Lha, coba kalau membahas sejarah kerajaan-kerajaan kuno yang dulu pernah ada  di Nusantara. Sangat jarang sekali konten-konten yang membahas itu. Sembilan dari sepuluh siswa bahkan tidak tahu siapa itu Raja Jayabaya.
Di sinilah sekolah mengambil peranan penting dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air melalui sejarah. Entah itu dengan mengunjungi museum, mengunjungi situs sejarah, atau membuat komik tentang kepahlawanan seorang seorang tokoh. Bisa juga dengan membuat poster. Dalam hal ini, guru sejarah harus sekreatif mungkin membuat pelajaran sejarah menjadi menarik dan menyenangkan.
Membangun Kemandirian
Membangun kemandirian bisa dilakukan sejak dini. Belajar membuat UMKM misalnya. Tidak semua siswa SMA akan melanjutkan studi mereka di jenjang Perguruan Tinggi begitu tamat dari sekolah.
Pastinya, beberapa dari mereka ada yang bekerja dulu sebelum kuliah atau kerja sambil kuliah. Untuk itulah, para siswa perlu dibekali pelatihan dasar UMKM apalagi dalam kurikulum mereka ada waktu khusus yang bisa digunakan untuk kegiatan di luar jam belajar-mengajar.
Sekolah bisa mengadakan program pelatihan seperti pelatihan membuat sablon, poster, web designer, pelajaran  memasak,  atau pelatihan penulis yang nantinya akan berguna bagi siswa kelak.
Kurikulum Merdeka  diharapkan mampu menjadi solusi bagi krisis pembelajaran di Indonesia. Bukan hanya dari segi akademik, melainkan  juga non akademik. Harapannya, para siswa bukan hanya belajar materi di sekolah, namun juga belajar nilai-nilai kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H