Mohon tunggu...
Friska Aprillia Maliso
Friska Aprillia Maliso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Amikom Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Are You Lost In: Quarter Life Crisis

20 April 2021   09:12 Diperbarui: 20 April 2021   09:24 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernah gak sih kalian tuh ngerasa berada di satu titik dimana kalian lelah sama  hal yang sedang kalian lakuin dan apa yang pengen kalian lakuin,ga ada semangat buat ngelakuin hal-hal tersebut. "Are you in QLC or LPL?" 

QLC adalah masa dimana kamu bingung harus ngapain, kamu mungkin udah punya segalanya atau gak punya sama sekali, kamu berhenti di satu fase, gak ada perkembangan,rasanya gak pengen maju ke depan dan gak mundur ke belakang tapi kamu punya rasa cemas ditandai dengan mulai membandingkan diri dengan orang lain/temen-temen yang kamu pandang mereka sukses,mereka lebih baik daripada diri kamu dan rasanya kamu gak bisa melakukan apapun, hobi jadi ngebosenin, hal-hal yang dulu kamu suka rasanya gak spesial lagi,kamu benar-benar mempertanyakan dirimu kamu sedang ngelakukan apa ? Usaha ku udah sejauh ini apa sih? Tujuan hidupku apa aja? Ngerasa Bimbang dan mulai timbul pertanyaan-pertanyaan mengenai kehidupan dimana saat itu semua opsi/solusi kamu anggap sulit atau bahkan terlalu mudah,kamu kebanyakan alasan dan kamu malah merasa itu gak cocok buat kamu. 

Quarter Life Crisis menimpa seseorang karena adanya berbagai tekanan/tuntutan dari orang-orang dan lingkungan sekitar. Tekanan dan tuntutan ini biasanya mengenai pencapaian hidup dan tujuan hidup seseorang seseorang yang mengalaminya dapat mempertanyakan tentang identitas dirinya, merasa kehilangan pijakan, atau galau karena merasa gagal tak dapat mewujudkan ekspektasinya sendiri. Tentunya, pengalaman ini akan berbeda pada setiap orang. LPL (lowest point in life) adalah kondisi dimana kamu gak memiliki sesuatu yang kamu inginkan atau gak memiliki apapun baik itu fisik maupun non fisik, kamu merasa semuanya tidak berpihak padamu atau kamu merasa sedih, bingung, dan rapuh bahkan dapat menyebab kan frustasi . Fase ini kamu bisa saja maju ke depan atau mundur ke belakang tapi hatimu gak baik-baik saja, meskipun pada umumnya kondisi LPL adalah seseorang yg sedang terpuruk ekonomi, masalah keluarga, percintaan, karir atau persahabatan apapun itu mencakup smua faktor dalam hidup. LPL kadang terjadi karena kita dihajar habis-habisan dengan masalah kehidupan yang sangat berat untuk kita lewati. 

Sekarang kita masuk ke identifikasi perbedaan QLC dan LPL 

-QLC 

1. Biasanya (selalu) terjadi di atas umur 20 tahun

2. Kondisi sedang mampu dalam banyak hal atau gak mampu dalam banyak hal (ekonomi, persahabatan, keluarga dll)

3. Ada sebuah fase baru yang kita masuki seperti baru masuk kuliah, pindah domisili, teman/sahabat meninggalkan atau berpisah, sanak keluarga ada yang pergi/wafat, memulai hobi baru, berada di lingkungan baru, dan kerja 

4. Terjadi saat cita-cita yang dicapai telah tercapai atau tidak tercapai 

5. Ada ambisi yang tersimpan atau membandingkan diri dengan orang lain

-LPL

1. Terjadi di umur mana pun selagi kita bukan balita ke bawah usia dimana kita sudah mulai paham adanya problem kehidupan 

2. Sedang tidak mampu dalam banyak hal atau tidak memiliki apa-apa untuk saat itu yang diperlukan

3. Kehilangan sesuatu 

4. Kurang perhatian atau over me time

Menurut saya pada kita seorang mahasiswa dan sebagai pemuda 2 hal itu bukan hal yg asing bagi kita,beberapa keresahan yang saya alami atau yang dirasain sama teman-teman saya juga hampir berkaitan satu sma lain dan contoh yang berkaitan adalah setelah covid yg mengharuskan kita karantina/isolasi diri,psbb,dan skrg beradaptasi dengan new normal hal ini bisa disebut dengan Culture Shock ( kondisi dimana kita kaget terhadap budaya yang baru atau lingkungan yang baru ) dan saat-saat seperti ini yang mengharuskan kita lebih banyak tinggal dirumah membuat kita tanpa sadar terbawa dengan kondisi diri kita sendiri yang membuat kita mulai kepikiran berbagai mcam hal mulai dari sisi positive hingga negative dalam hidup,kurang nya bersosialisasi juga membuat kita stuck dan canggung terhadap orang lain. Dengan hal-hal sprti ini buat kita sadar perubahan-perubahan kecil yang kita alami maupun orang lain alami dan berdampak terhadap sikap,tingkah laku dan kepribadian seseorang. Rasanya lebih sensitive dan pasif,overthinking dan menjadi pribadi yang introvert/anxiety,insecure karena terbatasnya ruang gerak dan aktivitas. 

Dari 2 hal diatas kira-kira ada gak sih yg sedang kamu alamin saat ini? 

Apasih yg paling sering kamu rasain?

Hal-hal ini tuh bisa jadi sebuah ketakutan,ngerasa down,bahkan ga berani buat ngelakuin berbagai hal lagi. So bahaya gak sih fenomena ini? Wajar ga sih? Hal ini tuh wajar terjadi baik QLC maupun LPL semua manusia punya porsi dan fase dalam hidupnya,menjadi tidak wajar kalau ketika mengalami hal ini kita tidak berkeinginan untuk bangkit dan nerusin jalan kita lagi,kita ga boleh ngebiarin diri kita terus-terusan berada dalam titik tersebut. Sangat penting bagi kita untuk mulai peduli terhadap orang lain apalagi orang-orang terdekat kita,kadang dengan menanyakan kabar atau perasaan nya saja sudah menjadi hal yang meringankan beban jangan menjadi pribadi yang egois dan mementingkan perasaan sendiri bahkan bodo amat terhadap oranglain.

Solusi :

1. Ceritakan masalahmu hanya pada satu atau dua orang saja, menggonta ganti teman curhat hal ini akan memberikan perspektif jawaban yang bervariasi yang justru membingungkan untuk melangkah, karena solusi itu datangnya dari diri kita sendiri, sadar gak sih kadang kita dikasih solusi tapi gak cocok, selalu saja gak pas, iya karena solusi buat kita sebenarnya sudah ada di pikiran kita, Tuhan ciptakan otak kita untuk mendapatkan solusi kita sendiri, orang lain hanya mendengarkan masalah kita untuk mengurangi beban dan membuka pikiran kita

2. Jangan kebanyakan Quality Time untuk diri sendiri alias Me Time, karena kebanyakan Me Time bikin kita jadi pemalas, bawaannya selalu bilang "Mungkin aku butuh istirahat karena jenuh" padahal kita ini kelebihan istirahat. Mungkin jawaban yang benar adalah kita pemalas, maka dari itu lebih baik jangan quality time saat QLC, tetapi atur apa yang harus dicapai dan cari 1 atau 2 orang yang bisa kamu percayai untuk bantu kamu mencapai mimpi itu lagi

3. membuat planning/rencana yang akan kita lakuin untuk kedepannya,dan ketika kita mengalami kegagalan dalam hidup kita memiliki rencana terhadap hal tersebut seperti antisipasi diri meminimalisir perasaan terpuruk dalam hidup 

4. Pahami rencana Tuhan. Jadi saat kita gagal pahami rencana Tuhan untuk kita naik tingkat kehidupan,masa terpuruk dijadiin pelajaran untuk kita lebih banyak bersyukur

5. Jangan kelamaan merenung, faktanya merenung itu enak banget saat QLC dan LPL dan fakta mengejutkannya adalah semakin merenung semakin dalam diri kita tenggelam di lautan QLC dan LPL, kalau kalian mau merenung langsung tepis dengan motivasi kalian ingin bangkit, jangan beri celah diri kita untuk merenung, btw bedakan merenung dengan introspeksi, kalau introspeksi kita mengevaluasi, kalau merenung kita mengakui diri lemah 

6. Hindari musik dan film sedih atau yang berkaitan dengan masalah yang membuat kita down

7. Berbagi dengan orang lain mengajarkan kita lebih ikhlas dan sabar dan menerima kenyataan kehidupanQLC dan LPL adalah fase yang bisa membuat kita menjadi sangat-sangat down bahkan bisa stress dan frustasi jika kita tidak cermat dan masa bodoh. Sebenarnya hal ini merupakan ketakutan yang ada di dalam diri kamu sendiri. Untuk menghilangkan semua rasa takut itu tentunya kamu harus berbicara ke dalam diri kamu sendiri.

8. Self Improvement merupakan suatu kegiatan atau upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Hal-hal yang menyebabkan QLC & LPL :

Bullying adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. bahaya banget kalau tidak tau mengatasi hal ini worst case sampai ada yang bunuh diri karena nggak sanggup lagi

Mental illness atau gangguan kejiwaan adalah gangguan mental, perilaku dan emosional, yang menyulitkan bekerja, bersosialisasi, dan beraktivitas lain. Sama seperti penyakit fisik yang berbeda-beda jenis dan tingkat keparahannya, gangguan kejiwaan pun memiliki beberapa jenis.

Culture shock atau Kejutan budaya atau gegar budaya merupakan istilah yang digunakan bagi menggambarkan kegelisahan dan perasaan yang dirasakan apabila seseorang tinggal dalam kebudayaan yang berlainan sama sekali, seperti ketika berada di negara asing.

Sekarang kita akan membahas tentang sebuah makna di balik cerita Pem-bully-an,Penyakit Mental dan Perbedaan Budaya terbagi menjadi 3 sub bab :

 1. Bully

Bullying terjadi jika ada satu atau ketiga hal ini 

1. Rasisme, kondisi orang-orang yang memilih dan memilah lingkungannya kadang ada yang memberikan respon terlihat dan berlebih, apalagi jika mereka menjadi kaum mayoritas atau powerful, sehingga yang minoritas akan terkena dampak rasisme dan menjadi Bullying

2. Apatisme, kondisi orang-orang tidak peduli dengan kondisi sekitar jika bukan mereka yang mengalami kondisi tersebut 

3. Justifikasi pribadi, ketika kaum mayoritas melakukan tindakan rasisme ke pada kaum minoritas dan memandang diri mereka yang benar, dan yang menjadi kaum minoritas merasa mereka memang lemah maka main hakim sendiri terjadi, sebab pembelaan diri dari dua pihak hanya bergantung pada mayoritas. 

1. Bullying Materi adalah tindakan membully karena yang dibully tidak memiliki materi atau memiliki materi berlebihan, seperti anak orang kaya atau pengemis.

2. Bullying Fisik adalah tindakan membully karena yang dibully memiliki kelainan atau kekurangan dari fisik, seperti penyakit mental atau body shaming.

3. Bullying Profil adalah tindakan membully karena yang dibully memiliki latar belakang yang jelek atau ada pihak keluarga yang memiliki latar belakang yang jelek atau ras dan suku.

Bentuk Bullying ada tiga hal:

1. Verbal = menghina dan melalukan lelucon yang tidak disukai korban

2. Fisik = melakukan kontak fisik atau melempari benda ke tubuh korban

3. Teror = merusak barang milik korban atau menempatkan sesuatu yang tidak disukai korban di dalam barangnya atau sekitarnya yang mengganggu rasa nyaman korban.

Solusi terhadap kasus Bullying adalah : 

1. Ketika melihat korban Bullying maka segera laporkan ke orang yang lebih punya power

2. Jika kalian yang terkena Bullying maka laporkan ke pihak yang bisa menolong, jika takut sama saja kita tidak memutuskan rantai Bullying. Kalian terbully dan yang membully jadi terbias hingga tua nanti 

3. Jadikan hasil Bullying sebagai power kalian, jika kalian lemah maka perkuat diri, jika kalian tidak pandai maka jadilah pandai, semuanya harus kita jadikan kritikan sehingga membangun diri.

2. Mental Illness

Ada banyak sekali jenisnya saya akan klasifikasikan secara meluas :

1. Mental Illness fisik maksudnya yang mempengaruhi kinerja tubuh seperti Anoreksia, Obesitas 

2. Mental Illness kimia maksudnya yang kecanduan bahan-bahan tertentu seperti alkohol, obat-obatan dan tambakau

3. Mental Illness depresi maksudnya yang didasari dari pikiran atau ingatan yang terus mengganggu atau tidak sesuai dan mengakibatkan stress, insomnia dan amnesia

4. Mental Illness kecemasan maksudnya yang mengakibatkan rasa cemas atau takut misalnya gangguan kecemasan, fobia keramaian, fobia tertentu lainnya, dan trauma 

5. Mental Illness kepribadian maksudnya yang merubah diri penderita menjadi berbeda seperti bipolar, kepribadian ganda, kepribadian, narsistik, kleptomania, piromania dan menyakiti orang lain atau agresif 

6. Mental Illness syaraf maksudnya yang dipengaruhi oleh kinerja syaraf yang lemah, sama halnya dengan mental illness lainnya hanya saja ini biasanya dialami oleh lansia atau karena adanya faktor dari gen misalnya schizophrenia, delirium, dan dementia

Ada pun satu Mental Illness bawaan seperti idiot, kesulitan berbicara atau daya tangkap yang lambat Penyebab Mental Illness biasanya karena faktor usia, lingkungan, gen, zat kimia dan trauma Untuk saat ini hanya itu penyebab yang berhasil diidentifikasi, ini dari paparan pakar ee ika di twter Baiklah Tapi sebelum kita benar-benar menjustifikasi diri terkena penyakit mental maka ada dua saran yang harus dipilih salah satunya

1. Konsultasi di pakarnya seperti Psikolog (hanya konsultasi) dan Psikiater (konsultasi dan ada obat)

2. Jika tidak ingin konsultasi tetapi merasa ada kelainan pada diri maka sebaiknya mengatur pola hidup kita lebih baik karena mental illness datangnya dari dalam diri yang tidak terkendali, maka untuk membuat fungsi-fungsi tubuh terkendali baik kita harus mengatur pola hidup yang sehat.

Hindari self diagnosed untuk keadaan namun tetap waspada dan jaga kesehatan, penyakit mental kemungkinan sulit disembuhkan, kebanyakan hanya diredam. Orang-orang yang memiliki penyakit mental biasanya butuh didengarkan hanya orang yang dia percayai, jadi kalau ada teman kalian yang menceritakan dirinya mental illness dan sudah terkonfirmasi dari ahlinya maka dengarkanlah.Seorang yang memiliki penyakit mental umumnya ingin didengarkan tetapi tidak menyukai orang simpati karena punya penyakit mental, si pasien lebih suka diperlakukan normal namun tetap dipahami kalau dia sakit.Pasien bisa saja terlihat sehat tetapi kita harus tetap menganggap dia sakit namun jangan ditunjukkan perilaku bahwa kita memperlakukannya seperti orang sakit Orang yang berani membuka diri ke orang lain hanyalah yang sudah mengkonfirmasi diri ke ahlinya dan didampingi selama terapi berjalan.

3. Cultur Shock,pernahkah kalian susah beradaptasi di suatu lingkungan baru? Baik itu kuliah, kerja, pindah domisili, atau pertemanan baru? 

Jadi Culture Shock itu adalah kondisi dimana kita kaget terhadap budaya yang baru atau lingkungan yang baru,biasanya kita memiliki perilaku yang berbeda-beda dalam menanggapi Culture Shock.

Solusi :

1. Buatlah daftar hal-hal yang tidak ada di tempat barumu atau di fase kamu yang baru itu

2. Sebaliknya buatlah daftar hal-hal yang ada di tempat barumu atau di fase kamu yang baru itu

3. Urutkan yang terpenting dari kedua daftar tadi

4. Tuliskan solusi untuk mengatasinya per poinnya atau hubungkan dengan yang menurutmu seimbang untuk saling menutupi 

1. Apa yang mereka katakan padamu, itu yang kita ubah baik itu dari perspektif mereka atau pun dari diri kita sendiri,misalnya dari perspektif, kita dibilangin hitam dan orang hitam itu gak bisa jadi duta pariwisata, maka kita coba daftar duta pariwisata untuk membuktikannya Misalnya dari diri sendiri, kita merawat kulit kita agar tidak gelap lagi Jadi tergantung kondisi yang mana yang mampu kita ubah

2. Jangan termakan dengan istilah "Mau bagaimana lagi, sudah takdir ini" Selalulah upgrade diri dari apa yang menjadi sisi kelemahan kita dengan cara mencari lingkungan yang membangun, nantinya setelah ada perubahan kita coba kembali dan membuktikan bahwa kita sudah lebih baik

3. Jangan dendam dan pamer, tujuan kits berubah hanya untuk memberikan hal baik pada diri sendiri dan hanya menunjukkan ke orang bahwa menghakimi orang sendiri itu salah

4. Jika merasa sulit untuk berubah karena terdoktrin oleh sugesti orang lain, maka coba kamu memperbaikinya lalu mencari orang yang bagus di bidangnya dan memberikanmu masukan dan membangun motivasimu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun