Mohon tunggu...
Frysca Amanda Putri
Frysca Amanda Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Globalisasi Penyebab Tergelincirnya Budaya Daerah

8 Desember 2021   12:16 Diperbarui: 8 Desember 2021   12:39 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Globalisasi merupakan pintu untuk menjelajahi dunia luar, adannya globalisasi membawa pengaruh yang sangat besar bagi suatu negara termasuk Indonesia. 

Dengan adannya Globalisasi setiap manusia tidak bisa menolak bahkan suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, senang atau tidak senang setiap manusia harus bisa menerima pengaruh dari adannya Globalisasi karena secara perlahan, Globalisasi ini akan masuk dengan sendirinnya kedalam kehidupan masyarakat. 

Adannya globalisasi memberikan dampak bagi kehidupan masyarakat, tidak semata-mata dengan adannya Globalisasi memberikan dampak positif tapi dengan adannya Globalisasi memberikan dampak negatif. 

Misalnya dampak negatif dari Globalisasi munculnnya berbagai masalah dalam bidang kebudayaan, hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme, hilangnya rasa kebersamaan dan gotong royong, hilangannya kepercayaan diri serta gaya kehidup yang tidak sesuai dengan adat istiadat bangsa Indonesia. 

Persoalan yang muncul merupakan masalah terhadap eksistensi terhadap kebudayaan daerah, terjadinnya penurunan rasa cinta terhadap kebudayaan yang merupakan jati diri suatu bangsa, terjadinnya akulturasi budaya yang selanjutnnya berkembang menjadi budaya masa, dan terjadinnya erosi nilai-nilai budaya. 

Oleh sebab itu perlulah adannya penyaringan atau bahkan untuk membatasi lingkup globalisasi yang mana yang harus diterapkan dan yang mana yang harus di tolak.

Banyaknnya kebudayaan Indonesia yang luntur diakibatkan oleh globalisasi adalah karena canggihnya teknologi saat ini membuat masyarakat lebih sering menonton tv dan menatap gawainya setiap hari bukan hanya orang tua, anak-anakpun pada saat ini sudah terbiasa menatap gawai setiap hari, hal tersebut membuat banyaknya kesenian tradisional yang lenyap karena sudah tidak ada lagi yang menontonya. 

Salah satunya seperti pertunjukan kesenian ludruk, ketoprak, wayang kulit dan wayang orang, dsb. Padahal di dalam kesenian tersebut terdapat banyak pesan- pesan moral yang perlu di perhatikan dan dijaga supaya tidak hilang. Masalah lainnya muncul ketika pudarnya generasi muda zaman sekarang dalam memainkan permainan daerah yang ada di Indonesia. 

Zaman dahulu permainan anak-anak itu seperti bermain layang-layang, bermain congklak, bermain kelereng dan lain sebagainya sudah hilang tergantikan dengan kemajuan teknologi sehingga anak-anak zaman sekarang menjadi individualis dan materialistis. 

Bukan hanya itu, remaja zaman sekarang lebih cinta terhadap kebudaya asing yang dianggap oleh para remaja lebih kekinian seperti K-Pop (Korean Pop), budaya barat, bahkan hingga menari tarian modern (modern dance) dari pada tarian tradisional. 

Ini menjadi permasalah yang serius jika terus dibiarkan dalam jangka waktu yang panjang. Berbeda dengan negara Tiongkok, Jepang dan Korea ketiga negara Asia bagian Timur ini masih kuat dalam memertahankan budayanya. Ketiga negara tersebut merupakan negara maju tetapi ketiga negara tersebut tidak sampai melupakan nilai-nilai budaya lokal di negaranya bahkan mereka selalu membawa dalam diri masyarakatnya.

Penyebab utama tergelincirnnya budaya Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap budaya lokal, kurangnya pembelajaran budaya sehingga dampaknya remaja Indonesia kehilangan jati diri sebagai rakyat Indonesia yang memegang teguh budaya Indonesia.

Sudah ada beberapa kasus bahwa budaya Indonesia sering dicuri dan diakui oleh negara lain karena ketidak pedulian generasi penerus. 

Tetapi masyarakat Indonesia kini sudah banyak meninggalkan nilai-nilai tersebut, padahal inilah identitas budaya Indonesia. Jangan sampai bangsa Indonesia terjebak oleh budaya asing bukan hanya kebudayaan Indonesia tetapi cara berbicara masyarakat pun sudah mulai terjajah. 

Banyak generasi muda yang lancar berbahasa inggris atau bahasa luar lainnya tetapi mengapa para generasi muda sekarang banyak yang tidak tahu bahkan tidak bisa berbicara bahasa daerah sendiri.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mempertahankan budaya- budaya tersebut, salah satunya dengan cara pemerintah mengadakan lomba musiman dengan tema kebudayaan dan megadakan pertunjukan-pertunjukan kesenian seperti wayang golek, wayang kulit, dsb. 

Bukan hanya itu ada cara lain untuk bisa melestarikan kebudayaan daerah yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Misalnnya dengan cara memiliki antusias yang tinggi terhadap budaya Indonesia dengan bergabung di salah satu sanggar khusus kebudayaan Indonesia, menampilkan seperti apa kebudayaan kita dengan menarikan tarian-tarian tradisional Indonesia, memperkenalkan kepada dunia tentang asyik nya mempelajari kebudayaan Indonesia, salah satunya melalui jejaring sosial, dll,  menunjukkan rasa ketertarikan yang tinggi terhadap kebudayaan Indonesia di depan negara lain. 

Cara mempertahankan aspek social budaya Indonesia sebagai identitas bangsa yaitu  dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. 

Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. 

Sebagai generasi muda yang berarti merupakan pewaris budaya bangsa, maka kita harus memelihara seni budaya bangsa yang sangat mahal. Globalisasi memang memudahkan manusia dalam berkehidupan, namun eksistensi budaya Indonesia, budaya daerah harus tetap dipertahankan.

Referensi : 

Susanti, Dewi Ira, 2019. Memudarnya Nasionalisme Di Kalangan Masyarakat     Indonesia. Jakarta.

Sri Suneki. 2012. Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah. Jurnal ilmiah CIVIS Volume II, No.1, Januari 201

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun