia Shungkar yang tak lain isteri dari Bapak Irwansyah selaku chief /owner Medan Napoleon.
Kue bolu Medan Napoleon yang sudah mendapat sertifikat halal ini, pada launching awalnya September tahun 2016 lalu mendapat animo yang tinggi dari konsumen. Bahkan untuk mendapatkannya harus antri.
Ketika ditanya alasannya kenapa tidak menerima kartu kredit, dengan senyum mbak Tika tidak mau menjawabnya. Ada faktor lain menurut pimpinan usaha ini yang tidak bisa dijelaskan ke publik.
Usaha yang memiliki omzet puluhan juta perhari ini juga mendapat "lirikan" dari beberapa Bank, seperti Bank BCA, BRI, Mandiri, dan BNI, dalam bentuk (promo) penggunaan mesin EDC (electronik data capture). Â Terlihat di meja gerainya beberapa alat gesek EDC dari beberapa bank tersebut.
Ketika ditanya lebih lanjut tentang kerjasama dari Bank Danamon, Mbak Tika menjawabnya, juga ada yakni dalam bentuk Giro Tabungan.
Tentang nama bolu ini memakai napoleon, mbak Tika mengarahkan saya untuk bisa di lihat lewat website medannapoleon.com atau para bloger Kota Medan yang pernah menulisnya saat launching perdana September tahun lalu.
Saya pun berpikir sendiri, ternyata Medan Napoleon juga ikut memanfaatkan para bloger yang tersebar di Kota Mean dan sekitarnya dalam rangka perkenalan promosi usaha kuliner ini. Suatu langkah yang cerdas menurut saya.
Tidak hanya itu, Medan Napoleon juga mengajak para talenta Kota Medan lainnya dalam hal membuat kreasi, yakni para youtubers Medan diajak dalam pembuatan video singkat tentang seputar bolu Medan Napoleon ini.
Hal kreasi video itu digunakan sebagai promo yang terpampang di televisi sebanyak 3 unit yang di pajang di ruangan tempat memesan kue bolu tersebut.Â
Menguitip dari salah satu bloger Kota Medan yang memiliki website windiland.com, tentang nama Napoleon ini oleh Bapak Irwansyah mengatakan, "bukan tempat, tapi nama untuk makanannya, nama kue, yang berasal dari napoleon cake".
Ya, itulah asal nama yang disematkan owner Medan Napoleon kepada kue bolu tersebut.
Kalau tambahan dari analisa saya, mungkin bisa jadi terobsesi dengan nama besar Napoleon atau lengkapnya Napoleon Bonaparte seorang panglima perang sekaligus kaisar Perancis yang pernah menguasai hampir seluruh daratan Eropa pada abad 18.
Artinya, menurut saya lagi, Medan Napoleon mungkin akan menjadi semacam "rajanya" bolu khas Medan.
Tidak berlebihan juga rasanya jika suatu saat nanti Medan Napoleon akan menjadi lebih besar dari sekarang ini, satu tahun keberadaannya.
Mereka selain ikut memberdayakan ekonomi warga lokal setempat seperti pengadaan bahan-bahan baku pembuatan bolu tersebut juga aktif dalam hal kegiatan sosial serta bekerja sama dengan para talenta lokal.
Hal itu mendapat apresiasi oleh Walikota Medan, Bapak Dzulmi Eldin pada November 2016 lalu. Walikota Medan berharap kehadiran Medan Napoleon ini menambah icon kuliner di Medan seiring Kota Medan sebagai salah satu Kota wisata kuliner yang banyak ragamnya sehingga menjadi terkenal di Indonesia.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H