Mohon tunggu...
Firman
Firman Mohon Tunggu... Freelancer - biasalah

Hanya akan menulis jika ingin. Lebih sering resah karena mendapati ukuran celana dan bajunya bertambah.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Kultur Festival hingga Album Baru Barasuara

6 Oktober 2019   20:46 Diperbarui: 6 Oktober 2019   22:24 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penampilan Barasuara di Hari Pertama Synchronize Fest 2019 (dokpri)

Ada sangat banyak festival musik di Indonesia, mulai dari festival yang diisi oleh musisi lokal hingga yang diisi oleh musisi dari luar negeri. Pun begitu dengan genre musiknya, elektronik, pop, jazz, blues, rock, heavy metal, hardcore, hingga dangdut semua ada di Indonesia. 

Lantas apakah dari banyaknya festival musik di Indonesia itu, ada beberapa festival yang sepi pengunjung? Jawabannya kemungkinan tidak, karena setiap festival pasti memiliki 'pasar' sendiri dan tempat sendiri bagi pengunjungnya.

Hal inilah yang terjadi di Synchronize Fest 2019. Mengangkat tema sekaligus campaign green movement yang bertajuk "Memanusiakan alam, mengalamikan manusia," festival ini berhasil menarik jumlah penonton dan penikmat musisi-musisi yang tampil di sana.

Barasuara, sebagai salah satu grup musik yang tampil pada hari pertama festival ini mengakui bahwa festival ini punya daya tarik sendiri.

"Menurut gue setiap festival punya kultur masing-masing. Kalau buat gue, Synchronize sudah ada ekspektasi sendiri, nih, kayak apa. Terus dari kultur tadi itu yang nantinya akan nge-trigger musisi-musisi yang tampil di sini buat bikin sesuatu apa, nih, yang beda sama festival-festival lain," ungkap Iga Massardi saat ditemui di booth Kompas, Jumat (4/10) malam, saat meet and greet Barasuara.

Memang, Synchronize Fest yang sedari awal berkomitmen hanya mengundang musisi-musisi lokal di Indonesia memiliki ciri khas sendiri yang kemudian hal itu menjadi kultur festival ini. Keunikan ini yang kemudian dirasa sejalan dengan Barasuara sebagai grup musik yang baru-baru ini merilis CD yang berisi kompilasi versi lagu "Pikiran dan Perjalanan" dari masing-masing personelnya.

Mereka mulai berani meninggalkan kebiasaan mereka menggunakan pakaian yang biasa mereka gunakan ketika berada di panggung. Sebagai penampil keempat di Dynamic Stage pukul 21.00, Barasuara berhasil membuat para Penunggang Badai berjingkrak menyanyikan lagu-lagu album kedua mereka  sembari mengaggumi visual dan kostum yang mereka gunakan.

Malam itu, untuk pertama kalinya saya tidak melihat Iga Massardi menggunakan batik ketika bermain dengan Barasuara. Setiap personel Barasuara menggunakan kostum unik masing-masing seperti yang mereka gunakan di video clip lagu "Pikiran dan Perjalanan."

Hal ini tentu tidak hanya mengundang pujian dari penggemarnya, namun juga kritik. Akan tetapi, bagi mereka kritik itu tergantung bagaimana cara penyajiannya. Jika kritik itu memang disampaikan secara mendalam dan ada alasan khusus yang mendasari kritik itu, akan dijadikan sebagai sebuah hal yang membangun. Namun, ketika ada orang yang mengkritik mereka yang bagi mereka itu hanya asbun alias asal bunyi, tidak akan mereka pedulikan.

Mengajak Untuk Menjaga Lingkungan

Seperti yang kita tahu, Barasuara di album kedua ini memiliki single yang mengingatkan para pendengarnya bahwa sejatinya kita sebagai manusia sekarang meninggali Bumi yang semakin hari semakin tenggelam. "Guna Manusia" mengangkat tema besar tentang lingkungan, khususnya di Jakarta.

Barasuara membawakan lagu Guna Manusia di Synchronize Fest 2019 (Dokpri)
Barasuara membawakan lagu Guna Manusia di Synchronize Fest 2019 (Dokpri)

Entah ini sebuah kebetulan atau memang sesuatu yang telah dikonsep sebelumnya, namun hal ini sejalan dengan tema Synchronize Fest 2019 ini yang juga mengangkat tema soal lingkungan. 

Bagi saya, visi Synchronize dan Barasuara ini sejalan sebagai pihak yang sama-sama melihat kerusakan lingkungan ini sebagai sebuah ancaman serius.

Bayangkan jika sepuluh atau lima belas tahun lagi tempat yang kita tinggali ini akan terendam air karena setiap harinya permukaan tanah di Jakarta terus menurun.

Tentang Album "PQ-Race dan Perjalanan"

Barasuara mulai merilis dan menjual album barunya, PQ-Race dan Perjalanan, pada hari pertama Synchronize Fest 2019, Jumat lalu. Di album ini Barasuara menyajikan versi aransemen lagu "Pikiran dan Perjalanan" dari masing-masing personelnya, Iga, TJ Kusuma, Marco, Gerald, Puti, dan Asteriska.

Masing-masing versi aransemen para personel membawa warna musik sesuai dengan mereka masing-masing. Mulai dari versi Marco yang bernuansa elektronik, Gerald dengan akustik dan harmonisasi melodi, hingga Asteriska dengan warna musik kedaerahan.

Album ini adalah album yang dibuat sebagai sebuah perayaan rilisnya video clip lagu "Pikiran dan Perjalanan." Masing-masing personel Barasuara selain bermusik di Barasuara juga memiliki side-project bersama grup musiknya masing-masing. Hal ini tentu karena masing-masing dari mereka memiliki warna musik yang berbeda dengan musik Barasuara. Berangkat dari hal ini, mereka membuat versi aransemen lagu "Pikiran dan Perjalanan" sesuai dengan warna musik para personel.

Menurut hemat saya sebagai pendengar Barasuara, album ini adalah interpretasi dari lagu "Pikiran dan Perjalanan" itu sendiri. Isi kepala setiap manusia itu pasti berbeda-beda. Hal inilah yang kemudian mereka tuangkan di album ini sebagai sebuah hal yang baru dan menyenangkan. 

Dengan masing-masing versi dari para personel tidak lantas membuat mereka merasa versi dari mereka masing-masing yang layak menjadi versi utama lagu ini. Mereka tetap menggunakan versi aransemen Barasuara sebagai aransemen asli lagu "Pikiran dan Perjalanan" karena sejatinya, walaupun tiap isi kepala manusia berbeda-beda, jika bisa menemukan kesepakatan bersama maka akan menjadi sesuatu yang indah.

Jadi, sudahkah Kompasianer menikmati album "PQ-Race dan Perjalanan" dari Barasuara? Bagaimana menurut Kompasianer?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun