Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

[K - 8] Kompasiana, Yoo 'Rancak Bana'

23 Oktober 2016   23:00 Diperbarui: 24 Oktober 2016   20:26 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat judul yang saya ketengahkan, Kompasiana Yoo...  ‘rancak bana’, rancak bana dari bahasa Padang, yang artinya bisa seperti ini ; indah nian, cantik betul, atau semakin kinclong. Jadi Kompasiana itu, indah nian yang cantik betul dan semakin kinclong dalam usianya yang ke – 8 tahun .... cocok lah itu yaa...?!?

Sejak mengenal media ‘keroyokan’ Kompasiana ini pada Mei 2013, terasa banyak ilmu dan manfaatnya yang saya dapatkan. Awalnya saya disuruh oleh seorang ustadz (mubaligh) agar menyalurkan hobby menulisnya di kompasiana. Pak ustadz ini (Murtiono / Murti Sufi) juga hobby menulis. Dan beliau telah dulu mendaftar. Beliau menerangkan secara singkat tentang media warga tersebut kepada saya. Setelah itu saya berselancar di kompasiana. Yang ternyata sungguh sangat menarik bagi saya yang memiliki hobby menulis. Bahkan setelah melihat cukup lama,saya jadi banyak mendapatkan perkembangan baru dan informasi lainnya yang belum tentu ditemukan di media on line lainnya.

Meskipun saya bukanlah penulis yang aktif di kanal media warga ini, tapi tetap ada waktu untuk mengintipnya. Sekedar memberikan vote dan penilaian. Faktor X yang membuat saya tidak begitu gencar menulis. Dari puluhan artikel baru hanya 3 yang diganjar Head Line (HL) oleh admin K. Heheheh.... yaaa...karena faktor X itu tadi jadi saya kurang produktif menulis. Dan Insyaa Allah , ke depan ini akan berusaha lebih produktif lagi.

Suatu moment yang boleh dikatakan sedikit spesial bagi saya adalah ketika tulisan saya dijadikan HL oleh admin untuk yang pertama kali (Dua Negara Adi Daya "Beraksi" Di Selat Karimata ). Saya pun tidak menyangka juga tulisan singkat berupa pencarian Pesawat Air Asia QZ 8501 yang jatuh di Laut Karimata pada akhir tahun 2014 yang lalu menjadi HL. Dalam artikel itu kunjungannya hanya 300-an saja. Tapi oleh admin didapuk menjadi HL. Suatu yang gak terbayangkan sebelumnya. Ada nuansa kegembiraan yang lain yang saya rasakan dalam jiwa. Kegairahan (passion) dalam meningkatkan produk-produk tulisan mulai terasa bangkit.

Tapi yang jelas ini merupakan suatu tantangan yang saya rasakan untuk lebih giat dan aktif menulis. Memang karena faktor X itu yang membuat saya tidak maksimal dan tidak bisa membagi waktu. Dan jadinya saya semacam silent raider. Meskipun begitu, saya masih tetap berusaha menggelontorkan kata-kata lewat artikel barang satu atau dua. Meskipun rentang waktu yang cukup lama dari satu tulisan ke tulisan yang lain. Ibarat pepatah ‘biar sedikit dari pada tidak sama sekali’.

Tentu ada kesan bagi saya sejak bergabung di kompasiana ini. Kesan saya itu melihat beragam fenomena tulisan yang saya lihat di kompasiana. Bermula dari kanal bola. Ketika itu lagi hangat2nya konflik di tubuh PSSI dan boomingnya pemberitaan Timnas U-19 ketika itu, sehingga kompasianers terbagi yang pro dan kontra dan ada juga yang netral. Saking serunya perang opini demikian tidak jarang beberapa artikel kompasianers jadi HL di kanal bola. Nah, inilah yang membuat saya menjadi terkesan akan ragam opini yang terbangun. Meskipun berbeda tetap nuansa elegant ditampilkan. Dan saya pun juga bermula menulis di kompasiana ini dari kanal bola. Dikarenakan sebagai orang yang hobby bola juga tentunya...hehehheh.

*************

Berbagai ulasan tersaji dalam cita rasa wacananya di kompasiana. Dari yang mulai belajar menulis sampai pada yang pakarnya. Dari buruh, petani, pelajar,mahasiswa,pengangguran tingkat tinggi sampai ahli-ahli akademisi menyajikan beragam informasi tulisan. Banyak hal yang didapatkan disini. Belajar bagaimana mengulas tulisan ringan yang mudah, padat dan berbobot. Dan bagaimana suatu artikel jadi pemenang bisa kita lihat kepada pemenang blog competition. Tentu hal demikian membuat saya merasakan ada sesuatu yang baru dalam belajar menulis (otodidak).

Memasuki usia sewindu ini, Kompasiana sudah banyak melahirkan penulis-penulis yang hebat. Dari yang tidak dikenal dan tersembunyi, bisa menjadi terkenal. Kita menjadi tahu tentang para penulis itu. Mereka dari kalangan biasa sebelumnya. Sehingga dengan hadirnya media dari warga untuk warga ini menjadikan mereka sungguh luar biasa dalam membesarkan komunitas warga (netizen).

Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas ke P. Rote, menyajikan ulasan wacana Cakrawala Indonesia yang sesungguhnya. Pelosok-pelosok negeri yang tidak terjamah dan tersembunyi muncul dalam bentuk pesona Indonesia yang nantinya bisa dijadikan referensi bagi traveler. Mungkin tidak sedikit juga bisa digarap sebagai film-film dokumenter.

Ibarat usia “anak-anak” sudah memasuki fase usia emas pada masanya. Dimana pada usia emas ini bisa kita lihat pada perkembangan anak-anak. Yakni banyak hal dan ide kreatif yang dibangunnya. Rasa penasaran dan keingintahuan besar anak-anak bisa kita kenali. Mereka lincah bermain dengan ide kreatifnya. Disinilah suatu masa anak-anak memiliki bakat-bakatnya yang tersembunyi bila dibina dan diarahkan dengan telaten akan melahirkan daya cipta kreatif anak-anak bangsa yang berdaya guna bagi kemasylahatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Kompasiana dalam usia 8 tahun ini pun telah banyak melahirkan bakat-bakat yang tersembunyi di pelosok-pelosok negeri kita. Dari yang amatir telah menjadikannya penulis yang handal. Tidak sedikit dari mereka menjadi the best writer.Yang mana karya-karya mereka sudah ada yang dijadikan buku oleh Kompasiana.

“Prestasi akan berbuah bila dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan passion”.

Menjadi penulis itu memang tidak harus dengan basic pendidikan sastra atau ilmu sosial dan komunikasi, kata seorang kompasianers yakni sang ‘Bapak Kehidupan’ , Bapak Tjiptadinata Effendi yang sudah sepuh di kompasiana ini. Karena setiap orang tentu punya bakat-bakat alaminya yang bila diasah terus tentu akan menghasilkan karya yang bermutu. Inilah yang saya rasakan dan temukan di Kompasiana. Di kanal media warga ini kita bisa saling belajar dengan mudah. Mulai dari gaya penulisan serta karakter penulis dari tulisan itu sendiri.

Memang ada juga ‘perang’ opini di kanal ini. Tapi tidaklah berlanjut dengan tos-tosan....heheheh. Meskipun demikian, perang opini tetaplah perang opini. Justru inilah yang membuat kita menjadi lebih dewasa serta contoh yang baik. Justru itu juga tang membuatnya jadi besar. Opini dibalas opini. Bisa kita temukan di kanal bola atau di kanal lainnya. Seorang penulis tentu sudah mengetahui tentang etika menanggapi suatu artikelnya. Justru disini juga kita mengetahui kiat-kiat dalam membangun opini serta menanggapinya.

Disamping itu tentu ada juga artikel yang tidak layak tayang. Oleh admin K, hal ini bisa merusak cita rasa pembacanya. Tentu ada kriterianya, seperti tulisan yang tidak mengandung porno aksi dan/atau unsur sara yang bisa memicu keributan baik di dunia maya maupun dunia nyata.

Inilah kompasiana nyatanya. Beragam suku,agama, ras, dan antar golongan (sara) hadir mewarnai nusantara kita. Beragam pesona ini telah menjadikannya suatu kanal “bak mutu manikam” menyinari bumi nusantara dari pelosok-pelosok negeri yang kita diami. Baik itu dalam bentuk artikel lepas maupun dalam bentuk lomba penulisan artike (blog competition).

Para reporter dan/atau media Tv, cetak maupun on line lainnya tidak sedikit mengambil referensi beritanya dari Kompasiana. Artinya, Kompasiana sudah dijadikan salah satu acuan referensi berita seperti pada provider media lainnya. Bahkan Kompasiana disebut juga sebagai media warga terbesar di Asean yang membuat negara-negara tetangga menjadi iri melihat kebebasan menyampaikan pendapat di negara Indonesia ini.

“Kompasiana yo Rancak Bana “, dalam menyajikan berita yang belum tersentuh oleh yang lain

Tidak sedikit juga Kompasianers yang berada di luar negeri ikut membantu up date beritanya tentang luar negeri. Hal ini memudahkan Kners yang hobby traveler mengetahui tentang apa dan bagaimana seluk beluk negeri orang. Sehingga akan memudahkan para travelers dalam mencari info tambahan lainnya.

Meskipun saya belum pernah hadir pada acara Kompasianival yang diselenggarakan tiap tahun, tapi saya bisa ikut merasakan suasana kemeriahan dan kegembiraan yang tersaji di dalam reportase Kners. Yaa...di satu sisi jujur saja, ada nuansa antara sedih dan haru berbaur jadi satu yang menghinggapi jiwa saya. Haru sedih karena tidak bisa hadir. Gembira, karena acaranya termasuk yang unik dan indah dalam keberagaman Indonesia. Tentu saya berharap suatu saat atau tahun depan akan berusaha menghadirinya. Dan tentu pula akan ikut sharing and connecting nantinya.

Yaaah...fakta tersaji dengan ragam budayanya, ragam suku dan agamanya, ragam latar pendidikannya, telah menjadikan Kompasiana suatu power yang membawa bangsa dan negara ini menjadi bangsa yang melek menulis. Yang memajukan martabat dan peradaban bangsa. Meskipun berbeda-beda tetap dalam kesatuan bingkai NKRI.

Tercatat lebih dari 300 ribu members dan jutaan artikel yang telah melintas di Kompasiana. Karya-karya lewat jari- jemari mereka telah banyak menginspirasi masyarakat untuk berbuat sesuatu. Karya-karya pengalaman hidup, maupun ide-ide / inovasi sesuatu hal bisa kita temukan dengan mudah di Kompasiana. Mungkin saja dari kalangan intelijen negara kita mencari sesuatu hal  sebagai penunjang pekerjaannya ...? E..eh..eehhehehe..... kok sampai kesitu ya...., tapi bisa jadi lhoo. Tapi gak usah khawatir deeh....kita-kita Kners ini adalah netizen warga indonesia yang dijamin kebebasan pendapatnya oleh negara. Tentu yang bermartabat dan bertanggung jawab, bukan ...? Karena lagi-lagi nyatanya Kompasiana itu memang Rancak Bana untuk semua lapisan masyarakat. Sehingga pihak istana negara pun menyediakan tim untuk memantaunya....hehehehe... tentu saja mencari refensi buat blusukkan Presiden Jokowi bukan...?!?

Inilah kesan-kesan yang penulis dapatkan selama hadir di kompasiana.
 Akhirul kalam, dari lubuk hati yang paling dalam saya, Firdaus, mengucapkan : “HAPPY MILAD KOMPASIANA YANG KE - 8 ( 22 Oktober 2008 – 22 Oktober 2016)”.

Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan kekuatan dan petunjuk serta kemudahan lainnya kepada admin dan member Kners dalam membangun masyarakat menuju negeri yang baldatun thoiyyibatun wa Rabbun Ghafur. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.

Sumber ; kompasianer medan (komed)
Sumber ; kompasianer medan (komed)
Medan, 23 Oktober 2016
Wassalam

Firdaus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun