Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gunung Marapi, Puncak Merpati & Tugu Abel Tasman

12 Juli 2017   15:17 Diperbarui: 13 Juli 2017   11:20 7393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah sepenggal kisah dari saksi hidup yang melihat dengan mata kepala sendiri detik-detik meletusnya kawah Gunung Marapi. Semoga cerita ini bermanfaat buat generasi pendaki berikutnya. 

Tulisan ini juga sebagai rasa hormat saya kepada teman-teman penggiat di alam bebas terkhusus buat para pendaki gunung saat kejadian tragedy tersebut, terutama kepada Wing Hing Ing, Eri incek, Rum Razi, Us, Pak Jhon, Sulastri, Zal, Martha, Yanti, Jon Pieter, dan lain-lain serta kepada Petugas SAR yang datang membantu evakuasi korban Abel Tasman.

Dan saya juga berpesan kepada para pendaki gunung yang bertujuan naik ke Gunung Marapi, harap berhati-hati serta tetap mawas diri. Mengingat kapan gunung batuk / meletus kita tidak pernah tahu. 

Diminta juga untuk bisa menjaga dan memelihara Tugu Abel dari aksi perusakkan atau corat-coret. Karena TuguAbelsudah menjadi salah satu ikon di Gunung Marapiselain Puncak Merpati dan Kawah Utama.

Wassalam.

Notes :
Dokumentasi untuk pemasangan Tugu Abel Tasman, tidak bisa saya publikasikan karena masih tersimpan di rumah saya di Padang. Suatu saat nanti akan saya ceritakan kembali tentang kisah pemasangan Tugu tersebut, Insyaa Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun