[caption id="attachment_347056" align="aligncenter" width="300" caption="(Aksi Evan Dimas saaat melewat hadangan bek Uzbekistan, Sumber foto ; bola.net)"][/caption]
Berbagai ragam analisa kekalahan Skuad Garuda Jaya U-19 telah sama2 kita baca di portal2 media online serta kanal bola kompasian yg kita cintai ini. Kebobolan goal cepat dalam waktu 5 menit memang murni kesalahan pemain belakang yg telat mengurung peregrakkan lawan sehingga dgn mudah melahirkan gol.
Ya, 30 menit babak pertama U-19 dibawah tekanan dan belum bisa membangun systematis serangan yg baik. Baru setelahnya itu anak2 asuh Indra Sjafri bisa keluar dari tekanan. Disinilah saya melihat bhwa Timnas sebenarnya bisa membalas gol dgn memperkecil ketinggalan. Melihat pertahanan bek2 Uzbekistan tdk terlalu tangguh dan bisa dilewati oleh Ilham Udin armaiyn beberapa kali. Tapi sayang, tdk bisa dimaksimalkan dgn baik kesempatan yg ada.
[caption id="attachment_347057" align="aligncenter" width="560" caption="( Gol balasan oleh Paolo Sitanggang dari jarak jauh, sumber foto : bola.net)"]
Pola alur serangan Uzbekistan lebih terlihat tdk terburu2 klw tdk dikatakan masih ragu bermain dgn cepat. Lini tengahnya, memang oke, tapi mudah jg dihalau kmbali. Uzbekistan sendiri pun jg bermain dgn sangat hati2 jg saya saksikan. Gol2 mudahnya itu bukan hasil dari open play bagus, kecuali gol ke tiga. Itu diakui gol yg bagus.
Saat adu sprint pun kelihatan pemain bek2 Uzbek kewalahan dgn penetrasi Ilham. Serangan yg sudah mulai dibangun Timnas sebenarnya sudah membuat panik pertahanan lawan. Hanya sja momentum nya sering terlambat atw terburu2. Ini membuktikan bhwa Timnas bisa menusuk dari kiri-kanan pertahanan lawan. Lagi2 pergerakkan tanpa bola sangat kurang dilakukan Timnas, sehingga crossing2 lambung sering jg tdk maksimal. Apakh bola terlalu cepat meluncur atau pemain yg telat masuk...? (kedua2nya bisa iya).
Di babak ke dua U-19 tampil tambah menggigit lagi setelah Paolo Sitanggang dimasukkan dan bisa membuat gol indah yg banyak mendapat pujian. Melihat skema bermain sudah berkembang dan penguasaan bola sudah bisa, harusnya betul2 dimaksimalkan dgn baik. Bek2 Uzbekisatan pun dibuat kelabakan akibat penetrasi Ilham yg bertubi2. Lagi2 tdk bisa membuahkan hasil. Pergerakkan tanpa bola dari Timnas U-19 sangat jarang terlihat bahkan nyaris tdk ada. Ini yg tdk dilakukan oleh anak2 U-19. Termasuk dgn tendangan dari luar kotak pinalti pun jg jarang dilakukan, kecuali tendangan jauh Paolo Sitanggang yg membuahkan gol.
Faktanya, U-19 Uzbekistan pun bermain boleh dikatakan pola serangannya tdk begitu apik alias biasa saja. Mereka bermain tdk seperti yg kita bayangkan dgn bermain cepat dgn umpan2 lambung.
Sewaktu memasuki kotak pinalti Timnas, umpan2 crossing sering dimainkan yg terkadang jg salah arah atw melambung jauh. Apakah ini strategi yg sengaja disimpan utk mengelabui lawan2 berikutnya.....?? Itu hanya rahasia pelatihnya.
Dan sebenarnya Timnas U-19 Garuda Jaya harus lebih jeli lagi memanfaatkan kelemahan Uzbekistan yakni dgn bermain cepat dari kaki ke kaki seperti saat AFF dan mengalahkan Korsel. Dgn cara beginilah tim2 lawan yg memiliki postur tnggi besar bisa dihadang dn dikalahkan. Bukankah sewaktu lawatan ke Spanyol dulu sudah merasakan bagaimana bermain cepat dgn lawan Klub2 papan atas Spanyol...?? Sedikit banyaknya Timnas U-19 bisa menerapkan ala permainann seperti itu. Kenapa jadi lupa dan bahkan "grogi" saat awal bermain ??
Ok, di dua sisa pertandingan Timnas betul2 membuktikan bhwa kalian itu memang BISA mengalahkannya. Dgn mengetahui kelemahan bermain saat kalah dari Uzbek dgn skor 3-1, diharapkan tampilah bermain dgn semangat militan yg tinggi dn tdk kenal takut. Yg jelas prediksi saya akan banyak kejutan di Piala AFC U-19 Myanmar ini.
[caption id="attachment_347059" align="aligncenter" width="296" caption="(Selebrasi sujud syukur Timnas U-19 saat Piala AFF 2013 akankah terulang kembali di Myanmar ? Sumber foto; viva.co.id)"]
Semoga Skuad Garuda Jaya bisa menghempaskan sisa dua lawan kalian (Aussie dan UEA).
MAri tetap kita dukung Timnas Garuda Jaya U-19 ini apa pun ceritanya nanti. Mereka adalah tetap aset2 bangsa yg dijaga dan dihargai. Dan mereka jg adalah aset emas ke depannya nanti. Terutama ASian Games ke 18 di Indonesia thn 2018.