Cita-cita atau ide besar Fridrik Makanlehi (Fritz Alor Boy) untuk mendirikan ormas Pedagang dan UMKM untuk Partai NasDem terwujud.
Segala sesuatu pasti mempunyai cerita yang panjang. Ceritanya, terkadang ditempuh dengan suasana yang enak maupun pahit. Â Namun kesemuanya itu akan membawa hasil yang memuaskan.
Berdirinya GARPU melalui berbagai macam proses yang panjang, tenaga maupun finansial. Tanpa pengorbanan para pendiri itu, tentu GARPU tidak akan berdiri teguh di bumi pertiwi Indonesia ini.
Inilah kisah menarik berdirinya Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM (GARPU).
Covid -- 19 Pada Bulan Maret 2020.Â
Pada bulan Maret 2020, Â pandemi Covid-19 menghantam Indonesia hingga berimbas pada segala sektor, diantaranya sektor kesehatan, sosial, ekonomi bahkan tenaga kerja. Pemerintah mengeluarkan kebijakan PSBB sebagai langkah untuk menghentikan penyebaran Covid-19. Disaat itulah terjadi PHK besar-saran yang dilakukan perusahaan swasta maupun BUMN. Untuk menangani dampak buruknya ekonomi keluarga, berbagai organisasi melakukan bantuan sosial ke para PHK atau masyarakat berekonomi rendah.
Sejarah/Kronologi
Berdirinya GARPU melewati proses yang cukup menarik, cukup panjang, berbagai macam cara dilewati demi berdirinya sebuah orgnisasi di Partai NasDem.
Cerita Telur
Pada bulan Maret 2020, DPP Gemuruh NasDem mengadakan bakti sosial penyemprotan disenfektan dan pembagian sembako kepada warga yang terkena dampak pandemi. Saat itu, adanya pembersihan atau perapian telur diruangan DPP Gemuruh (berkantor di DPW NasDem DKI Jakarta). Pada saat itu, saya, Fridrik Makanlehi Selaku Ketua Medkom DPP Gemuruh ikut memilah/memisahkan telur yang baik dan busuk ke tempat yang lain. Ketika saya sedang memilah atau memisahkan telur baik dan busuk, muncul sebuah ide didalam benak "Bagus ni, dibuatkan Aliansi atau Komunitas Pedagang di Partai NasDem". Saya bertanya -- tanya dengan teman -- teman Gemuruh terkait organisasi kemasyarakatan (ormas) yang bernaung didalam batang tubuh Partai NasDem. Mereka mengatakan bahwa sayap Partai NasDem, yaitu: Garda Pemuda, Gemuruh, Liga Mahasiswa, Petani, BAHU, dan  Badan Rescue.  Mendengar penjelasan mereka, hatiku bersemangat untuk bercita -- cita mewujudkan Aliansi Pedagang di Partai NasDem. Saya memulai merenungkan untuk segera mengekusikan rencana pendirian Aliansi Pedagang ke Partai NasDem.
Ketemu Baruri
Lanjutnya, disaat itu, tiba -- tiba Kepala Sekreatriat DPW Partai NasDem DKI Jakarta, Baruri Pasolima dan Dadang melewati depan ruang Gemuruh. Saya keluar, lalu saya bertanya ke Baruri "Kaka Baruri, saya mau bertanya: Apakah Aliansi atau Komunitas Pedagang ada di bawah naungan Partai NasDem?".
Ia menjawab "Kurang tau, Kaka Fritz Alor Boy. Coba Kontak Kaka Syarifuddin".
Saya bilang "Saya tidak kenal, ada nomor hpnya, Kaka Baruri?" Baruri berkata "Dia juga, pengurus Gemuruh".
Lebih lanjut, saya mengecek di pengurus DPP Gemuruh, ada nomor hp Syarifuddin (Syarif). Saya mengambil nomor hpnya, kemudian saya menghubunginya.
Ini Obralan Saya Dengan Syarif.
Fritz menelpon Syarif dengan berkata,"Halo Bang, Saya Fritz, yang Ketua Medkom Gemuruh".
Ia menjawab "ada apa, Fritz?".
Saya meresponnya "Saya rencana mau dirikan aliansi pedagang di NasDem, abang ada saran dan bisa ketemu?".
Ia membalasnya "Sebenarnya sudah ada SPRN yang diketuai oleh Pak Panjaitan. Jadi, besok saya ke DPW, kita ngobrol ya".
Di DPW NasDem DKI, sambil menolak gerobak yang diisi telur untuk dipindahkan ke Aula NasDem DKI, kami berdiskusi tentang SPRN (Serikat Pedagang Restorasi NasDem).
Keesokan harinya, ia membawa Helmi Ridho, Salahuddin (alm) dan juga, saya menggabungkan Baruri dan Dadang. Kami berdiskusi terkait SPRN di Meja putih DPW NasDem DKI. Akhir diskusi, ia memberikan nomor hp Ketua SPRN Pak Martua Panjaitan, agar saya menghubunginya untuk berdiskusi terkait SPRN.
Komunikasi Dengan Martua Panjaitan
Setelah saya menerima no hp Pak Martua dari Bang Syarif, saya langsung menghubungi Pak Martua. Pak Martua mengatakan,"masih di NTB. Nanti, saya balik Jakarta, saya kembali menghubungi ya". Ketika ia sampai di Jakarta, ia menghubungi saya untuk bertemu di Blok M Square. Saat itu, saya sedang piket di Kantor, sehingga saya menghubungi Abang Syarif (mewakili kami) untuk bertemu denganya. Keesokannya harinya, saya kembali menghubungi beliau untuk berdiskusi lebih lanjut. Kami kembali bertemu di Blok M Square. Disaat itulah, saya ditunjuk menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) SPRN. Selanjutnya, ia meminta, saya merancang SK, Struktur Kepengurusan, logo, konsep persuratan, AD/ART dan lainnya dikerjakan dalam 1 minggu.
Momen 3 Hari
"Saya mampu menyelesaikan semua intruksi perancangan SK, Struktur Kepengurusan, logo, konsep persuratan, AD/ART dan lainnya dalam waktu tiga (3) hari. Setelah semuanya selesai, saya kembali menghubungi Pak Martua Panjaitan untuk segera diadakan pertemuan. Akhirnya, Pak Martua Panjaitan, Pak Pendeta, saya sendiri (Fritz), bang Syarif dan Pak Helmi Ridho kembali bertemu di Blok M Square untuk membahas hasil yang saya kerjakan itu.
Pertemuan di Blok M Square
Martua Panjaitan dan tim lainnya menyetujui semua SK, Struktur Kepengurusan, logo, konsep persuratan, AD/ART dan lainnya. Selanjutnya, kami diskusi terkait Deklarasi SPRN. Saya mengusulkan agar segera dibuatkan panitia seminar promosi SPRN. Melalui proses diskusi yang menarik, akhirnya tim menyetujui agar panitia seminar segera dibentuk.
Pembentukan Panitia
Penjelasan Fritz Alor Boy: "singkat kata, kami membentuk 'Panitia Seminar dan Pameran Lukisan SPRN'. Dimana, Ketua Panitia-nya adalah Washington Gaol dan Sekretarisnya adalah Devi Y. Semua sudah direncanakan dengan matang untuk segera realisasikan".
"Suatu ketika, kami mengadakan rapat finising di Hotel Kartika Chandra Jakarta. Disaat itu, Bang Syarif membawa Bang Jufry, Pak Abdul Kudus dan juga Pak Andi Pahlevi. Dalam rapat itu, moderator dipimpin oleh Fritz dan Ketua Umum, Pak Martua,"
"Malam hari, beberapa dewan pakar dan pengurus keluar dari grup SPRN. Keesokan harinya, pada pagi hari, saya menghubungi Abang Pietra terkait keluar dari grup. Beliau meminta untuk menghubungi bang Syarif sebagai Wakil Ketua Umum SPRN. Saya menghubungi bang Syarif, ia menjelaskan terkait apa yang telah terjadi pada saat rapat SPRN itu berlangsung"
"Dalam penjelesan via telepon itu, saya mengusulkan agar kita segera ketemu. Bang Syarif merespon dan memintaku untuk ketemu di Warung Aceh Poltangan, Jaksel pada sore hari".
Lanjutnya, Fritz Alor Boy, Syarif, dan Salahuddin (alm) bersepakat berkumpul kembali di Warung Aceh Poltangan, Jaksel guna membuat organisasi pedagang baru. Â Pada sore hari, kami (Saya, Bang Syarif, Bang Salahuddin izin tidak bisa hadir; hadir juga, Bang Rafly dan pemilik Warung Aceh) kembali berkumpul (pertemuan pertama) di Warung Aceh, Poltangan untuk berdiskusi terkait kelanjutnya. Muncullah ide-ku, SPPN (Serikat Pedagang Pondasi NasDem":
Pertemuan kedua, Abang Syarif mengajak Pak Sulaeman Hasan (PM), kita (Saya, Bang Syarif, Bang Salahuddin, Bang PM guna membahas rencana yang disusun diwaktu pertemuan pertama itu. Dimomen ini, kita membahas tentang tim dan segala administrasi yang dibutuhkan. Selanjutnya, keesokan harinya, Saya, Fritz langsung menyusun AD/ART/Administrasi/desain logo dan sebagainya.
Pertemuan ketiga, Bang Syarif mengajak, Abang Lee Putera untuk bergabung dalam tim. Kami (saya, Bang Syarif, Kaka Salahuddin, PM, Lee Putera) mengadakan rapat di Warung Aceh, Poltangan untuk mendiskusikan Calon Ketua.
Dalam perjalanannya, di terjadi perdebatan pendapat terkait nama "ada yang mepertahankan SPPN, ada pula yang meminta agar diganti menjadi SEDAPRI)
Pertemuan keempat, Kami kembali mengajak Abang Jufry Lumintang untuk masuk dalam barisan pendiri. Disaat itu, kami bertemu kembali di Warung Aceh Poltangan, disitulah kami menyusun rencana deklarasi pertama SEDAPRI. Kami bersepakat agar pada tanggal 29 Oktober 2020, kita segera deklarasi. Selain rencana deklarasi itu, kami juga menyusun peserta yang hadir yaitu dari pelaku pedagang pasar, pelaku UMKM, pelaku Transportasi, peternakan, dan pengurus Pondasi 1.
Deklarasi Pertama, pada tanggal 29 Oktober 2020, SPPN resmi dideklarasikan di Warung Aceh, Simatupang, Jaksel. Peserta yang hadir, kurang lebih 25 orang, yang terdiri dari perwakilan pedagang pasar, perwakilan transportasi, peternakan, pelaku UMKM, pedagang, Dewan Pakar Partai NasDem (Kaka Pietra Paloh, Kaka Yus Suherman), Pengurus Pondasi 1 (Ketua Umum, Kaka Jufry Lumintang, Sekjen dan Bendaharanya). Saat itu, moderator adalah Fritz (sekretaris Pendiri SPPN) dan pemimpin acara adalah Ketua Pelaksanan Pendiri SPPN (Syarifuddin Ali) dan seluruh panitia lainnya yaitu Kaka Salahuddin, Kaka Lee Putera dan Kaka PM. Â Sebelum deklarasi, terjadi perdebatan nama SPPN, "ada yang mengatakan, SPPN harus diganti dengan SPN dan lainnya. Akhirnya, forum memutuskan SPPN diganti menjadi SPN artinya Serikat Pedagang NasDem.
Selanjutnya, pengusulan Ketua umum SPN. Saat itu, rapat yang dipimpin oleh Bang Syarif dan bersama tim panitia mengusulkan Ketua Umum adalah Kaka Jufry Lumintang. Peserta forum setuju, Jufry ditunjuk aklamasi menjadi Ketua Umum. Lebih Lanjut, Kaka Syarif ditunjuk menjadi Waketum, Fritz ditunjuk menjadi Sekjen, dan kaka Salahuddin jadi Wasekjen. Gunanya untuk bersama -- sama dengan Ketum mengurusi seluruh berkas administrasi yang akan diajukan ke Partai NasDem. Disaat itu, Kaka Jufry diminta mengundurkan diri dari Ketua Umum Pondasi 1. Ia pun bersediah dan langsung mengundurkan diri dari Pondasi 1. Bang Pietra Paloh pun diminta untuk menjadi Ketua Pembina SPN.
 Proses Demi Proses Selalu Gagal
Berbagai macam langka dilakukan oleh Fritz, Syarif, Salahuddin, Jufry, Bang Pietra untuk mendaftarkan SPN di Partai NasDem namun selalu gagal. Ada saja, berbagai alasan atau masalah yang disinggungkan dengan SPN itu. Dalam perjalanannya Salahuddin meninggal dunia karena terkena Covid-19, B Syarif pun terkena Covid-19 sehingga kita berhenti sementara selama 1 bulan. Setelah bang Syarif sembuh dari Covid, kita kembali bergerak.
Nama SPN Berubah Jadi SPUN.
Fritz, Syarif, dan Jufry kembali berkumpul di Pondok Indah (Kantornya, abang Pietra) untuk menyusun apa yang diinginkan oleh Partai NasDem. Bang Pietra menyinggung bahwa Pedagang adalah cakupan yang besar, sehingga kita perlu penambahan pelaku pasar yang sangat kecil. Fritz merespon bahwa "kalau begitu tambah saja UMKM,kakanda". Ia meminta agar Bang Taufiqullhadi dimaukin kedalam dewan pendiri. Syarif dan Jufry kembali beraudiensi dengan Pak Taufiqullhadi. Beliau bersediah bergabung, tapi dengan syarat beliau menjadi Ketua Dewan Pembina SPN. Keesokan harinya, Fritz, Bang Syarif, Kaka Jufry kembali berdiskusi terkait nama SPN itu. Muncul Idenya Fritz "gimana kalau kita pakai SP -- UN" Â Syarif mengusulkan SP & UN"perdebatan yang cukup panjang, akhirnya bertiga bersepakat SPN menjadi SPUN".
Nama SPUN Jadi GARPU
Dikarenakan pendaftaran SPUN ke Partai NasDem belum berhasil, maka tim pendiri (Fritz, Syarif, Jufry, Bapak Taufiq, Bang Pietra, dan Bang Bajora) kembali menyusun strategi lain untuk memperjuangkan SPUN ke naungan Partai NasDem. Singkat kata, Syarif dan Jufry kembali bertemu dengan Pak Taufiq. Dikesempatan itu, Pak Taufiq menelpon Ketua Bidang Hubungan Sayap dan Badan, Kaka Ivanhoe untuk membahas tentang SPUN. Dari hasil pembicaraan tersebut, ada usulan bahwa logo, maupun nama SPUN perlu direvisi. Note, Fritz izin tidak hadir karena urusan lain (urusan kantor) yang sedang dikerjakan.Â
Menindaklanjuti usulan tersebut, Fritz, Syarif, Jufry, dan Bajora kembali berkumpul di Warung Aceh, Simatupang, Jaksel. Disaat itu, keempat pendiri tersebut bersepakat mengusulkan beberapa nama. Melalui coreta -- coretan kertas putih, muncul-lah beberapa nama yaitu GARPU, GERESPU dan GARPU. GERPUdan GERESPU diusulkan oleh Fritz. Lanjutnya, Jufri menggantikan huruf 'e' menjadi 'a' sehingga GERPU menjadi GARPU. Namun tim tidak sepakat terkait nama GARPU itu. Melalui perdebatan yang panjang, keluarlah nama GERESPU, yang berarti SPUN diganti menjadi GERESPU.
Dalam perjalanan waktu, melalui sambungan telepon via WhatsApp, Fritz kembali memnghubungi Jufry dan Syarif untuk membahas nama tersebut. Â Akhirnya, kita bertiga bersepakat bahwa GERESPU diganti lagi menjadi GARPU (Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM).
Setelah nama GARPU difinalisasikan, maka terbentuklah Panitia Deklarasi dan Pelantikan Pengurus DPP GARPU. Dimana, Ketua Panitianya adalah Syarifuddin Ali, Sekretaris adalah Fridrik (Fritz) Makanlehi, Bendahara adalah Ronald Rohrohmana dan lainnya.
Singkat kata, GARPU didekalrasikan pada Sabtu (18 September 2021) di ABN, Pancoran Jakarta Selatan. Kini, GARPU telah berdiri teguh hingga melebarkan sayap ke segala provinsi maupun kabupaten/kota. Â Catatan: ada beberapa nama yang tidak disebutkan di media.
Tim Pendiri GARPU NasDem (sebelum berubah menjadi GARPU), yaitu:
- Fridrik Makanlehi, ST.,M.Sc/ (Fritz Alor Bot)(yang mempunyai ide pertama/inisiator pertama, yang merancang visi-misi, AD/ART, Logo, Struktur, konsep surat-surat, buletin 1 dan 2)
- H. Syarifuddin AliÂ
- SalahuddinÂ
- Helmi Ridho
- Pietra M PalohÂ
- Jufry Lumintang, ST
- Bajora Alamsyah
- Dr. T. TaufiqulhadiÂ
Simpatisan Pendiri
- Sulaeman Hasan (Keamanan)
- Lee Putera
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H