Mohon tunggu...
Frisma Dyah Marsinta
Frisma Dyah Marsinta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

NIM : 152111913030

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penurunan Tingkat Pendidikan di Masa Pandemi Covid-19

1 Januari 2022   21:14 Diperbarui: 1 Januari 2022   21:18 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 merupakan suatu masa sulit yang tengah dihadapi oleh semua orang baik di negara Indonesia ataupun di berbagai negara lain. Pandemi ini telah ditemukan sejak Desember tahun 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China dan sekarang telah menyebar di seluruh negara termasuk Indonesia. Dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini sangat dahsyat baik bagi pekerja swasta, buruh, pedagang, karyawan, dan terutama para siswa yang berada dalam dunia pendidikan.

DAMPAK PANDEMI

Pelaksanaan pendidikan yang awalnya dilakukan dengan tatap muka, bertemu satu sama lain antara guru, dosen atau pendidik dengan siswa atau mahasiswanya, sekarang tidak bisa dan hanya mengandalkan teknologi. Saat ini semua diusahakan dapat belajar serta bekerja dari rumah atau biasa disebut work  from  home. Sekarang terdapat  sekitar  97%  perguruan  tinggi  telah  mengadopsi  pembelajaran daring (Dirjen Dikti, 2020). Tidak hanya proses belajar mengajar yang dilakukan secara daring, tetapi juga semua kegiatan yangada di dalam lingkup sekolah atau perguruan tinggi, seperti ekstrakurikuler, wisuda, lomba, dan lain sebagainya. Dampaknya, siswa akan mengalami kesulitan dalam pengembangan ilmu yang dimiliki serta akan kesulitan apabila terdapat hal terkait pembelajaran yang ingin ditanyakan ataupun kurang jelas karena keterbatasan waktu serta paket kuota. Contoh tantangan lain yang muncul di kalangan mahasiswa seperti, bagi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi yang  mengalami  kesulitan  dalam melakukan  riset  lapangan,  kesulitan  melakukan bimbingan kepada dosen atu pengajar yang dapat mengakibatkan  mereka  terhambat  untuk  lulus  tepat  waktu,  dan  kondisi  ini  juga  bisa menambah  jumlah  mahasiswa  yang drop  out  (DO) karena kesulitan dalam beradaptasi dengan kebiasaan baru.

Dampak pendidikan tersebut juga berhubungan dengan dampak dari sektor ekonomi yang juga sebagai akibat dari pandemi Covid-19. Penurunan ekonomi yang sangat drastis sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan. Meluasnya tindak PHK yang mempengaruhi penurunan sumber penghasilan keluarga serta berakibat memuncaknya nilai pengangguran mengakibatkan banyak dari siswa yang putus sekolah yang berasalan tidak dapat membiayai SPP atau keperluan sekolah dari anaknya. Seperti keterbatasan biaya guna membeli pulsa internet, dan lain-lain. Selain itu, di tingkat perguruan tinggi, banyak mahasiswa yang putus kuliah akibat tidak bisa membayar uang kuliah dan beralih untuk bekerja guna membantu perekonomian keluarga. Hal tersebut mengakibatkan turunnya tingkat kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.

PENURUNAN TINGKAT PENDIDIKAN

Selain itu, turunnya tingkat pendidikan akibat pandemi ini juga diakibatkan karena banyak dari civitas akademika yang kurang atau belum terbiasa dengan metode online akibat kurangnya pelatihan dalam menggunakan sistem serta peralatannya. Kreativitas dari tenaga pendidik juga sangat berpengaruh akan tingkat pendidikan. Menurut Syah 2020, Tidak  semua  dosen  dan  mahasiswa  menguasai  teknologi, dikarenakan penguasaan teknologi yang masih rendah. Pada awal masa peralihan dalam penggunaan tekhnologi sebagai media utama dalam pembelajaran, sehingga banyak dari pengajar, siswa, ataupun mahasiswa yang belum memiliki perangkat guna memfasilitasi pembelajaran yang akibatnya juga terhambatnya pembelajaran. Kendala juga dialami bagi para masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman yang kurang terjangkau oleh jaringan internet yang memadai, sehingga pembelajaran online tidak dapat berjalan dengan baik. Munculnya kejenuhan dalam pembelajaran online berakibat malas dan mudah mengantuk yang berakibat siswa menjadi malas untuk mengikuti pembelajaran.

PERBAIKAN DI MASA PANDEMI

Menurut Wahab 2020, dibalik adanya hambatan atau tantangan berat (threat) bagi pendidikan tinggi ataupun pendidikan sekolah dasar, menengah, serta atas, dimasa dan pasca pandemi covid-19, pasti ada  kesempatan atau  peluang (opportunity), untuk memunculkan solusi yang terbaik dalam menghadapi kenyataan pandemik covid-19, sepanjang mampu  untuk menggunakan potensi kreatif dari sumber daya yang ada. Dalam menghadapi pandemi seperti sekarang ini adalah saatnya kita untuk mampu berkreasi dan tidak hanya mau mengandakan hal yang ada pada saat ini tetapi juga mengembangkan hal-hal baru. Masa pandemi saat ini menjadi puncak penggunaan teknologi dalam pendidikan dan bidang-bidang yang lain. Bersamaan dengan era  Revolusi  Industri  4.0  yang  terus maju,  sehingga tantangan  dalam pandemi  covid --19  dapat dikelola menjadi peluang yang baru.

Dengan media utama yaitu teknologi, kita akan semakin terbiasa dan pengetahuan akan IT atau informatica  technology semakin terasah dan meningkat yang akan bermanfaat di berbagai keperluan kehidupan. Dari waktu ke waktu penyediaan fasilitas seperti website, wifi, elearning juga akan berkembang yang akan meningkatkan mutu dari dunia pendidikan Indonesia. Akibat banyaknya para pekerja yang kehilangan menjadikan pola pemikiran masyarakat lebih terbuka dan mau untuk mencari hal baru yang bisa lebih memajukan kehidupan.

Menurut Firman 2020, Solusi   dari   kejenuhan   terus   menerus   dari   kuliah online,   namun   tetap   tidak mengurangi  waktu  dan  kegiatan  perkuliahan  yang  seharusnya  seperti ceramah,  diskusi, dialog,  tanya  jawab,  dan  membuat  kuis  dan  latihan.    Diharapkan  dapat  menimbulkan  sikap optimisme dari mahasiswa untuk lebihdalam mempelajarilagi materi yang sudah diberikan oleh  pengajar.  Sekaligus  diharapkan  juga  dapat  mempengaruhi  kemandirian  belajar mahasiswa.

Pendidikian di masa pandemi saat ini juga sudah semakin berkembang dengan adanya kegiatan pembelajaran Merdeka Belajar. Menurut Nizam 2020, Kebijakan  Merdeka  Belajar:  Kampus  Merdeka  mendorong  proses  pembelajaran  di  perguruan tinggi yang semakin otonom dan fleksibel.  Hal ini bertujuan demi terciptanya kultur belajar yang inovatif,  tidak  mengekang,  dan  sesuai dengan  kebutuhan  masing-masing  perguruan  tinggi.

Pada masa pandemi seperti sekarang juga merupakan saatnya kita semua untuk mampu menyusun strategi pendidikan yang akan kita jalani di masa yang akan datang. Karena pada masa setelah pandemi pasti akan lebih banyak lagi hal-hal baru yang akan menghampiri kita, sehingga kita haruslah menyiapkan jauh-jauh hari agar lebih mudah dan terarah. Meski dalam kondisi yang serba terbatas karena pandemic COVID-19 tetapi masih dapat melakukan pembelajaran dengan cara daring sehingga kita semua masih patut untuk bersyukur dan tidak selalu menyalahkan keadaan.

referensi :

Anugrahana, A. (2020). Hambatan, solusi dan harapan: pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19 oleh guru sekolah dasar. Scholaria: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 10(3), 282-289.

Indrawati, B. (2020). Tantangan dan Peluang Pendidikan Tinggi Dalam Masa dan Pasca Pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Ilmiah, 1(1), 39-48.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun