Mohon tunggu...
Fristian Setiawan
Fristian Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sapere aude

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bedanya Slang Generasi X dengan Slang Generasi Z (Slang KAB 2021)

1 November 2021   18:40 Diperbarui: 1 November 2021   18:56 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

'Slang', sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan bahasa gaul yang sering dipakai secara khusus oleh gen z. Menurut KBBI online, slang artinya ragam bahasa yang tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti. 

Lalu, sebenarnya apa saja contoh-contoh slang yang biasa digunakan oleh generasi muda khususnya di Indonesia? Dilansir dari IDN Times, beberapa slang yang sering digunakan oleh remaja di Indonesia antara lain baper, galau, sotoy, mager, jomblo, php, ttm, clbk, lebay, dst dst (Wima, 2016, p. 1).

'TTM', slang yang sangat terkenal namun memiliki makna yang sangat beragam (Gambar diambil dari: idntimes.com)
'TTM', slang yang sangat terkenal namun memiliki makna yang sangat beragam (Gambar diambil dari: idntimes.com)

Meski demikian, nyatanya slang tidak hanya berlaku bagi para remaja/generasi muda saja loh. Saya memiliki pengalaman unik mengenai fenomena slang ini. 

Salah satu saudara saya yang berusia kurang lebih 63-64 tahun sangat akrab dengan beberapa kosakata slang. Tak heran, karena selama ini beliau hidup di Jakarta, tempat dimana kosakata slang lebih sering didengar jika dibandingkan dengan di kampung halaman.

Pengalaman ini terjadi ketika tahun baru tiba. Sesuai dengan tradisi orang Tionghoa, setiap tahun baru imlek kami satu keluarga besar selalu berkumpul bersama semalam sebelum esoknya merayakan tahun baru imlek bersama. 

Biasanya kami makan di satu meja, seraya dibarengi dengan obrolan-obrolan santai nan hangat untuk melepas rindu antar masing-masing anggota keluarga besar. 

Di malam itu, saya berbincang hangat dengan salah satu kakak dari ibu (saya menyebutnya a'ih). "Aih, gimana tadi dari Jakarta kesini macet ngga?" Lalu aih saya menjawab, "waahh tian, bukan macet lagi, amsyong lah. Untung aja dari Bandung ke Tasiknya lancar. Cuma di Tol Jakarta Bandung doang macetnya". 

Seketika saya tersenyum sejenak, karena bagi orang Tasik yang sehari-hari hidup dengan bahasa Sunda, agak aneh ketika mendengar ada orang yang berbicara menggunakan istilah-istilah yang seperti itu (yang kini saya baru tahu ternyata itu disebut dengan slang). 

Selain aneh, awalnya saya tidak mengerti maksud dari amsyong itu seperti apa, namun setelah saya tafsir dari perkataan penuhnya, interpretasi saya adalah amsyong bisa saja berarti 'keterlaluan'.

Esoknya ketika sedang siap-siap akan mengunjungi beberapa saudara lain yang ada di Tasik, saya sempat berbasa-basi terlebih dahulu juga dengan salah satu adik dari ibu yang juga sering menggunakan slang dalam bicaranya.

Saya menyebutnya 'i i'. "I, tadi peuting bisa sare?" Yang artinya, i, semalam bisa tidur? Lalu I i saya menjawab, "aduh meni tibra pisan tian, jigana mah gara-gara saencan sare makan heula baso, jadi maknyus baso na nepi ka ngieun tibra sare". Yang artinya, aduh tidurnya nyenyak sekali tian, kayanya gara-gara makan bakso sebelum tidur, jadi maknyus baksonya sampai membuat tidur nyenyak. Kata maknyus sudah sering saya dengar dari acara-acara kuliner yang ada di televisi, maka dari itu saya tidak se-bingung saat mendengar kata 'amsyong'.

Itu pengalaman saya mendengar slang dari generasi x. Lalu pengalaman saya mendengar slang dari generasi z terjadi saat saya nongkrong di salah satu warung kopi sepulang kebaktian dari gereja. 

Waktu itu saya masih SMA. Seperti biasanya, sepulang kebaktian, saya dan beberapa teman yang lain nongkrong dulu di warung kopi langganan sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Di tongkrongan itulah saya sering mendengar slang diucapkan dari mulut teman-teman saya. Yang lama kelamaan membuat saya pun terbiasa untuk mengucapkannya sendiri. 

Salah satu percakapan yang membuat saya nyaman berbicara menggunakan slang adalah ketika bercakap-cakap mengenai salah satu teman saya yang sedih ketika wanita yang dia damba-dambakan tiba-tiba pergi tanpa memberi kabar sedikitpun. 

Disitu salah satu teman saya berkata, "makanya, jadi orang jangan terlalu baperan, udah dighosting baru kerasa kan". Ketika mendengar kata baper dan ghosting pun saya tidak terlalu bingung, karena kedua kata tersebut sudah sering saya dengar di sekolah. 

Ilustrasi tentang saya dan teman-teman yang sedang nongkrong di warung kopi langganan (Gambar diambil dari: suaralawangkuari.com)
Ilustrasi tentang saya dan teman-teman yang sedang nongkrong di warung kopi langganan (Gambar diambil dari: suaralawangkuari.com)

Dari kedua pengalaman saya diatas, bisa disimpulkan bahwa pengetahuan akan slang itu berhubungan erat dengan umur seseorang. Semakin tua umur seseorang, semakin tinggi kemungkinan slang-slang yang dia ketahui tidak diketahui oleh orang lain (yang jarak umurnya cenderung jauh). 

Begitu juga sebaliknya, semakin muda umur seseorang, semakin tinggi kemungkinan slang-slang yang dia ketahui diketahui oleh orang lain (yang jarak umurnya tidak terlalu jauh). 

Dari momen nongkrong di warung kopi langganan itulah akhirnya saya mulai terbiasa berbicara menggunakan slang. Karena, saya pikir jika memang ada kosakata yang lebih singkat untuk menggambarkan sesuatu yang kita pikirkan bukankah komunikasi tersebut dapat menjadi lebih efektif dan efisien? 

Daripada kita berbicara terlalu panjang dan belum tentu komunikan dapat menerima pesan kita sesuai dengan apa yang kita hendak kirimkan. Akan lebih baik apabila kita bisa fleksibel dengan keadaan zaman. 

Jika memang zaman memaksa kita untuk berkomunikasi menggunakan slang, gunakanlah selama slang tersebut tidak dipakai untuk menghina/merugikan pihak lain. Salam komunikasi. 

Daftar Pustaka

KBBI. (n.d.). Arti kata slang. Retrieved October 31, 2021, from https://kbbi.web.id/slang

Wima, P. (2016). 15 Kata Slang Bahasa Indonesia yang Bikin Bule Garuk-Garuk Kepala. Retrieved October 31, 2021, from https://www.idntimes.com/hype/humor/pinka-wima/15-kata-slang-bahasa-indonesia-yang-bikin-bule-garuk-garuk-kepala/1

Redaksi. (2021). Jam Sekolah, Siswa di Sekadau Ditemukan Nongkrong di Warkop. Retrieved November 1, 2021, from https://lawangkuari.suarakalbar.co.id/2021/08/jam-sekolah-siswa-di-sekadau-ditemukan.html 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun