"Coba neh denger.. kemaren aku jemput dia pake motor bututku, udah hujan dan basah sampai di rumah dia diam saja..biasanya dia pasti teriak "mantellll..mana mantellll", dia itu kan kayak menara garam gak boleh basah sedikitpun, terus beberapa kali aku sengaja pulang telat jam 10 malam, dia cuma bukain pintu dan menguap didepanku dan tidur lagi di kamar anakku..biasanya dia akan cerewet nanyain "kenapa telat? Tadi sama siapa? Kenapa gak bilang bilang?"..dia aneh To..benar benar aneh..klu telat balas WA saja dia akan ngomel selangit..ini sudah berapa kali aku sengaja cuekin..ehh.. jangankan marah nanya aja gak..dan masih banyak contoh contoh yang lain.."
Tito terbengong bengong saat Toto menutup telponnya. Gak habis pikir..kenapa itu keanehan?? Dia hanya bisa garuk garuk kepala. Saudara kembarnya dari dulu memang selalu membingungkan..
==
1 bulan kemudian.
"To...ahaaaa!! Dia sudah kembali" Toto menelpon Tito dengan suara menggelegar
"Adduhhhh..sakit telingaku!!" Â Tito menjauhkan HP nya sesaat. "Lu kenapa??..tiba tiba teriak gitu" sambungnya
"Dia sudah kembali, To..Yes..yes..!! Barusan dia ngomel karena aku telat jemput..ha..ha..ha...terus sudah seminggu ini cerewetnya kumat lagi kalau aku mandi malam..memang aku sengaja mandi jam 11..hi..hi..kemaren bawelnya kumat karena WA nya aku diemin, dia bilang "Pa, kamu gak perduliin WA-ku..aku dicuekin ya??..yeeiii...dia sudah kembali To...dia benar benar sudah kembali.." suara Toto diseberang sana benar benar gembira, bahagia yang tidak bisa ditutupi. Tito bisa bayangkan saudara kembarnya itu seperti lompat lompat kegirangan.
Tito menutup telponnya dengan kening berkerut. Dinda menghampirinya, sambil membawa makan siang.
"Napa, Mas??" Dinda menyusun piring di meja.
"Tadi telponan sama siapa?" sambung Dinda.
Tito menatap Dinda dalam- dalam.