Mohon tunggu...
Friska Eka
Friska Eka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr Hamka.Saya memiliki hobi membaca, cita cita yang ingin saya capai ingin menjadi jurnalis dan fotografer.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Menemukan Cahaya di Tengah Kegelapan: Kisah Perjuangan Chika dalam Menyembuhkan Luka

6 Mei 2024   15:43 Diperbarui: 7 Mei 2024   21:51 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ini diambil oleh saya sendiri sebagai Ilustrasi. (Dok Pribadi Friska Eka)

Jakarta, 1 Mei 2024 – Dahulu, Chika adalah sosok ceria dan aktif yang sangat menyukai menari, menonton, membaca, dan berbagai aktivitas lainnya yang menggembirakan. Namun, seiring berjalannya waktu, aura kebahagiaan itu memudar, meninggalkan bayang-bayang kegelapan yang menghantui setiap langkahnya. 

Perubahan drastis dalam kepribadian Chika tidak terjadi begitu saja. Itu adalah hasil dari keegoisan yang melanda keluarganya, terutama sang ayah. Kegelisahan, dingin, dan ketidakpedulian melingkupi Chika, yang semakin memilih untuk menyendiri. 

Di sekolah, ia menghindari teman-temannya, terutama yang lawan jenis dengannya, sebagai akibat langsung dari kekerasan yang dilakukan oleh sang ayah kepada dirinya dan kakaknya di rumah.

Perselisihan dalam keluarga menjadi makanan sehari-hari bagi Chika. Melihat ayahnya bermain peran ganda di belakang ibunya yang tidak hanya merusak kepercayaan Chika pada keluarganya, tetapi juga menghancurkan hatinya secara perlahan. 

Depresi, kecemasan, dan stres menjadi sahabatnya yang tak terduga, menyusup ke dalam setiap celah kehidupannya. "Terkadang karna seringnya melihat hal didalam rumah yang seharusnya tidak dilihat itu membuat banyaknya luka batin." kata Chika.

Namun, bukan hanya Chika yang terluka. Kakaknya juga merasakan pukulan keras dari keegoisan keluarga mereka. Sebagai sosok yang lebih tua, ia menjadi tempat pelampiasan pertama bagi keluarga. Namun, bukan itu yang ia pilih untuk diperjuangkan. 

Bagi kakaknya, yang terpenting adalah ayahnya tidak melampiaskan seluruh amarahnya kepada adiknya, hanya itu yang bisa dilakukan sang kakak untuk melindungi adiknya. 

"Dari kecilpun saya sering menerima kekerasan dan luka batin dari ayah saya, bahkan saya slalu berdoa agar adik saya tidak merasakan hal yang sama, walaupun pada akhirnya adik saya tetap menerima rasa sakit tersebut." kata kakak Chika.


Tanda-tanda kepedihan Chika tidak dapat disembunyikan selamanya. Garis-garis luka di tangannya menjadi saksi bisu dari pertarungan batin yang ia alami setiap hari. 

Kakaknya pun menyesal karena pernah dimasa seperti adiknya, melalukan self harm yang mungkin tanpa sadar dilihat oleh sang adik yang besar kemungkinan adiknya pun mencoba hal tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun