Mohon tunggu...
Friska jeliha
Friska jeliha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas TribhuwanaTunggadewi

jangan pernah takut untuk mencoba suatu hal yang baru karena kegagalan bukan suatu hal yang menyakitkan

Selanjutnya

Tutup

Roman

Novel Manggarai - Part 1 Ada Enu di Balik Seekor Kaba

21 April 2023   10:25 Diperbarui: 21 April 2023   10:27 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iringan lagu caci yang berkumandang.  menjelma di antara bait-bait syair, untuk mengiringi gemulai gerakan tangan para gadis desa yang menari sembari di temani selendang khas Manggarai,sehingga menghasilkan lekukan tubuh yang begitu anggun. paras pesona wajah yang begitu ranum, berseri membawa kedamaian hati bagi para penonton, sehingga siapapun yang menyaksikan seperti terbawa dalam ilusi cinta yang tak bertepi. Gong dan gendang terus bersua menemani dan mengiringi gemulai tangan para penari itu. Sunyi senyap tak ijinkan sama sekali rasanya seperti sangat menyentuh perasaan pada setiap jiwa bahwa indahnya budaya lokal terukir dalam nadi yang tak pernah henti untuk berdenyut.

Di tengahnya hiruk pikunya ramai para penonton caci, ada yang membiarkan raganya terbakar di bawah terik matahari, dan ada yang rela berteduh di bawah pohon, atau menyelinap berlindung di bawah payung orang hanya demi menonton pertunjukan caci. Karena pertujunkan caci di laksanakan dalam hitungan tahun sekali dalam rangka acara syukuran musim panen (Hang Woja) dan acara adat lainnya,itupun kalau di selenggarakan.

Akan tetap Bagi gadis itu dia memilih menonton sendirian di sudut tempat pertunjukan caci. Matanya seperti menyimpan air mata yang bening. Tergenang dalam bola mata kecilnya. Tak nengijinkannya jatuh ke dalam pipi lembut, mungkin bagi gadis itu dia tidak ingin air mata itu di saksikan oleh banyak orang, sehingga ia terpaksa menahanya.

Ternyata gadis sedang patah hati oleh laki-laki yang sudah menghianatinya.  laki-laki yang selama ini ia cintai ternyata lebih meilih prempuan lain di bandingkan dirinya.  jadi itulah alasannya untuk datang menonton Caci agar batinya sedikit terobati, dari pada memilih diam di rumah yang merengut pikiran untuk memikirkan laki-laki penghianat itu. harapannya gadis itu semoga di tempat ini hatinya bisa terobati. apakah dengan menonton pertarungan caci, atau ada yang unik yang datang secara tiba-tiba? akan tetapi itu bunga tidur, ya, tapi kalau Tuhan sayang, pasti ia akan mengiyakannya. 

Kata hati kecilnya kepada alam, apakah angin mendengarkan pembicaraan mereka, kalau angin Tahu semoga dia membisikan kepada Tuhan bahwa ada si gadis malang yang sedang patah hati dan merindukan sosok sang pelipur lara.

nxt....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun