Mohon tunggu...
Fransiskus Sandyawan
Fransiskus Sandyawan Mohon Tunggu... Guru - Guru Sekolah

Seorang guru dan juga seorang murid dengan prinsip -Aku tau karena aku tidak tahu-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Cybertheology", Gereja Berteologi di Era Digital

17 Maret 2024   13:47 Diperbarui: 17 Maret 2024   19:30 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[8] Antonio Spadaro, Cybertheology: Thinking Christianity in the Era of the Internet.Hlm.14 Conversion is thus the redemption of incommunicability

[9] Antonio Spadaro Cybertheology: Thinking Christianity in the Era of the Internet, hlm 3. Determines a style of thought, creating new territories and new types of education, contributing also to the defi nition of a new way to stimulate the intelligence and to tighten relationships.

[10]Antonio Spadaro, Cybertheology: Thinking Christianity in the Era of the Internet, hlm. 2 "It is a space for humans, a space that is populated by human beings. It no longer has a context that is anonymous and aseptic, but has a scope that is anthropologically qualified"

[11] C.B Putranto, Rambahlah Benua Digital: Dorongan Pimpinan Gereja tentang internet, Makalah Pertemuan Kateketik antarkeuskupan se-Indonesia ke X, 10-16 September 2012, hlm 4.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun