Untuk mencapai lokasi ini memang sedikit butuh perjuangan berat, karena akses jalan menuju ke sini mengalami rusak berat. Jalannya boleh dikatakan hancur alias berbatu-batu. Saya pun sungguh kaget dan miris menyaksikan kondisi jalan yang rusak yang diperkirakan hamper 4-5 km dari simpang jalan besar.
Lokasi desa tersebut memang lebih dekat ke Kota Medan, berkisar lebih kurang 17 km. Dengan kata lain desa yang berada di Kecamatan Namo Rambe itu berbatasan langsung dengan Kotamadya Medan. Memiliki hasil komoditi berupa karet, sawit, dan tanaman palawija lainnya. Terletak di perbukitan yang menghubungkan Berastagi serta objek wisata seperti pemandian Si Biru-biru dan Sembahe.
Sebelum berbuka, diadakan sedikit acara seremonial berupa sepatah dua kata dari pengurus masjid serta para undangan. Mubaligh Ahmadiyah Cabang Namo Rambe, Bapak Mln. Nasrun memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara serta menyampaikan tausyiah kepada jamaah atau undangan yang hadir.
"Saya mewakili dari pengurus Ahmadiyah menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas kehadiran Kepala Desa beserta stafnya, juga tokoh-tokoh agama Islam dan agama Kristen dan Katholik dalam acara buka puasa bersama ini. Berbeda keyakinan tidak boleh jadi penghalang dalam menjalin hubungan baik sesama masyarakat", demikian kata sambutan dari Mubaligh Ahmadiyah Mln. Nasrun Aminullah Muchtar.
"Baginda Yang Mulia Nabi Besar Muhammad Saw sendiri sebagai pendiri Islam sangat toleran terhadap penganut agama lain. Beliau Saw pernah mengundang dialog orang-orang Nasrani dari suku Najran di Arab untuk masuk ke dalam masjid. Bahkan Rasulullah Saw mempersilahkan kelompok Nasrani itu beribadah menurut cara mereka di masjid".
Mln. (Maulana) Nasrun juga menekankan bahwa yang menjadi musuh kita bukanlah orang yang berbeda keyakinan dengan kita. Tetapi adalah orang yang justru membuat kerusakkan moral di masyarakat seperti peredaran narkoba, perjudian, perampokkan, korupsi, dan lain-lain ... itulah yang harus jadi common enemies (musuh bersama).
Kemudian pidato sambutan dilanjutkan oleh Kepala Desa Gunung Kelawas. Beliau mengucapkan terima kasih kepada pengurus dan anggota jamaah Ahmadiyah yang telah mengundang dalam acara buka bersama ini. Hal ini dengan sendirinya membuktikan bahwa masyarakat di Desa Gunung Kelawas ini sudah terjalin dengan baik hubungan kerukunan antar umat beragama dalam berbeda keyakinan.
"Saya senang bertukar pikiran dengan pemuda Ahmadiyah di sini. Saya sangat mngharapkan hubungan ini menciptakan sikap toleransi yang tinggi antar umat beragama dan dapat mencegah munculnya tindakan-tindakan intoleransi di masyarakat", demikian beliau menyampaikan dalam sambutannya.
Selanjutnya tokoh Pemuda dari agama Kristen Protestan, Bapak  Daniel Barus -- tokoh agama GBKP Immanuel, Deli Tua Namo Rambe juga sangat senang dan mengapresiasi acara ini. Beliau sangat bangga karena Islam dari Ahmadiyah sangat menghormati keyakinan agama lain. Jemaah Ahmadiyah juga suka tolong menolong di dalam masyarakat.