Mohon tunggu...
Friska Indah Mauludiba
Friska Indah Mauludiba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Every strike brings me closer to the next home run.

Content Writer

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Mengajarkan Anak Merapikan Mainan Bisa Jadi Aktivitas Menyenangkan

1 Februari 2025   10:52 Diperbarui: 1 Februari 2025   10:52 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Anak Merapikan Mainan. (Sumber: Doremi)

Merapikan mainan setelah bermain sering kali menjadi tantangan bagi orang tua. Banyak anak enggan melakukannya karena merasa malas atau belum terbiasa. Namun, jika diajarkan dengan cara yang menyenangkan, kebiasaan ini bisa menjadi aktivitas seru yang membantu anak belajar tanggung jawab, kemandirian, dan keterampilan organisasi sejak dini.  

Mengapa Anak Harus Dibiasakan Merapikan Mainan?  

Bukan sekadar soal kerapian, kebiasaan merapikan mainan memiliki manfaat besar bagi perkembangan anak. Dengan merapikan mainan, anak belajar:  

  • Tanggung Jawab

Anak memahami bahwa setiap aktivitas memiliki konsekuensi, termasuk harus membersihkan setelah bermain.  

  • Kemandirian

Anak tidak bergantung pada orang tua untuk membereskan sesuatu yang mereka gunakan sendiri.  

  • Keterampilan Organisasi

Anak belajar menyusun dan mengelompokkan barang sesuai tempatnya, yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.  

  • Menghargai Barang

Dengan merapikan sendiri, anak lebih sadar akan pentingnya menjaga mainan agar tidak cepat rusak atau hilang.  

Cara Menjadikan Merapikan Mainan sebagai Aktivitas Menyenangkan  

Agar anak lebih antusias saat merapikan mainan, orang tua bisa menerapkan beberapa cara berikut:  

  • Gunakan Musik atau Timer 

Putar lagu favorit anak atau gunakan timer untuk membuat aktivitas ini lebih seru. Misalnya, buat tantangan "Siapa yang bisa merapikan lebih cepat sebelum lagu selesai?" Teknik ini membuat anak merasa seperti sedang bermain, bukan sekadar diberi tugas.  

  • Buat Kategori atau Permainan

Merapikan bisa menjadi kesempatan belajar. Ajak anak mengelompokkan mainan berdasarkan warna, bentuk, atau jenisnya. Misalnya, "Sekarang, ayo kita kumpulkan semua mainan yang berwarna merah dulu!" Dengan cara ini, anak tidak hanya merapikan tetapi juga melatih keterampilan kognitifnya.  

  • Berikan Pujian dan Penghargaan  

Anak-anak senang mendapat apresiasi. Setelah mereka selesai membereskan mainan, berikan pujian seperti, "Wah, kamu hebat! Sekarang kamarmu jadi rapi dan nyaman!" Sesekali, orang tua bisa memberikan penghargaan kecil, seperti stiker atau waktu bermain tambahan.  

  • Jadilah Contoh yang Baik  

Anak cenderung meniru kebiasaan orang tua. Jika mereka melihat orang tuanya selalu merapikan barang-barang setelah digunakan, mereka akan lebih mudah mengikuti kebiasaan tersebut.  

  • Buat Rutinitas yang Konsisten  

Kebiasaan tidak terbentuk dalam semalam. Ajarkan anak untuk selalu merapikan mainannya setelah bermain, misalnya sebelum makan atau sebelum tidur. Jika dilakukan secara rutin, anak akan menganggapnya sebagai bagian dari kegiatan sehari-hari.  

Kesimpulan  

Merapikan mainan tidak harus menjadi beban bagi anak. Dengan pendekatan yang tepat, aktivitas ini bisa menjadi kebiasaan menyenangkan yang membentuk karakter anak sejak dini. Selain membuat rumah lebih rapi, anak juga belajar bertanggung jawab, mandiri, dan lebih menghargai barang-barangnya. Yang terpenting, orang tua perlu bersabar dan kreatif dalam mengajarkan kebiasaan ini agar anak merasa senang saat melakukannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun