Di era digital yang berkembang pesat, investasi digital menjadi topik yang semakin relevan dan menarik perhatian. Dengan teknologi yang terus mengalami inovasi, peluang untuk berinvestasi secara digital sangat luas. Namun, sebelum terjun ke dalam investasi digital, penting untuk memahami apa sih investasi digital, bagaimana cara kerjanya, dan apa keuntungan dan risikonya.
Investasi digital adalah kegiatan menanamkan modal dalam berbagai instrumen keuangan melalui program digital. Berbeda sekali dengan investasi tradisional yang memerlukan pertemuan fisik atau transaksi melalui perantara. Investasi digital memungkinkan investor untuk melakukan semua proses secara online. Instrumen investasi digital bisa meliputi saham, obligasi, reksa dana, cryptocurrency, dan aset digital lainnya.
Jenis-Jenis Investasi Digital
1. Saham
Â
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), saham adalah salah satu investasi yang paling terkenal. Melalui media trading online, investor dapat membeli dan menjual saham perusahaan publik dengan mudah. Keunggulan dari investasi adalah kemudahan akses dan biaya transaksi yang lebih murah dibandingkan dengan cara konvensional. Contoh saham, seperti saham BCA (BBCA), saham BRI (BBRI), saham BNI (BBNI), dan saham yang lainnya.
Cryptocurrency telah menjadi salah satu investasi digital yang paling menonjol, terutama di kalangan anak muda. Menurut Kumparan, Cryptocurrency adalah mata uang digital yang dijamin dengan kriptografi, sehingga membuatnya hampir tidak mungkin dipalsukan atau digandakan yang terdesentralisasi teknologi blockchain. Walaupun memiliki volatilitas tinggi, cryptocurrency mempunyai potensi keuntungan yang tinggi bagi investor yang memiliki toleransi risiko tinggi. Contoh dari cryptocurrency seperti Bitcoin, Etherium, Solana, dan lainnya.
3. Reksa Dana
Menurut Wikipedia, reksa dana adalah investasi yang menggabungkan dana dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam portofolio saham, obligasi, atau instrumen pasar uang lainnya. Melalui aplikasi, investor dapat membeli reksa dana dengan modal yang kecil dan mengelola portofolio dengan lebih mudah. Contoh dari reksa dana, yaitu reksa dana saham, reksa dana obligasi, reksa dana pasar uang, reksa dana campuran, dan reksa dana indeks.
4. Peer-to-Peer (P2P) Lending
Peer-to-Peer (P2P) Lending adalah layanan pinjam meminjam uang dalam mata uang Rupiah secara langsung antara kreditur (pemberi pinjaman) dan debitur (penerima pinjaman). P2P lending memungkinkan investor untuk meminjamkan uang secara langsung kepada individu atau bisnis melalui platform online. Hal ini dikemukakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebagai imbalan, investor akan menerima bunga dari pinjaman tersebut. Investasi ini biasanya menawarkan imbalan yang lebih tinggi daripada deposito, namun dengan risiko yang juga lebih besar. Contohnya, seperti Amartha, KoinWorks, Akseleran, Findaya, dan P2P yang lainnya.Â
Keuntungan Investasi Digital
1. Aksesibilitas
Dengan adanya sistem online, siapa saja dapat memulai investasi dengan mudah tanpa perlu modal besar atau pengetahuan mendalam tentang pasar keuangan.
2. Transparansi
Banyak media investasi digital menyediakan informasi yang transparan (terbuka) tentang biaya, risiko, dan kinerja investasi, sehingga investor dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi.
3. Likuiditas
Beberapa instrumen investasi digital, seperti saham dan cryptocurrency, menawarkan likuiditas yang tinggi, memungkinkan investor untuk menjual aset
dengan cepat jika diperlukan.
4. Diversifikasi
media digital memungkinkan investor untuk mendiversifikasi portofolio mereka dengan lebih mudah, mengurangi risiko yang terkait dengan investasi pada satu jenis aset.
Risiko Investasi Digital
1. Volatilitas Pasar
Instrumen investasi seperti saham dan cryptocurrency cenderung memiliki fluktuasi harga yang tinggi, yang dapat menyebabkan kerugian signifikan dalam waktu singkat.
2. Risiko Keamanan
Walaupun platform digital semakin canggih, risiko keamanan seperti hacking atau pencurian data tetap ada. Investor harus memastikan platform yang digunakan memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan sudah berizin secara legal.
3. Regulasi
Tidak semua instrumen investasi digital diatur dengan ketat, terutama cryptocurrency. Ini bisa menambah risiko bagi investor, terutama terkait dengan masalah legalitas dan perlindungan konsumen.
Tips Memulai Investasi Digital
1. Pahami Risiko
Sebelum berinvestasi, pastikan kamu mempelajari investasi digital yang kamu minati, memahami risiko instrumen investasi digital, dan sesuaikan dengan profil risiko kamu.
2. Mulai dengan Modal Kecil
Jika kamu baru pemula, mulailah dengan modal kecil sambil belajar lebih banyak tentang pasar dan strategi investasi.
3. Pilih Platform yang Terpercaya
Gunakan platform atau aplikasi investasi yang sudah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memiliki reputasi baik. Contoh platform yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK, seperti Ajaib Sekuritas, Bahana Sekuritas, Stockbit Sekuritas, dan masih banyak lagi.
4. Diversifikasi
Jangan menaruh semua dana kamu dalam satu jenis investasi. Diversifikasi portofolio dapat membantu mengurangi risiko. Seperti kata Warren Buffet, Investor tersukses di dunia dan pemilik berkshire Hathaway, "Diversifikasi adalah perlindungan terhadap ketidaktahuan."
Investasi digital menawarkan banyak peluang bagi mereka yang ingin mengoptimalkan aset di era teknologi. Namun, seperti halnya investasi lainnya, ada risiko yang perlu dipertimbangkan. Dengan pemahaman yang baik dan strategi yang tepat, investasi digital dapat menjadi bagian penting dari portofolio keuangan yang sukses.
(sumber: Bursa Efek Indonesia, Kumparan, Wikipedia, Otoritas Jasa Keuangan)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI