Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Kisah Fugui: Review Buku 'To Live'

12 September 2022   10:09 Diperbarui: 12 September 2022   10:41 868
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tokoh Fugui seperti saksi hidup yang dialami bangsanya yang pernah mengalami kekejaman perang saudara, teror, hingga kebijakan Mao Zedong yang absurd, misalnya kebijakan untuk membantai semua burung gereja karena, bagi Mao, itu sangat menggangu perkembangan Tiongkok. Akibatnya, burung gereja punah.  

Populasi belalang membludak karena tidak ada yang memangsa mereka. Tanaman pangan menjadi rusak karena serangan belalang, lalu muncullah bencana kelaparan terdashyat.  

Kondisi Tiongkok yang mengalami kelaparan hebat dikemukakan Fugui pada lembaran selanjutnya. 

Semua sekarang menghitung bulir nasi yang dimauskkan ke kuali . Simapanan makanan sudah sangat      tipis. Tidak ada lagi yang menanak nasi, semuanya masak  bubur dan buburnya sudah  encer...sudah satu atau dua bulan ini keluarga kami tidak pernah makan kenyang (hal 122-123)

Lalu bagaimana Fugui bisa bertahan hidup dengan hari-hari yang serba sulit itu? Optimis. Dengan sikap itu, Fugui mampu menjalani hari-harinya dengan penuh keikhlasan dan semangat hidup meski perutnya tak terisi.

Buku ini memberikan begitu banyak pelajaran hidup. Pertama, seberapa megahnya sebuah peradaban dan seberapa hebatnya sebuah bangsa, pasti memiliki kisah kelamnya masing-masing dan masyarakat yang tinggal di dalamnya pun tidak ingin mengalami kondisi yang  seperti itu. Kita sebaiknya tidak boleh memandang sekelompok orang yang berbeda dari kita hanya dari satu sisi, tetapi cobalah memandang dari beberapa sisi.

Kedua, Buku  ini mengajakarkan kiat untuk bertahan hidup. Dalam keadaan titik terendah sekalipun, tetaplah bertahan hidup. Seperti Fugui yang senantiasa optimis dan tidak menyerah pada keadaan.Selalu ada jalan keluar bagi keadaaan yang rumit.Pelajaran lainnya adalah tentang tanggung jawab, arti keluarga, semangat hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun