*Teruntukmu saja..#
Alina, sekian lama puisiku memeluk sunyi
beberapa diantaranya rapuh kubiarkan pergi
dengan syarat; nanti harus kembali
ada juga sajaku yang hampir mati
kurus tak terurus patah dalam sepi
menampik sunyi tak kunjung bertepi
ya,, mengeja sepi tanpa bunyi
Tetapi Alina, kemarin telah kuhidupi kembali
setiap sajak yang hampir mati
dengan ramuan rindumu yang sejati
setelah kau kembali dari pergi yang kunanti
sekadar merayu tuk segenap memuji
ahh... Alina rindumu sungguh telah teruji
kau tahu Alina, sejak di awal kisah
ada rindumu yang tak surut melemah
cintamu membunuh sembilu keluh kesah
pada sekelindan resah
menolak pasrah
dengan mesra tak kunjung lelah
rindu mungkin saja menyerah
Entahlah...
Alina yang indah
kelak kau kekal dalam bunga-bunga puisiku yang menawan indah
mekar meriah
meluruh ceria pun menebar cerah
Alina, biarlah puisi sendiri yang mengerti
tentang rindu yang selalu menanti
agar menjadi gila di musim semi
seperti berantakan tak tau diri
tapi bukan untukku sendiri
untukmu jua yang terbiasa menyendiri
nanti
akan kutemui kau berdua dengan puisi
memelukmu bersama sunyi
di batas waktu yang tak selalu pasti
pun tempat yang tak pernah dijanji
tapi:
Kita dan rindu diiringi semesta yang sendu murni
 bagai harumnya wangian melati
Alina, menantilah dengan hati
Kamar Sunyi, Jan, 24
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H