Mohon tunggu...
Friska Eka
Friska Eka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi Universitas Muhammadiyah Prof.Dr Hamka.Saya memiliki hobi membaca, cita cita yang ingin saya capai ingin menjadi jurnalis dan fotografer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Krisis Harga Cabai Kriting Merah : Pasar Pulogadung Menghadapi Lonjakan Tak Terkendali

6 Mei 2024   13:52 Diperbarui: 8 Mei 2024   07:51 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ini diambil oleh saya sendiri pada tanggal 2 Mei 2024 di Pasar Pulogadung, Jakarta Timur.

Jakarta, 2 Mei 2024 - Pasar tradisional Pulogadung, Jakarta Timur, sedang menghadapi tantangan serius akibat kenaikan drastis harga cabai kriting merah. Para pedagang dan pembeli terkejut dengan lonjakan harga yang tak terkendali, yang telah mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan harga cabai ini telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat, mengingat cabai merupakan salah satu bahan makanan penting dalam masakan Indonesia.

Dalam beberapa pekan terakhir, harga cabai kriting merah melonjak secara signifikan di Pasar Pulogadung.Pedagang hingga Rp 70.000 per kilogram (kg) dan pembeli dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa harga cabai yang dulu terjangkau, kini menjadi barang mewah yang sulit dijangkau. Fenomena ini telah menimbulkan kekhawatiran yang mendalam di kalangan masyarakat, terutama bagi mereka dengan keterbatasan ekonomi."Harga cabai kriting benar-benar naik dengan cepat dan tak terkendali. Saya terkejut ketika melihat harga cabai yang biasanya terjangkau sekarang menjadi begitu mahal. Sulit bagi kami yang memiliki penghasilan terbatas untuk membelinya dalam jumlah yang biasa." kata Ibu Hartati, seorang ibu rumah tangga yang tinggal disekitar pasar.

Tak hanya cabai, beberapa harga sayuran ikut naik seperti tomat dan bawang. Sehingga membuat warga semakin mengeluhkan kenaikan harga tersebut. Hingga kesulitan memenuhi kebutuhan dapur.Kenaikan harga terjadi secara bertahap sebelum Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Kemudian harga naik secara signifikan hingga saat ini.

Bawang merah yang biasanya dijual dengan harga Rp40.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp70.000 per kilogram-nya. Bahkan sebelumnya sempat menyentuh harga Rp80.000 dan kenaikan harga terjadi karena gagal panen.Kemudian cabai merah keriting dengan harga sebelumnya Rp40.000 menjadi Rp70.000 per kilogram. Lalu tomat mengalami kenaikan harga yang sangat signifikan, sebelumnya Rp8.000-10.000per kilo menjadi Rp25.000 per kilogram. Bahkan sebelumnya mencapai Rp40.000. Kenaikan harga tersebut pun dikeluhkan para Ibu rumah tangga yang kini terpaksa harus menyiasatinya dengan membelinya seperempat kilogram.

Para pedagang di Pasar Pulogadung mengeluhkan peningkatan harga yang cepat dan tak terduga ini. "Kami benar-benar kesulitan menjaga stok cabai kriting yang mencukupi. Permintaan masih tinggi, tetapi harga yang tinggi membuat banyak pembeli enggan membeli dalam jumlah yang biasa. Beberapa dari kami bahkan harus menutup toko karena tidak mampu menghadapi kenaikan harga yang ekstrem ini." kata Ibu Siti, seorang pendagang cabai dan bahan pokok dipasar Pulogadung. Mereka menghadapi kesulitan dalam mempertahankan stok cabai kriting yang mencukupi untuk memenuhi permintaan, sementara harga yang tinggi membuat pembeli enggan membeli dalam jumlah yang biasa. Beberapa pedagang bahkan terpaksa menutup toko mereka karena sulitnya menghadapi kenaikan harga yang ekstrem.

Sementara itu, faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kenaikan harga cabai kriting merah ini masih menjadi misteri. Beberapa spekulasi mengaitkannya dengan cuaca ekstrem yang mempengaruhi produksi cabai di daerah penghasil. Ada juga dugaan bahwa faktor spekulasi dan kelangkaan pasokan turut berperan dalam lonjakan harga yang tajam ini.

Masyarakat Pulogadung yang mengandalkan cabai kriting sebagai bahan makanan pokok merasakan dampak langsung dari kenaikan harga ini. Banyak yang terpaksa mengubah pola makan mereka dan mencari alternatif lain yang lebih terjangkau. Kenaikan harga cabai kriting merah ini juga berdampak pada inflasi dan daya beli masyarakat secara keseluruhan.

Pemerintah setempat telah memberikan respons terhadap situasi ini dengan berupaya menjaga stabilitas harga cabai kriting melalui pengawasan dan intervensi pasar. Mereka juga sedang mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini, termasuk dengan meningkatkan produksi cabai di dalam negeri.

Situasi kenaikan harga cabai kriting di Pasar Pulogadung menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pemerintah. Diharapkan langkah-langkah yang tepat dapat segera diambil untuk mengatasi masalah ini, sehingga harga cabai dapat kembali stabil dan terjangkau bagi semua kalangan.Adapun beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

1. Diversifikasi sumber pasokan: 

Pemerintah dan pedagang dapat mencari sumber pasokan cabai kriting dari berbagai wilayah atau negara lain untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasokan tunggal. Diversifikasi pasokan dapat membantu menjaga stabilitas harga dan mengurangi dampak fluktuasi harga.

2. Peningkatan produksi lokal: 

Pemerintah dapat mendorong petani lokal untuk meningkatkan produksi cabai kriting dengan memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan, subsidi, atau bantuan teknis. Peningkatan produksi lokal dapat membantu memenuhi permintaan domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor.

3. Mengurangi pemborosan dan penyalahgunaan: 

Pemerintah dapat mempromosikan penggunaan cabai kriting secara efisien dan mengedukasi masyarakat tentang cara mengolah dan menyimpan cabai kriting dengan baik dan benar. Hal ini dapat membantu mengurangi pemborosan dan penyalahgunaan cabai, sehingga pasokan dapat bertahan lebih lama.

4. Intervensi harga: 

Pemerintah dapat melakukan intervensi harga dengan membatasi kenaikan harga cabai secara drastis. Langkah-langkah ini dapat melibatkan subsidi harga, penyaluran cabai kriting ke pasar-pasar dengan harga yang terjangkau, atau pengendalian spekulasi harga oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

5. Promosi pertanian berkelanjutan:

Pemerintah dapat mendorong pertanian berkelanjutan dan diversifikasi usaha pertanian untuk mengurangi ketergantungan pada satu komoditas. Dengan mempromosikan pertanian yang berkelanjutan, petani dapat mengurangi risiko terhadap fluktuasi harga dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam.

Dalam menghadapi tantangan kenaikan harga cabai kriting merah yang tak terkendali di Pasar Pulogadung, langkah-langkah yang tepat perlu segera diambil. Dengan kerja sama antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat, diharapkan dapat ditemukan solusi yang terbaik untuk menjaga stabilitas harga cabai dan meringankan beban jutaan masyarakat terpukul. Dengan demikian, diharapkan harga cabai dapat kembali stabil dan terjangkau bagi semua kalangan, sehingga kehidupan sehari-hari masyarakat dapat kembali normal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun