Pengantar   Â
      Tidak ada seorang manusiapun yang bebas dari penderitaan, walaupun bentuk dan kadarnya berbeda-beda bagi masing-masing orang. Dalam kehidupan dewasa ini yang selalu saja diselimuti dengan pelbagai masalah dan penderitaan, terdapat salah satu permasalahan serius yang sedang dihadapi manusia yakni permasalahan yang berhubungan dengan rendahnya kadar apresiasi manusia atas nilai-nilai kehidupan. Hal ini begitu nampak dalam aksi bunuh diri yang sangat marak terjadi sebagai salah satu model perilaku penyimpangan atas nilai dan makna hidup dari keseluruhan eksistensi hidup manusia.
      Fenomena bunuh diri yang terjadi sejatinya merujuk pada perbuatan memusnahkan diri karena berhadapan dengan suatu perkara yang dianggap tidak bisa ditangani. Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dengan itu dapat mengakhiri suatu proses kehidupan manusia. Aksi-aksi bunuh diri yang terjadi hingga saat ini menampakkan efek dari keterbatasan manusia tentang dirinya, makna hidup dan relasinya dengan orang lain. Manusia seringkali memiliki pemahaman yang keliru tentang berbagai persoalan hidup yang dialami. Bagi manusia, persoalan hidup yang dialaminya seakan-akan menjadi sebuah masalah yang begitu berat dan tidak bisa teratasi yang lebih jauh dapat membuat manusia sendiri merasa cemas, gelisah, putus asa, kecewa, stres dan depresi bahkan sampai mengarahkan pikirannya pada tindakan bunuh diri.
     Organisasi Kesehatan Dunia/WHO (World Health Organization)  mencatat setiap 40 detik, satu orang di suatu tempat di dunia meninggal karena bunuh diri. Jika melihat angkanya, lebih dari 800 ribu orang meninggal karena bunuh diri setiap tahun. Indonesia berada di urutan ke-114 dari seluruh negara di dunia dengan angka kematian tertinggi akibat bunuh diri. Laporan Bank Dunia menunjukkan, tingkat bunuh diri di Indonesia mencapai 2,4 per 100 ribu penduduk. Artinya, terdapat  dua orang yang melakukan bunuh diri dari setiap 100 ribu penduduk di Indonesia. Rasio ini cenderung stabil sejak 2014 hingga 2019. Sedangkan menurut data kepolisian di Indonesia, pada tahun 2020 dilaporkan terdapat 671 orang yang melakukan tindakan bunuh diri dan dari data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2021 mencatat, terdapat total 5.787 kasus bunuh diri dan percobaan bunuh diri.
     Perilaku bunuh diri tidak terbatas oleh budaya, kelas sosial, gender, atau etnisitas tertentu. Fenomena ini terjadi di seluruh dunia. Dalam koridor pemahaman ini dapat diamati bahwa aksi-aksi nekat bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini tidak hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa, tetapi juga oleh sebagian remaja yang tampaknya menjadikan bunuh diri sebagai sebuah alternatif utama yang dipilih untuk mengatasi pelbagai masalah kehidupan.
Sekilas tentang Bunuh DiriÂ
      Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan bunuh diri sebagai tindakan sengaja mematikan diri sendiri. Secara Etimologi bunuh diri (suicide) dapat didefinisikan sebagai upaya seseorang untuk menghilangkan nyawanya sendiri dengan sengaja. Kata suicide berasal dari kata Latin sai  yang berarti diri (self), dan kata ceadere yang berarti membunuh (to kill). Bunuh diri adalah usaha menghilangkan nyawa sendiri secara aktif atau pun dengan diam diri yang dapat menyebabkan kematian. Bunuh diri merupakan sebuah tindakan bebas yang dilakukan atas suatu keputusan dan pilihan pribadi dengan berbagai pertimbangan walaupun tidak matang dan salah. Bunuh diri merupakan pembunuhan langsung diri sendiri berdasarkan otoritas sendiri. Bunuh diri dalam hal ini juga berarti orang atau subyek sendiri yang dengan tahu dan mau mematikan dirinya sendiri tanpa ada campur tangan dari pihak lain atau dari otoritas luar.
Faktor Penyebab Bunuh DiriÂ
- Faktor Psikologis
      Keadaan psikologis yang kurang stabil dalam diri seorang individu dapat mengakibatkan lahirnya ide atau gagasan untuk melakukan bunuh diri. Ide bunuh diri ini muncul karena adanya berbagai macam persoalan dan tekanan dalam hidup seorang individu, baik itu tekanan sosial, ekonomi, budaya, politik  dan sebagainya. Terdapat dua faktor psikologis yang menyebabkan terjadinya aksi bunuh diri:
1. Depresi
Depresi menjadi salah satu faktor yang paling dominan dalam tindakan bunuh diri. Depresi adalah salah satu kondisi emosional yang ditandai dengan keputusasaan, kegelisahan, perasaan bersalah dan tak berguna, isolasi diri, susah tidur, dan hilangnya semangat terhadap aktivitas yang sering dilakukan. Depresi sering kali terjadi karena ketidakmampuan seseorang dalam menanggapi serta mengatasi persoalan dalam hidupnya. Persoalan-persoalan tersebut misalnya disebabkan oleh faktor keluarga yang tidak harmonis, ditolak dalam lingkungan sosial teman sebaya, menjadi korban buli dari teman-teman dalam lingkungan sekolah, persoalan cinta dan sebagain.