2.Terjadinya peningkatan pengangguran akibat terhentinya aktivitas ekspor dan impor. Parahnya, karyawan yang dipekerjaan berdasarkan hitungan jam kerja akan rugi total. Sehari tidak masuk kantor pasti ada pemotongan gaji.
3.Distribusi bahan pangan atau sembago akan terhambat/mandeg/lumpuh sehingga harga bahan pangan maupun sembako akan mahal, monopoli harga barang akan terjadi dimana-mana.
4.Para oposisi atau kadrun akan demo berjilid-jilid katanya Presiden tidak sanggup mengatasi harga ekonomi yang melonjak tinggi, krisis ekonomi terjadi, Pemerintah tidak sanggup mengatasi virus corona dan lain sebagainya. Seribu alasan dijadikan kaum oposisi untuk menyerang Kualisi-pemerintah.
5.Dimoment lockdown, orang akan menggunakan kesempatan ini untuk berlibur atau mudik ke kampong halaman secara serempak. Dampaknya, orang yang bermudik dari kota ke pedesaan akan fatal. Sehingga pedesaan pun tersuspect atau tertular wabah virus corona.
6.Indonesia merupakan negara yang 30 % kuota impornya dipenuhi oleh Tiongkok sebesar 611 Triliun atau USD 44,5 miliar (Haidar Alwi). Â Rute Penerbangan ke beberapa kota di China dihentikan maka dengan sendirinya, Indonesia akan kelabakan perputaran ekonomi atau perdagangan antara Indonesia dengan china akan tersendat. Tentu Indonesia akan rugi meroket.
Wabah virus corona semakin hari semakin bertambah, semakin menular kesegala tempat, lantas sampai kapan kita akan bersembunyi terus menerus demi melawan atau mencegah penyebaran virus corona. Sehingga hal lockdown perlu dipikirkan kembali.
Apakah pemerintah sanggup menanggulangi jutaan kebutuhan manusia di Indonesia ini?.
Silakan dilockdown berbulan-bulan asalkan Pemerintah sanggup mengakomodasi atau menanggulangi kekurangan kebutuhan rumah seperti kekurangan kebutuhan dapur, kebutuhan kamar mandi, kebutuhan kamar tidur dan kebutuhan penanggulan fasilitas lainnya.
Lambat laum kran lockdown akan dibuka demi memenuhi kehidupan perekonomian dalam rumah.
Kita lihat saja episode selanjutnya antara penciteraan perang politik kekuasaan kepemimpinan negeri ini, siapakah yang akan mengalah demi bangkitan kehidupan masyarakatnya.
Masyarakat Indonesia tidak perlu panik, tidak perlu takut, tidak boleh menyebarkan berita yang hoax atau berita yang bersifat manakuti, perlu menfilter/menyaring sumber berita pemberi informasi virus corona, tetap berwaspada, saling menguatkan satu sama lain, sebarlah berita yang pantas dan bisa memotivasi orang lain,  tetaplah berdoa dan mengandalkan TUHAN. TUHAN pun tidak tinggal diam  melihat anak-anakNya menangis terus menerus.