Antara anak-anak Bang Ve dengan anak saya begitu cepat terjalin keakraban. Mereka bermain di ruang tengah rumah dan ditemani sama isteri saya. Dan saya dengan Bang Ve hanya bisa tersenyum melihat tingkah bocah-bocah kami bermain. Tak ada sekat yg menghalangi rasanya bagi mereka yang masih kecil-kecil.
Meski dengan kolak ditambah dengan kurma serta teh manis hangat kami menikmati santapan berbuka puasa. Walau berbeda dalam keyakinan, toh kesan yang terasa tetap nikmat. Ini hal yang pokok kami bangun dalam skala kecil yakni dalam model arti kerukunan antar umat beragama.
Kalau boleh saya istilahkan; "meretas sekat menjalin ukhuwah lewat buka bersama dalam berbeda keyakinan". Rasanya tidak berlebihan hal ini saya ungkapkan.
Karena Islam hadir ke dunia ini juga sebagai penebar rahmat untuk sekalian alam. Tidak memandang suku-ras-agama-dan antar golongan. Dan bagi saya pribadi, mengedepankan rasa kebersamaan dalam beda keyakinan adalah merupakan suatu hal yang wajib dijaga dan dipelihara.
Dalam kenyataannya ini merupakan suatu kekuatan pilar bangsa kita yang majemuk ini. Kiranya sebagai penutup saya nukilkan ungkapan bijak di bawah ini ;
"Dia yang bukan saudaramu dalam iman adalah saudara dalam kemanusiaan" (Khalifah Ali bin Abi Thalib).
Wassalam.
*****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H