Mohon tunggu...
Fristianty Ltrn
Fristianty Ltrn Mohon Tunggu... Administrasi - NGO

Penulis Pemula

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Titisan Seniman Pertama di Dunia, Sang Master Seni

28 Juli 2017   13:58 Diperbarui: 28 Juli 2017   15:58 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia mereka bukan umur belasan tahun, tapi usia pekerja,  mereka adalah karyawan karyawan perusahaan. Kadang ada yang seorang diri, lengkap dengan headset di telinga atau kadang bergerombol  di satu meja. Apa yang sedang mereka lakukan? Mewarnai! Ternyata seni mewarnai tidak lagi milik anak anak PAUD atau TK, tapi seni mewarnai ituArt4All.Seni mewarnai untuk dewasa dengan gambar yang rumit dan pinsil warna yang musti runcing karena gambar yang sangat detil telah menarik perhatian orang dewasa.

Apa yang efek yang terjadi pada diri mereka ketika mereka mengerjakan seni mewarnai di tengah off day mereka? Konsentrasi, Ketenangan,  dan sebuah cara relaksasi..lebih santai, itu kata mereka. Sehingga menurut mereka stress berkurang, mereka lebih tenang, lebih ber energy bekerja esok harinya dan lebih siap menghadapi masalah dikantor. Wah..boleh dicoba. Bahkan konon menurut para ahli seni melukis juga di akui bisa jadi terapi mengobati Alzheimer dan Demensia.

Apa efek yang lain dari sebua karya seni? Bukan hanya ketenangan diri sendiri tapi bisa juga sebagai tools untuk mempengaruhi orang lain, adalah jawabannya. Pelukis Galih Reza Suseno, seorang seniman baru, pelukis dari Jogyakarta, alumni Universitas Sebelas Maret, baru baru ini membuat gallery karya lukisannya  yang berjumlah 18 karya lukisan. Dari banyak wawancara yang dirangkum Detik.com, dikatakan bahwa dia menuangkan kegelisahannya tentang agama, tentang ke Tuhan-an ke dalam lukisannya. Dia gelisah melihat keber-agama- an masyarakat yang ditunggangi demi kepentingan segelintir pihak. 

Dia memberi Judul galerynya "Imago Dei" yang berarti Citra Allah (God's Image), dia menggugah hati orang orang penikmat lukisannya untuk kembali merenungkan siapa Allah. Dia mempengaruhi orang orang untuk kembali dengan tulus mencari Allah melalui lukisannya. Dia mengatakan .."dalam ber-seni, kita harus jujur.." kejujuran pencahariannya tentang Allah tertuang dalam lukisan lukisannya dan menginspirasi orang untuk kembali mencari Allah dalam ke-misteriusanNya.

Dalam pengertian saya tentang Imago Dei, bakat seni Reza yang sangat indah tersebut adalah cerminan sebuah rasa seni dari Allah sendiri. Allah yang adalah Seniman sejati menurunkan setitik rasa seni itu dalam diri Reza, karena Reza adalah Imago Dei, diciptakan se-image dengan Allah. Allah lah Sang Seniman sejati itu. Selain yang disampaikan oleh Reza, saya bisa melihat lukisan Reza yang sangat indah dengan banyak objek di satu lukisan itu, terlihat detail yang sangat rumit tapi satu kata yang tersimpulkan yaitu "Indah dan Misterius".    

Seni adalah sebuah bidang yang membebaskan siapa saja untuk memberi penilaian padanya. Seperti sebuah lukisan, tidak ada yang boleh berhak menentukan lukisan yang satu lebih cantik atau bagus dari lukisan yang lain, karena cantik itu relatif sifatnya. Karena relatif maka tidak boleh memaksakan penilaian kita agar diterima orang, dan disitulah letak kebebasan berkarya bagi siapa saja.

Karena kebebasan menilai itu maka ketika ada yang mengatakan dunia ini buruk dan tidak ada seni sama sekali, maka Allah Sang Pencipta semesta pun tidak akan marah, karena Dia tidak butuh pujian, tapi Dia akan terus berkarya menciptakan ikan ikan, menghadirkan daun daun baru,  bunga bunga baru juga bayi bayi mungil.  Dan terakhir, ketika ada yang mengatakan kamu tidak cantik, maka berarti mereka sedang menghina Sang pembuat karya seni itu, bukan kamu. Jadi tidak usah marah ya..:-).

Mari lebih menghargai seni, karena kita adalah hasil sebuah karya seni, di dalam diri kita pasti ada satu jenis seni yang bisa dikembangkan. Kalau tidak percaya coba kembali lihat ke langit biru diatas, gambar apa sekarang muncul disana? Pasti berbeda dengan lukisan kemarin. Senimannya adalah penciptamu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun