Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Flexing ala Pejabat Kolonial

9 April 2023   06:57 Diperbarui: 9 April 2023   07:44 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para konglomerat Eropa. Sumber gambar: voi.id

Rangkaian upacara seperti parade akbar memenuhi jalan-jalan di pusat kota  Batavia. Kembang api dan lentera-lentera Cina menambah suasana  pesta penyambutan Gubernur Jenderal VOC   yang baru itu. 

Van der Parra memang hobi hidup mewah. Tiap Tahun dia mengimpor 5.000 budak dari mancanegara. Dia juga memiliki Istana Weltevreden yang kini menjadi RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Cara Pejabat VOC Memperkaya Diri 

VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) merupakan perusahaan dagang Hindia Timur  Belanda yang berdiri pada 1602 dan menjadi awal dimulainya hegemoni Belanda di Nusantara.

Meskipun hanya perusahaan dagang, namun VOC diberikan hak istimewa oleh negara sehingga VOC sering disebut sebagai negara dalam negara.

Posisi eksekutif dalam VOC dijabat oleh Gubernur Jenderal yang memiliki gaji pokok kisaran 700 gulden, sementara gaji pegawai biasa besarannya sekitar 16-24 gulden.

Gaji pegawai biasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga mereka melakukan pungli. Dari pungli inilah mereka bisa memperkaya diri.

Selain itu, ketentuan dari Heeren Zeventien (Dewan Direktur) yang memperbolehkan mereka untuk mencari uang tambahan, menjadi penyebab mereka melakukan tindakan ilegal seperti itu.

Gubernur Jenderal VOC juga agaknya kurang bersyukur dengan penghasilan yang mereka terima. Mereka juga melakukan pungli besar-besaran. 

Gubernur Jenderal Van Hoorn, selama memerintah sanggup mengumpulkan kekayaan hingga 10 juta gulden padahal gajinya tidak lebih dari 700 gulden.

Pun dengan Gubernur Jenderal Speelman. Akibat strategi Devide et Impera-nya, dia mengendalikan pusat-pusat perdagangan Nusantara seperti Makassar, Banten, dan Mataram. Dari sanalah dia melakukan korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun