Mohon tunggu...
Fritz Akhmad Nuzir
Fritz Akhmad Nuzir Mohon Tunggu... Dosen dan Arsitek -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bentang Jalan yang (Sering) Dilupakan

28 April 2016   09:43 Diperbarui: 28 April 2016   10:27 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elemen bentang jalan yang lain seperti misalnya median jalan pun tak kalah potensinya. Ruang di median jalan umumnya hanya sekedar diisi tanaman-tanaman hias dalam pot dan pohon pelindung yang seringkali akarnya merusak permukaan aspal jalan serta lampu penerangan jalan. Dan karena fungsinya yang tidak terlalu ”jelas” tersebut seringkali keberadaan median jalan dikalahkan oleh kepentingan pelebaran ruas jalan.

Sebenarnya potensi dari median jalan yang belum sepenuhnya tergali adalah keberadaan fisik dari median jalan itu sendiri. Median jalan terletak tepat di tengah-tengah atau di pusat dari garis as dari suatu ruas jalan sebagai pembatas antara dua jalur jalan. Letaknya yang di tengah itu menyebabkan median jalan mempunyai kemudahan pencapaian baik secara fisik maupun visual dari segala arah dan sepanjang waktu. Kemudahan pencapaian yang intensif ini akan menjadi faktor keunggulan yang luar biasa untuk fungsi-fungsi seperti media komunikasi elektronik dan visual, media promosi baik produk maupun pariwisata, media eksibisi karya seni, media informasi publik, dan sebagainya.

Penjelasan gagasan di atas baru mencakup dua dari sekian banyak elemen dari bentang jalan yaitu area pedestrian tepi jalan dan median jalan. Elemen-elemen seperti bundaran, jalur sepeda, dan sebagainya juga mempunyai potensi besar yang belum sepenuhnya dioptimalkan pemanfaatannya. Dalam era pembangunan suatu kota dan daerah yang berkelanjutan seperti sekarang ini, sudah saatnya kita tidak lagi sekedar merencanakan pembangunan yang fantastis, mahal dan hanya mengharapkan efek instan semata. Namun sebaiknya pembangunan dijiwai dengan perencanaan yang bersifat down to earth dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada dalam keseharian, dan yang paling utama adalah suatu efek pembangunan bertahap dan jangka panjang yang tidak hanya dirasakan oleh kita namun juga anak cucu kita di masa yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun