Duduk ia di kursi tua itu. Sambil terkantuk-kantuk ia menunggu pelanggan yang hendak memangkas rambut datang.
Namun, sudah 1 bulan ini tak ada satu pun pelanggan yang datang.
"Gara-gara ocehan rambut putih, semua kakek tua bangka berambut putih langgananku tak lagi mau datang potong rambut. Mereka pikir itu adalah tanda mereka peduli pada bangsa ini."
Ia bangkit dari kursinya. Melepas kepala dari tubuhnya kemudian diletakkannya di meja menghadap cermin besar di depannya.
"Mau potong model apa, pak? Seperti biasa ya? Mau sekalian dicat warna putih, pak?"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H