Mohon tunggu...
Friska Siallagan
Friska Siallagan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Sedang Dalam Pengembangan Potensi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maaf

16 Maret 2016   16:00 Diperbarui: 16 Maret 2016   16:03 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Besok aku akan menemuimu, batinku sambil menatap bayanganku di cermin. Apa aku siap menemuimu seperti setahun yang lalu? Saat itu aku tidak sanggup lagi membendung perasaanku dan menyatakan padamu. Padahal saat itu kamu sudah memiliki kekasih.
"Jangan bercanda, Erna!" Kamu tertawa mengisi taman kompleks yang sepi.
Saat itu, siang yang terik, namun angin masih berbaik hati mengayunkan rambutku kian kemari.
"Kakak tau kalau aku tidak bercanda."
"Tapi aku ga bisa Erna, aku punya Shinta." Begitulah wajah seriusmu kembali. "Aku ga mau mendua. Terimakasih Erna, tapi maaf, aku ga bisa."
"Aku akan menunggu sampai kapan kakak akan sendiri lagi."
Aku tersenyum membayangkan kejadian itu. Aku sangat lugu pada saat itu. Tapi ternyata kamu mengingat janjiku itu dengan baik. Kamu selesai dengan Shinta dan kemudian ingin menemuiku. Besok aku akan menemuimu di taman dan berkata,
"Maaf Kak, aku mengingkari janjiku. Aku sudah jatuh cinta, dengan lelaki lain. Aku tidak berhasil menunggu dirimu."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun