Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumatera Barat dalam Membangun Budaya Sadar Bencana Lewat Peran Radio

6 Juli 2017   01:51 Diperbarui: 7 Juli 2017   05:31 1450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada era 90-an, Radio merupakan salah satu sarana media yang sangat digandrungi para kawula muda. Seperti saya pada masa itu masih remaja yang duduk di bangku SMA. 

 Era yang saat itu belum ada internet, tapi manfaat dari radio begitu besar dirasakan. Misalkan untuk berkirim-kiriman salam, pesan, puisi dan request lagu kepada teman /sahabat juga pacar membanjiri beberapa radio baik milik pemerintah maupun swasta. 

 Bisa dikatakan peranan radio sedang berada di puncaknya. Apa lagi dengan munculnya jaringan FM (Frequency Modulation) membuat fungsi radio menjadi bertambah meningkat setelah sebelumnya jaringan radio masih dalam bentuk AM (Amplitude Modulation) pada era 80-an.

 Secara fungsi, radio bisa dikatakan sebagai ; informasi, hiburan, dan edukasi (Sumber; BNPB). Jadi ketiga fungsi tersebut saling keterkaitan dalam mengisi program-program siarannya. 

 Sumatera Barat Pasca Gempa Bumi dan Tsunami Aceh.

Negeri ini pernah terhenyak dengan peristiwa pilu berupa Gempa Bumi dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004 silam. Gempa dengan skala 9,1 SR (Skala Reichter) yang disertai tsunami itu telah meluluh-lantakkan bumi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan sekitarnya. Lebih dari 200 ribu korban jiwa serta kerugian materil yang tidak sedikit akibat dari peristiwa tersebut.

 Melihat fakta demikian, kedepannya perlu ada sikap dan upaya berupa siaga bencana untuk mencegah dan / atau mengurangi tingkat resiko akibat dari bencana alam tersebut (mitigasi).  Peranan media cetak maupun elektronik seperti televisi dan radio berperan penting dalam menyampaikan informasi seputar mitigasi.

 Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi Sumatera Barat menyadari dan mempelajari akan hal itu. Pasca gempa bumi dan tsunami di Aceh, pemerintah setempat lewat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar bekerja sama dengan institusi perguruan tinggi baik dalam dan luar negeri serta dari beberapa elemen / komunitas mayarakat lainnya telah  menjalin kerja sama komunikasi dan edukasi lewat seminar dan penelitian. Termasuk juga lewat diskusi interaktif lewat Radio. 

 Seperti dengan Komunitas Siaga Tsunami (KOGAMI) Sumatera Barat, aktif memberikan penyuluhan dan edukasi tentang mitigasi bencana alam kepada warga Kota Padang dan sekitarnya. Bekerjasama dengan Pemko Padang dan BPBD Sumatera Barat. 

 Meski tidak memiliki jaringan radio, Kogami yang berkantor pusat di Kota Padang yang  didirikan 4 Juli 2005  telah memberikan andil kepada masyarakat Sumbar. 

 Dengan hadirnya komunitas ini dalam membangun masyarakat siaga bencana, beberapa stasiun radio sering mengadakan talk show diskusi interaktif dengan masyarakat. Baik radio milik pemerintah RRI maupun radio swasta seperti; Arbes Rasonia, ElKartika, dan Sushi FM. 

 Peran Radio Dalam Membangun Sadar Bencana di Kota Padang.

 Penulis teringat ketika masih tinggal di Kota Padang,beberapa stasiun radio ketika itu sekitar tahun 2007 menayangkan pesan himbauan berupa "iklan" tentang edukasi dan mitigasi bencana alam. 

 Dalam tayangnya dengan durasi kira-kira satu menit kurang, diceritakan tentang gempa bumi yang terjadi. Tak lama berselang diiringi tsunami, dan warga diperlihatkan begitu panik. Suasana begitu mencekam karena diiringi dengan angin kencang. 

 Sajian itu dikemas dalam bentuk voice audio yang seolah-olah nyata. Tak lama setelah itu muncul iklan himbauan tentang upaya menghindar dari reruntuhan gedung dan tsunami.

 Dalam jeda siarannya,iklan mitigasi bencana itu diulang beberapa kali tiap hari. Dengan tujuan agar masyarakat melek dengan informasi tentang mitigasi bencana alam. Sebagai contoh, RRI Pro-1 FM sering memutar acara tembang lawas dan diskusi interaktif. Disaat jeda, maka iklan ini disiarkan. Dengan sendirinya masyarakat dengan mudah dapat merekam atau mengingatnya. 

 Dalam diskusi interaktif di RRI Padang, para pakar menyampaikan tentang "apa dan bagaimana" gempa dan tsunami. Intinya oleh para pakar dianjurkan untuk tidak terlalu panik dan tetap berusaha mengurangi resiko bencana (disaster risk), terutama dari segi korban jiwa. 

 Penulis pun tidak ketinggalan ikut dalam acara talk show demikian. Disamping memberikan pertanyaan juga memberikan saran dan masukan kepada nara sumber.

 Acara ini pun terbukti sangat di minati oleh masyarakat. Pola program materi terbangun konstruktif -- efektif dalam hal edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat (disaster risk management).

 Dapat dilihat dari banyaknya telpon yang masuk ke meja operator. Sehingga acara tanya jawab itu dibagi dalam tiga session. Di pandu dengan dua moderator yang piawai dalam memandu acara. 

 Dengan demikian warga yang mendengar dimana saja berada bisa berperan aktif dalam memberikan pertanyaan dan sumbang saran kepada nara sumber. 

 Masih ingat di benak penulis ketika gempa bumi 7,6 SR (Skala Richter) melanda Sumatera Barat pada 30September 2009 yang lalu. Gempa ini dijuluki dengan Gempa G-30-S 2009, yang terjadi sesudah 10 hari Hari Raya IdulFitri. 

Monumen Gempa 30 September 2009 di Kota Padang. Setiap tahun Pemko Padang memperingati tragedi gempa G-30-S 2009 [sumber; www.rri.co.id]
Monumen Gempa 30 September 2009 di Kota Padang. Setiap tahun Pemko Padang memperingati tragedi gempa G-30-S 2009 [sumber; www.rri.co.id]
 Setelah gempa reda, maka warga Kota Padang tumpah ke jalan raya dan "eksodus" menuju arah Timur Kota Padang yang lebih tinggi, mengingat Kota Padang terletak di pinggir pantai sebelah Barat Sumatera. 

 Dan tak lama berselang BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Sumatera Barat sempat mengeluarkan Early Warning Tsunami (peringatan dini tsunami) melalui mobil patroli dan ORARI. 

 Warga Kota Padang saat itu memang dibuat panik. Hal ini secara manusiawi memang wajar. Kemacetan luar biasa di beberapa titik Kota Padang tidak dapat dihindari. 

 Tak lama berselangkira-kira 1 jam kemudian, Radio RRI mulai mengudara. Serta merta pihak pemerintah mencabut kembali peringatan tsunami sekaligus mengeluarkan himbauan kepada warga agar tidak terlalu panik dan tetap mengikuti instruksi dari pemerintah. 

 Gempa G-30-S 2009  itu terjadi di dalam laut dari Barat Daya Kota Padang dan dekat ke daratan. Gempa itu merupakan sumber titik yang baru, bukan dari lokasi pengulangan lama. 

 Artinya telah terjadi zona subduksi (tumbukkan) yang baru akibat sesar aktif dari Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke lempeng Eurasia. Lalu ter-subduksi lagi dengan patahan di Sumatera (patahan semangko). 

Sehingga goyangan begitu hebat dan dirasakan sampai ke negara tetangga seperti Singapura, Thailand dan Malaysia. Begitu hasil analisa dan pengamatan yang dilakukan oleh BMKG Sumbar yang disiarkan lewat Radio RRI. 

Sebelumnya tahun 2007 silam, Sumatera Barat juga pernah dilanda gempa bumi hebat. Saat menjelang memasuki bulan Ramadhan dan satu hari memasuki bulan Ramadhan. Tetapi kerusakkan bangunan dan korban jiwa tidak separah dari gempa G-30-S 2009. Tercatat korban jiwa akibat Gempa G-30-S 2009 di Sumatera Barat sekitar - / +1100 jiwa (sumber; BPBD Sumbar). 

Kampus STBA - ABA Prayoga Padang yang terdiri 3 lantai, ambruk dan menimpa beberapa mobil di bawahnya. [dok. pribadi]
Kampus STBA - ABA Prayoga Padang yang terdiri 3 lantai, ambruk dan menimpa beberapa mobil di bawahnya. [dok. pribadi]
Penulis sempat mencatat hasil dialog interaktif  ketika itu dari Radio RRI pasca Gempa G-30-S 2009 yang dirangkum dari beberapa sumber seperti dari Universitas Andalas, Kepala BPBD Sumbar, Kogami, dan LIPI, serta sedikit tambahan pengalaman penulis yang pernah bertugas jadi relawan di Aceh pasca gempa dan tsunami (Januari 2005). 

Beberapa cara/ langkah persiapan dalam Mitigasi Bencana Alam dari gempa dan tsunami adalah sebagai berikut : 

I ) Pra-Bencana.

1- Sediakan tas / ransel minimal ukuran 40 liter.

2- Masukkan barang berharga dan dokumen penting seperti surat-surat berharga dan ijazah kedalam tas tersebut dan dibungkus dengan map plastik yang kedap air.

 3- Tambahkan makanan dan minuman, seperti kacang-kacangan, coklat, roti, mie instan, air mineral, beras,kopi, teh, gula dan susu balita (jika memiliki balita). Ini bisa dikondisikan kembali sesuai kebutuhan skala keluarga. Yang perlu diingat perhatikan expire makanan dan minuman tersebut.

4- Perlengkapan masak (mini tools) seperti masting dan kompor mini. Bisa didapatkan di toko-toko perlengkapan kemping (disarankan).

5- Charger HP / powerbank.

6- Senter dan baterei cadangan.

7- P3K praktis.

8- Mantel hujan (raincoat) dan payung.

9- Sediakan plastik terpal ukuran minimal 4 x 6 beserta tali (disarankan).

10- Matras / spoon dari busa sebagai alas tidur (disarankan).

Beritahu semua anggota keluarga, bahwa jika nanti sesudah gempa reda, maka siapa saja yang dirumah atau berhasil pulang kerumah barang-barang tersebut segera diambil. Selanjutnya tentukan tempat titik bertemu atau titik evakuasi warga yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Anggap saja persiapan ini seperti pergi "kemping atau mendaki gunung". Setelah itu letakkan di tempat yang aman dalam rumah dan mudah dijangkau nantinya. Sebelum tsunami terjadi, ada jeda waktu pasca gempa sekitar 15 -- 20 menit (berkaca dari kejadian tsunami Aceh).

 II)Saat Bencana.

Saat gempa terjadi :

 1)  Bila di dalam gedung ;

      a) berlindung segera di bawah meja.

      b) hindari lift dan gunakan tangga saat turun. Pastikan kepala terlindung dengan tas

          atau buku-buku.

      c) bagi perempuan jangan menggunakan sepatu tinggi, bisa berakibat fatal sewaktu

          berlari menuruni anak tangga. Sebaiknya dilepaskan.

      d) Segera menuju tanah lapang atau titik evakuasi.

2)  Bila diluar gedung ;

     a) hindari tiang listrik dan gedung tinggi

     b) bila berkendaraan, segera hentikan kendaraan dan keluar. Cari posisi tanah yang lapang. Jangan lupa matikan kendaraan anda.

    c) hindari jalan yang retak.

    d) bagi warga berada di pinggir pantai, perhatikan ke arah laut, apakah melihat banyak burung terbang ke arah darat atau tidak. Jika ada
        melihatnya, berarti akan terjadi tsunami.

    e) segera menjauhi pantai.

 3) Sewaktu di dalam rumah;

   a) bila dalam keadaan memasak, matikan segera kompor. Jangan hiraukan masakan lezat hampir matang.

   b) matikan listrik.

   c) segera keluar dan mencari tanah lapang.

Rengkahan jalan akibat gempa bumi 7,6 SR di lintas jalan raya di Kab. Padang Pariaman (30/09/09). [dok. pribadi]
Rengkahan jalan akibat gempa bumi 7,6 SR di lintas jalan raya di Kab. Padang Pariaman (30/09/09). [dok. pribadi]
III) Sesudah Bencana.

Ada pun yang perlu dilakukan:
1) Cek jaringan telpon seluler, apakah sudah pulih atau belum. Jika belum,harap bersabar. Biasanya 2 -- 3 jam jaringan sudah pulih. Tergantung percepatan petugas menanganinya.
2) Jika jaringan pulih, hubungi anggota keluarga.
3) Ikuti terus perkembangan dan petunjuk yang disampaikan oleh pemerintah.
4) Jangan mudah terpancing isyu-isyu yang tidak jelas sumbernya.
5) Tetap tenang dan jangan mudah panik.
6) Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar diberikan petunjuk, kekuatan, serta kesabaran dalam menerima cobaan ini.

 Demikian peranan dan fungsi Radio dalam hal memberikan edukasi sadar bencana lewat diskusi interaktif ketika itu. Dan disebut-sebut oleh pengamat dan media, Sumatera Barat juga merupakan suatu contoh model terbaik di Indonesia dalam hal membangun sadar bencana lewat upaya mitigasi bencana alam serta pola penanganan korban. 

 

Wassalam.

***** 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun