Mohon tunggu...
rudin
rudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tertarik pada seni dan sastra

sepertinya aku sudah tak ada waktu lagi.\r\ntapi untuk berubah aku belum terlambat.\r\nsemua terasa sangat menghimpit.\r\ndan harus bergerak bebas. (eksistensialisme)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanpamu

27 April 2022   19:23 Diperbarui: 27 April 2022   19:25 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mata yang pernah melihatmu
Kini hanyalah kota mati tanpa kesibukan

Telinga yang selalu mendengar suaramu
Kini hanyalah sungai kering bebatuan

Mulut yang dulu menjadi pacuan
Kini hanyalah kuda tanpa cambukan

Tangan yang menggenggammu
Kini hanyalah tumpukan buku-buku berdebu

Kaki yang melangkah bersama
Kini hanyalah besi rel tanpa derit kereta

Tubuh yang pernah menjadi pelukan
Kini hanyalah penjara tanpa tawanan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun