Saat itu seputaran area vaginanya terasa sakit, dan memakai celana pendek dasar katun. Beberapa waktu kemudian, dia kaget dan langsung memanggil saudaranya. Karena saat mau buang air kecil, ada bercak darah di celana dalamnya.
Lanjut teman saya itu mengatakan, bahwa posisi selaput dara temannya itu mungkin saja tidak terlalu dalam letaknya. Alias lebih dekat ke rongga luar dari vagina. Entah apa istilahnya, penulis pun sudah lupa.
Jadi secara logika bisa diterima. Akibat tekanan jatuh yang kuat dan menghantam posisi selangkangan area vagina bisa jadi  faktor kuat membuat selaput dara jadi robek.
Kita bisa membayangkannya rasa sakitnya bukan ? Saat ke dua kaki mengangkang lalu jatuh menimpa pokok batang yang ada gundukkannya.
Menurut teman saya itu lagi, lain persoalannya jika posisi selaput dara agak lebih ke dalam. Kemungkinan selaput daranya bisa tetap utuh. Kejadian ini sebenarnya jarang tapi tetap ada terjadi.
Nah, bagi kaum pria yang siap menikah perlu mengetahui hal ini. Jangan sampai langsung mencap calonnya yang bukan-bukan. Keterbukaan tentang hal sensitive ini perlu diutarakan.
Sang perempuan tentu berhati-hati dalam menyampaikan ini. Bagaimana pun sampai zaman sekarang keperawanan memang dipandang hal yang sacral oleh ke dua pasangan. Terutama bagi pria yang mengagungkannya.
Dengan kejadian seperti uraian di atas apakah masih bisa di terima oleh kaum pria ?
Ini pertanyaan yang jawabannya kembali kepada pria yang siap menikah.
Tapi percayalah, jika sang perempuan tidak perawan lagi, coba utarakan dengan terbuka. Perlu juga berhati-hati menyampaikannya. Apa pun penyebabnya , tetap disampaikan. Walau awalnya pahit, toh suatu beban berat telah dikeluarkan.
Beri waktu kesempatan kepada prianya untuk memutuskan apa kira-kira hasilnya. Yang jelas kalau membangun hubungan (pacaran) sudah begitu serius ke jenjang pernikahan, dan selama ini sudah saling percaya dan paham akan kelebihan dan kekurangan masing-masing, penulis yakin sang pria akan bisa menerima apa adanya.