Mohon tunggu...
Febry Sitorus
Febry Sitorus Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bertahan hidup dengan idealisme... Menahan Lapar dengan Melupakan Idealisme..

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mulai dari Tublek Blek di GBK, Parkiran Rp.10 Ribu, Hingga Ketua RT yang Menolak Penggunaan Aplikasi Qlue yang dipecat AHOK

30 Mei 2016   15:10 Diperbarui: 30 Mei 2016   15:15 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA Tadi malam 29 Mei 2016 mungkin sudah banyak yang tau bahwa di GBK ada beberapa event yang digelar sejak hari sabtu,29 mei 2016. Event yang saya tau sebenarnya hanya MARKAS, yaitu yang diselenggarakan oleh KASKUS. Apa daya niat hati ingin pergi, kaki ini malas beranjak.

Minggu sore sang pacar whatsap, ternyata minta untuk ditemani ke Pameran di GBK, katanya ada pameran otomotif. Berhubung dia lagi sibuk-sibuk modifikasi dan lumayan malam senen ga bengong di kosan. OKE, jawaban singkat cepat meluncur balas whatsap nya.

Ternyata jam 8 lebih dia baru sampai depan kosan, langsung buru2 ganti baju berhubung orangnya ga sabaran untuk nunggu.  Setibanya di pintu masuk area  kami diberikan karcis parker RESMI yang keluar dari Mesin RESMI dengan hitungan per jam. Setelah berjalan pelan-pelan dengan motor nya, akhirnya ketemu juga tempat Pameran Otomotif nya.  Kami memilih parker persis diparkir pintu masuk BCA Indonesia Open, dari situ kami berjalan mencari pintu masuk ke Tumplak Blek, nama yang digunakan untuk acara pameran otomotifnya. Saat itu saudah jam 9 malam. Setelah sampai ditempat pembelian tiket, kami sempat Tanya pameran akan buka sampai jam berapa, ternyata hanay sampai jam 10.Yasudahlah, lumayan 1,5 jam.

Setelah beli tiket, kami masuk kedalam Pameran, Panggung sudah dimeriahkan dengan band-band rock musisi tanah air, kurang papahm juga apakah itu indi atau sudah dinaungi label tertentu karena kebetulan music hardcore bukan yang menjadi favorit kami.

Kami berjalan lurus mengitari pameran, sayang sudah banyak yang tutup. Tapi demi kesayangan kita puter-puter aja dulu. Lumayan barang-barang yang dipajang unik-unik, dan harga nya memang harga untuk para pe-hobbyotomotif kelas tertentu. Seperti sparepart untuk Land Rover, Mobil Tua, Motor Cross, dan yang lebih unik adalah ada TV dan Mesin Jait Tua tahun 80-an. Bahkan ada kereta bayi yang sangat klasik dan mungkin akan terkesan horror jika digunakan di jaman ini. Sisanya tidak lupa dihiasi dengan penjualan Kaos dan Sepatu juga mobil-mobil an koleksi dan beberapa action figure.Tak kalah menarik juga beberapa mobil Tua dan Unik jadi pemuas mata bagi para penikmat yang datang hari itu.

Tidak terasa walaupun kaki pegel, akhirnya diajak pulang juga. Kami berangkat menuju tempat parkiran persis didepan pintu parkir BCA Indonesia OPEN, dengan sigap seorang penjaga parkir dengan bau mulut beraroma alkohol menghampiri dan menanyakan, mau keluar ya mba ? Iya. Kemudian saya kasi uang Rp.2000 seperti parkir dadakan yang suka muncul di Indomart dan Alfamart, sang penjaga berusaha menelisik jumlah uang dalam gelap. Rp.10.000 mbak. Hahhhhh, saya kaget dalam hati tapi tetap dengan wajah lempeng seperti biasa, saya ambil dari dompet dan keluarkan uang Rp.5000 dua lembar.

Dalam hati saya sempat berpikir, seberapa banyak uang yang mereka mau kumpulkan ? Apakah harus sampai Rp.10.000 per motor ? tidak mungkin dalam satu hari hanya 200 Motor, saya yakin setidaknya 500 motor bahkan mungkin 1000. Kemudian 500*10.000 : sudah 5 juta rupiah, dan itu saya rasa event bukan 1 hari, setidaknya berarti hanya dari parkiran mereka bisa mengantongi 10 juta rupiah.

Sambil tetap bertanya dalam hati, kami sampai pada pintu keluar parkir bermesin. Ternyata dari hitungan mesin, akmi harus membayar Rp.5000 rupiah, oke tapi setidaknya itu resmi. Berartiu Rp.15rb rupiah hanya untuk parkir hari ini, bisa dapat nasi padang sebungkus untuk anak kosan.

Dalam hati, saya masi tetap bertanya-tanya, Kemanakah uang itu pergi ? Apakah kepada penyelenggara event ? Mungkin saya butuh klarifikasi sebenarnya dari pihak penyelenggara Event, lalu buat apa ada karcis parkir bermesin ? Seandainya pun sebagai ucapan terimakasih dari kami bagi penjaga parkir didekat motor kami, sepertinya 10.000 cukup berlebihan. Jika kami harus berterimakasih pada penjaga parkir kami sebesar itu, lalu untuk apa Rp.5000 yang kami keluarkan sesuai karcis parkir yang keluar dari mesin ? Kemanakah uang-uang itu pergi ?

Uniknya, keesokan harinya saat saya sedang browsing mengenai berita terbaru, saya secara tidak sengaja membaca artikel terkait pemecatan ketua RT di area Tanah Abang oleh Ahok (begitu kira-kira judl artikelnya) setelah saya baca-baca beberapa link terkait, ternyata ketua RT diminta untuk mundur oleh Lurah dikarenakan menolak penggunaan Aplikasi QLue yang dianggap dapat mengukur efektivitas Kinerja para RT dan RW. Di artikel terkait lainnya ditulis, bahwa keributan itu bukan tentang Aplikasi Qlue, tetapi para Ketua RT/RW merasa wilayah Lapak mereka telah diganggu oleh Ahok. Lapak apakah yang diganggu ? Ternyata salah satunya juga terkait dengan lahan Parkir, Nahhhhhhhhhh, inbi yang mengganggu pikiran saya tadi malam. Ternyata ini juga mengungkit tentang parkir liar yang sering ada dijalanan, dan kini telah diambil alih oleh Pemerintah. Dugaan yang diungkapkan adalah pernyataan yang bersifat pertanyaan, Kemana para tukang parkir liar menyetorkan uangnya ? Karena semenjan BI mengeluarkan pecahan Rp.2000 rupiah seolah mengisyaratkan batas minimum bayar parkir liar adalah Rp.2000. Ohmygossshhh, please Bank Indonesia tolong jangan keluarkan nominal uang 3000.

Akhirnya setelah membaca artikel tersebut, saya terinspirasi untuk ikut menuangkan kegelisahan ini dalam sebuah tulisan. Memang mungkin sudah seharusnya semua itu ada yang menangani secara resmi, agar uang yang keluar masuk dapat terorganisir dengan baik dan bukan oleh Mafia-mafia tertentu yang mungkin menghabiskan uang hanya untuk alcohol dan benda-benda tak berguna lainnya. Demikian kiranya pendapat saya. Sekian dan Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun