Menyusun skripsi adalah salah satu fase paling menantang bagi mahasiswa tingkat akhir. Tidak hanya membutuhkan penelitian yang mendalam, tetapi juga ketekunan dan manajemen waktu yang baik. Namun, banyak mahasiswa mengalami burnout, yaitu kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional akibat tekanan yang berlebihan. Jika tidak ditangani dengan baik, burnout bisa membuat mahasiswa kehilangan motivasi dan bahkan menunda penyelesaian skripsi. Â
Agar tetap produktif tanpa merasa terbebani, berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan mahasiswa untuk menghindari burnout saat mengerjakan skripsi.
Buat Rencana Kerja yang Realistis Â
Banyak mahasiswa merasa tertekan karena memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap dirinya sendiri. Untuk menghindari hal ini, buatlah rencana kerja yang realistis dan terstruktur. Misalnya, jangan menargetkan menyelesaikan satu bab dalam sehari jika itu tidak memungkinkan. Pecahlah tugas menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikerjakan, seperti: Â
- Hari 1-3: Mencari referensi dan membaca jurnal terkait. Â
- Hari 4-5: Menulis kerangka atau outline skripsi. Â
- Hari 6-7: Menyusun pendahuluan dan latar belakang masalah. Â
Dengan cara ini, skripsi bisa diselesaikan secara bertahap tanpa harus merasa terbebani. Â
Terapkan Teknik Pomodoro untuk Menghindari Kelelahan Â
Menulis skripsi dalam waktu lama tanpa istirahat justru bisa membuat otak cepat lelah. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menerapkan teknik Pomodoro, yaitu bekerja selama 25-30 menit, lalu beristirahat selama 5-10 menit. Setelah empat sesi, ambil istirahat lebih lama sekitar 15-30 menit. Â
Teknik ini membantu meningkatkan fokus, menghindari kelelahan, dan menjaga energi tetap stabil sepanjang hari. Â
Jangan Ragu untuk Beristirahat dan Bersantai
Banyak mahasiswa merasa bersalah jika mengambil waktu istirahat saat mengerjakan skripsi. Padahal, istirahat yang cukup justru dapat meningkatkan produktivitas. Luangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti menonton film, berjalan-jalan, atau sekadar berbincang dengan teman. Â
Jangan lupa untuk menjaga pola tidur yang baik. Begadang setiap hari hanya akan membuat tubuh lelah dan pikiran sulit fokus. Â
Jangan Kerja Sendiri, Cari Dukungan dari Teman dan Dosen Â
Mengerjakan skripsi sendirian bisa membuat stres semakin meningkat. Oleh karena itu, bergabunglah dengan teman-teman yang juga sedang skripsi untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman. Â
Selain itu, jangan ragu untuk berdiskusi dengan dosen pembimbing secara rutin. Jangan hanya menemui dosen saat sudah mendekati deadline, karena hal ini bisa meningkatkan tekanan dan memperlambat proses penyelesaian skripsi. Â
Tetap Jaga Kesehatan Fisik dan Mental Â
Skripsi memang penting, tetapi kesehatan lebih utama. Pastikan tetap mengonsumsi makanan bergizi, minum cukup air, dan berolahraga ringan seperti stretching atau jalan kaki. Selain itu, lakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam untuk mengurangi stres. Â
Jika merasa burnout semakin parah dan mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti konselor atau psikolog kampus. Â
Kesimpulan Â
Burnout saat mengerjakan skripsi adalah hal yang umum terjadi di kalangan mahasiswa. Namun, dengan strategi yang tepat seperti membuat rencana kerja yang realistis, menerapkan teknik Pomodoro, beristirahat dengan cukup, mencari dukungan dari teman dan dosen, serta menjaga kesehatan fisik dan mental, mahasiswa bisa menyelesaikan skripsinya dengan lebih efektif tanpa merasa terbebani. Â
Skripsi bukan hanya soal lulus, tetapi juga proses belajar yang harus dijalani dengan cara yang sehat dan menyenangkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI