Kisah Prajurit Strapan adalah satu dari sekian banyak kekejian yang dilakukan Belanda. Ada begitu banyak penyiksaan, pembantaian, hingga kekerasan seksual yang dialami rakyat pribumi. Pada era  pemerintahan Daendels (1808-1811), terjadi perbudakan besar-besaran akibat sistem Rodi. Rakyat pribumi disuruh bekerja keras membuat jalan-jalan, benteng-benteng, dan sarana militer untuk Belanda dengan hanya diberi sedikit makanan, tidak diberi gaji, dan bahkan dibiarkan tergelatak mati begitu saja di areal kerja paksa. Jumlah korban yang tewas akibat kebijakan ini mencapai 12.000 jiwa.
Perasaan superiorlah yang menyebabkan Belanda berlaku keras dan keji terhadap penduduk negeri ini. Lihat bagaimana Belanda menempatkan pribumi pada golongan ketiga, lapisan terendah dalam sistem sosial Pemerintah Hindia-Belanda. Bagi mereka, Belanda itu, ras kulit putih adalah ras paling unggul. Di luar itu adalah yang terendah.
Moral dari kisah ini adalah kita tidak perlu melupakan kejadian menyakitkan itu. Tidak melupakan bukan berarti mendendam bahkan sampai harus menyatakan perang terhadap mereka. Tidak melupakan berarti memotivasi diri untuk maju agar kita tidak gampang diinjak-injak lagi seperti dulu.
Referensi :
Suyono, R.P (2005) : "Seks Dan Kekerasan Pada  Zaman Kolonial : Penelusuran Kepustakaan Sejarah, Jakarta : Grasindo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H