Hati kita, barangkali hanya dipersiapkan untuk menerima segala sesuatu yang bersesuaian dengan kehendak kita.
Puja puji orang lain.
"Sendal kamu bagus"
"Warna bajunya pas banget sama tasnya fashionable"
"Wah pengen banget deh kaya kamu buka cabang usaha lagi"
"Aku pengen jadi kamu yang apa-apa dibeli gak pake liat label harga dulu"
Dan segala macamnya.
Tanpa sadar, ego telah melambung tinggi dan merasa semua capaian ini adalah seratus persen kendali kita. Kita mengusahakan semua ini dengan jerih payah yang dilakukan siang malam dan akhirnya pantas untuk mendapatkannya.
Termasuk, semua pujian itu. We think, we deserve it.
Tanpa sadar, ada sesuatu yang terlupa. Kita lupa mempersiapkan mengimbangi ego kita dengan hal-hal yang datang secara tidak baik-baik. Hal-hal yang kesesuaiannya berada diluar kehendak kita.
Kita lalu kecewa. Amat dan sangat.
Cercaan dan kejulidan orang lain. Perlakuan yang tidak kita inginkan. Beberapa peristiwa keadilan yang tidak kita dapat di saat orang lain mendapatkannya. Beberapa episode pertanyaan kenapa orang-orang bisa seberuntung itu dan kita tidak seperti mereka.
Kita masih kecewa.
Segala hal yang membuat kita tidak senang. Setiap malam kepikiran sampai terbawa mimpi. Kok bisa hidupku gini amat ya. Kita sampai berkata seperti itu.
Kalo gitu boleh sesekali kita berpikir seperti ini?