Seorang teman semasa SMA tiba-tiba menghubungi saya. Kami tidak begitu akrab dan hanya saling mengikuti di akun Facebook.Kami mengobrol. Bertanya kabar dan pekerjaan sekarang.Â
Saya tahu itu sekedar basa-basi  dan pasti ada maksud terselubung dalam percakapan ini,  tetapi saya tetap berpikiran positif saja. Di ujung percakapan, dia tiba-tiba meminta tolong pada saya untuk meminjamkan uang padanya.  Sudah saya duga.
Dia menyebutkan nominal. Besar juga, pikir saya. Dia terlilit pinjaman online. Gaji yang dia dapatkan dari pekerjaanya tidak cukup untuk membantu membiayai kebutuhan sehari-hari karena harus membayar pinjaman online. Dia bahkan tidak bisa pulang kampung untuk menjenguk ibunya yang sakit karena tidak punya uang untuk membeli tiket pesawat.
Oalah!
Selama ini saya pikir hidupnya pasti imakmur karena dia sering memposting dirinya sedang plesiran berbagai tempat Nusantara, belanja tas branded, dan  makan di kafe-kafe yang sedang booming.Â
Saya pikir dia mempunyai pekerjaan dan jabatan yang bagus sehingga bisa melakukan semua itu.Tapi ternyata dia hanya pegawai kontrak dari perusahaan biasa. Dia bisa hidup mewah seperti itu karena sering melakukan pinjaman online.
Orang-orang saat ini gemar menunjukkan eksistensi dirinya entah itu  prestasi, hubungan,  jabatan, atau kekayaan. Apalagi dengan kehadiran media sosial, membuat  'unjuk gigi' pun semakin mudah.
Dalam buku Berani Tidak Disukai yang ditulis oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga disebutkan bahwa orang-orang yang gemar pamer atau flexing, istilah keren saat ini, biasanya memiliki sifat inferior dalam dirinya
Mereka yang sering tidak diakui akan mencoba untuk membuat dirinya diakui.  Mereka yang minder akan mencoba menutupinya dengan memanfaatkan superioritas orang lain, misalnya memamerkan hubungan baiknya dengan orang yang berpengaruh.( Kishimi & Koga, 2019 : 76-77)
Dulu, orang-orang Hindia-Belanda juga gemar melakukan flexing, terutama para pejabat tingginya. Â Petrus Albertus van der Parra, contohnya. Pejabat VOC itu gemar berfoya-foya. Saat dilantik sebagai Gubernur Jenderal VOC periode 1761-1775, dia menyelenggarakan pesta besar. Pesta itu diselenggarakan bertepatan dengan hari ulang tahunnya.Â