Aksi damai umat Islam Jum’at (3/12) di Tugu Lapangan Monas usai sudah. Tidak ada kegaduhan (makar) yang berarti. Meskipun ditengah hujan yang mengguyur Ibu Kota, tidak menyurutkan semangat peserta aksi damai bela Islam jilid – III ini berjalan.
Beberapa informasi yang didapatkan menyebutkan perkiraan massa yang ikut turut dalam aksi damai ini menyebutkan > ̶ 3 juta massa. Sumber lain di medsos (group FB) menyebutkan sekitar > ̶ 5 juta jiwa. Terlepas mana yang valid, tapi bisa dibayangkan bukan ..? Lautan massa putih sangat kentara mewarnai suasana aksi damai tersebut.
Boleh dikatakan jumlah massa itu sudah merupakan penduduk suatu kota yang berkelas Megapolitan. Jakarta adalah salah satu Kota Megapolitan yang penduduknya berkisar 6-7 juta jiwa. Mungkin Jadi suatu hal yang belum pernah terjadi selama ini dalam aksi demikian. Aksi damai dalam wujud doa bersama.
“Serasa seperti suasana Haji di Makkah yang memakai pakaian ihram putih-putih”, ucap Kapolri Tito Karnavian. Memang nyatanya seperti demikian. Acara yang sebelumnya disebut aksi demo Umat Islam ini berubah kata menjadi Aksi Super Damai Umat Islam jilid III. Dengan taggar #Aksisuperdamai Ummat Islam Jilid III menjadi trendingtopik. Yang inti acaranya, di isi dengan Doa-Dzikir-dan Tausyiah untuk keselamatan bangsa Indonesia ini.
Suatu hal yang lebih menarik lagi adalah hadirnya Presiden RI Joko WIdodo beserta Wakil Presiden M. Jusuf Kallabeserta menteri, Panglima TNI dan stafnya dalam aksi damai itu dengan sholat Jumat bersama di lapangan Tugu Monas. Ditengah guyuran hujan tidak menyurutkan untuk ibadah. Semata hanya untuk ibadah.
Sebelumnya pada aksi Bela Islam Jilid Dua 4-11, Jokowi infin menjumpai massa ketika itu. Tapi oleh Paspampres belum diperkenankan. Saat itu mengingat situasi dalam analisa Paspampres memang tidak memungkinkan.
Inilah hal pokok diluar prakiraan kita dan kalangan pengamat politik dalam negeri bahkan luar negeri sekalipun. Bahwasanya riskan sekali seorang Presiden akan mau menghadiri acara aksi damai tersebut. Ditambah lagi dengan factor cuaca yang kurang mendukung untuk bisa hadir oleh seorang Pejabat tinggi Negara. Dalam hal protap standar pengamanan Presiden hal itu memang tidak mungkin. Tapi, lagi-lagi berbicara soal hati nurani dan kerendahan hati seorang Jokowi bisa diterima oleh staf khusus pengamanan Presiden. Setelah sebelumnya tentu berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk memastikan keadaan aman.
Artinya, suatu momentum yang menandakan gerakan / aksi ini merupakan kebangkitan Umat Islam di Indonesia bisa diwujudkan dengan cara damai. Memang demo / aksi ini berlatar belakang dengan isyu penistaan agama atau ulama terkait Surat Almaidah ; 51 oleh Gubernur Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) ketika penyampaian program kerja di Kepulauan Seribu beberapa waktu lalu. Sehingga menjadi viral pemberitaannya di seantero negeri ini. Pada akhirnya timbul suatu aksi bersama untuk membela Islam dengan meminta pemrintah /Polri untuk menangkap segera Ahok yang telah melakukan tindakkan penistaan agama.