Mohon tunggu...
Friska ZakiahShufyan
Friska ZakiahShufyan Mohon Tunggu... Penulis - Profesi saya yaitu seorang Mahasiswi di UIN Sunan Gunung Djati Bandung Jurusan Kimia

Seorang mahasiswi asal Bandung yang memiliki kegemaran di bidang kepenulisan dan suka menganalisis yang membuatnya memilih kimia sebagai jurusan yang akan ia arungi di bangku perkuliahan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Fenomena El Nino dan La Nina pada Siklus Hujan

23 April 2024   07:00 Diperbarui: 23 April 2024   07:45 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bicara tentang fenomena cuaca global tidak bisa dipisahkan dari interaksi antara lautan dan atmosfer. Interaksi ini terjadi karena adanya saling mempengaruhi dari lautan ke atmosfer yang dapat memengaruhi dinamika dan kondisi fisik atmosfer. Salah satu contoh fenomena cuaca global yang kuat akibat interaksi ini adalah El Nino dan La Nina. Kedua fenomena ini terjadi di wilayah ekuator Samudra Pasifik dan seringkali terkait dengan anomali iklim global.

El Nino adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi setiap 3 hingga 7 tahun dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Dalam beberapa kasus, El Nino sering diikuti oleh La Nina. Di wilayah tropis, kedua fenomena ini sering kali menyebabkan perubahan pola hujan dan fluktuasi suhu yang dapat menghasilkan musim kemarau yang lebih panjang atau musim hujan yang lebih berkepanjangan. Hal ini mengakibatkan banjir di berbagai daerah. Kondisi ini semakin sering terjadi dengan musim yang semakin ekstrem dan berlangsung lebih lama, sehingga berdampak signifikan terhadap produksi pertanian di banyak negara, terutama di sekitar Samudra Pasifik (Irawan, 2009).

El Nino terjadi ketika angin pasang timur berkurang dan air laut menjadi hangat dari Pasifik khatulistiwa barat bergerak ke timur. Perubahan pola tekanan udara dan suhu laut menyebabkan penurunan curah hujan di Indonesia. Akibat musim kemarau menjadi lebih panjang, terjadilah kekeringan yang melanda wilayah Indonesia terutama di wilayah selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua. Kekeringan berdampak pada pertanian, ketahanan pangan, dan kebakaran hutan.

Kebalikan dari El Nino, La Nina terjadi ketika angin perdagangan timur meningkat dan mendorong air laut hangat ke barat Pasifik. Keadaan ini menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia. Dimana musim hujan dimulai lebih cepat dan curah hujan melebihi tingkat normal, terutama di Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Hal ini dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor. Lalu ada penurunan curah hujan di Amerika Selatan. Kekeringan melanda wilayah pesisir barat Amerika Selatan.

Fenomena El Nino dan La Nina mempunyai pengaruh besar mengenai siklus hujan. Di mana El Nino mengurangi curah hujan dan La Nina mempercepat musim hujan. El Nino dan La Nina memiliki dampak luas di Indonesia seperti mempengaruhi pertanian, kesehatan, dan ekonomi serta curah hujan. Memahami tanda-tanda dan apapun yang terkait El Nino dan La Nina akan membantu meningkatkan kewaspadaan dan kesiadan kita menghadapi semua dampaknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun