Mohon tunggu...
Friska Olivia
Friska Olivia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Malang

Hi, saya Friska Olivia merupakan mahasiswa pendidikan di Universitas Negeri Malang. Selain terjun ke dunia pendidikan, saya juga memiliki minat di bidang kesenian terutama pada seni lukis dan crafting.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Penerapan Pembelajaran IPS sebagai Bentuk Pencegahan Bullying di Sekolah Dasar

18 Desember 2024   19:30 Diperbarui: 18 Desember 2024   22:09 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Abstrak

Pembelajaran IPS di SD merupakan pembelajaran yang memiliki tujuan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang memiliki kemampuan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi serta yakin terhadap kehidupannya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial. Kasus bullying merupakan salah satu bentuk masalah penyimpangan sosial yang terjadi pada masyarakat. Akhir-akhir ini banyak sekali ditemukan kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah bahkan sedang marak-maraknya kasus bullying terjadi di kalangan siswa Sekolah Dasar. Menindaklanjuti kasus bullying yang dirasa memerlukan perhatian lebih, dengan demikian penelitian ini dilakukan dengan menggunakan literature review. Artikel ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui peran pembelajaran IPS di Sekolah Dasar untuk menjadi salah satu bentuk penanaman sikap anti bullying sebagai implementasi pendidikan karakter. Hasilnya melalui pemebelajaran IPS SD siswa diajarkan tentang cara hidup berdampingan dengan manusia lain dengan baik dan benar. Pembelajaran IPS SD dapat dijadikan sebagai bentuk penanaman sikap anti bullying di SD melalui penerapan ilmu sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Pendahuluan

Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, terdapat banyak hal positif dan negatif yang diterima dari kehidupan. Salah satu dari dampak negatif adanya perkembangan teknologi adalah semakin menurunnya pendidikan moral pada anak anak. Moral karakter merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu memiliki penguatan karena sangat mendukung untuk masa depan. Oleh karena itu, siswa membutuhkan pendidikan lebih lanjut untuk bisa memperkuat dan memperbaiki karakter yang dimiliki. Siswa membutuhkan banyak dukungan agar bisa mendapatkan penguatan karakter yang semestinya. Hal tersebut dapat diperoleh melalui orang tua, guru, dan lingkungan yang ada disekitarnya.

Di lingkungan sekolah seorang siswa tentunya memiliki tujuan untuk belajar dengan baik dengan mendapatkan fasilitas sesuai dengan hak dan kebutuhannya. Namun, saat ini pada pendidikan, aspek pengetahuan bukanlah hal satu-satunya yang perlu diperhatikan selama di sekolah, melainkan karakter perlu dibentuk agar tertanam untuk memiliki moral yang baik. Kegiatan belajar mengajar yang hanya berfokus pada aspek kognitif saja tidak akan bisa memberikan kekuatan pada karakter anak. Tingkat Sekolah Dasar merupakan usia anak yang perlu-perlunya membutuhkan pendidikan karakter. Usia anak SD merupakan usia yang mudah terpengaruh oleh lingkungannya sehingga mereka masih membutuhkan arahan dan bimbingan oleh orang tua dan guru untuk menyikapi suatu hal. Sudah banyak ditemui kasus-kasus penyimpangan yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut tak sedikit dari usia yang masih sangat muda yaitu usia anak sekolah. Seperti yang banyak diketahui orang, sekolah merupakan tempat yang paling sering ditemukan kasus penyimpangan mengenai bullying. Kondisi pasca covid juga memberikan pengaruh terhadap kemerosotan pendidikan karakter, Masa tersebut adalah masa dimana siswa kebanyakan telah kehilangan kendali oleh guru dalam pengawasan perilaku karena keterbatasan pertemuan yang dilakukan. Sehingga peran orang tua ketika covid sangat ditekankan dalam pengawasan perilaku siswa, namun banyak sekali ditemui orang tua yang cenderung sibuk bekerja hingga mengacuhkan kondisi yang dialami oleh anaknya sendiri.

Indonesia saat ini telah darurat kasus perundungan atau kasus bullying. Bullying yang terjadi saat ini tidak mengarah kepada fisik saja, bullying dapat dilakukan secara verbal maupun non-verbal bahkan saat ini juga bisa melalui media maya. Bullying merupakan perilaku yang memiliki maksud dalam menyakiti dan membuat sengsara seseorang sehingga harus menerima dampak dari perilaku yang diterimanya. Bullying biasanya melibatkan rendah tingginya status sosial yang dimiliki oleh seseorang (Siti Annisa Jumarnis et al., 2023). Danpak yang diberikan dari adanya perilaku bullying membuat siswa kehilangan fokus dalam akademisnya bahkan mengganggu dalam kehidupan sehari-hari dari korban yang mengakibatkan perubahan sikap sosial. Tidak sedikit ditemui kasus bullying pada jenjang Sekolah Dasar. Miris dilihat ketika usia yang sangat muda sudah bisa melakukan kekerasan terhadap teman sebayanya. Dengan demikian, Lembaga pendidikan berperan untuk mengatasi perilaku bullying yang terjadi di SD, salah satunya melalui pembelajaran IPS SD.

Pembelajaran IPS memilki peran yang penting dalam menunjang dan memberikan pengetahuan pada peserta didik di tingkat sekolah karena bertujuan dalam mempersiapkan para peserta didik menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pada dasarnya Pembelajaran IPS SD menjadi salah satu jalan keluar untuk membentuk nilai karakter anak SD agar selalu memiliki sikap damai antar sesama dan anti bullying. Pembelajaran IPS dirasa cocok sebagai penanaman dan pembentukan karakter anak Sekolah Dasar karena ilmu kajiannya yang membahas tentang ilmu sosial dan konsep-konsep dasar mengenai disiplin ilmu sosial (Syaumi et al., 2022).Tujuan dari penelitian konseptual ini adalah untuk melakukan kajian lebih lanjut terkait penerapan pembelajaran IPS SD sebagai bentuk penanaman sikap anti bullying.

Metode yang digunakan dalam menulis artikel ini merupakan metode studi dokumen yang mana dilakukan dengan mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti buku, jurnal ilmiah, artikel, dan data lainnya. Studi dokumen diperoleh dari hasil laporan penelitian yang sudah ada sebelumnya.

Pembahasan

  • Permasalahan Bullying dan Dampaknya bagi Kehidupan Manusia

Menurut (Nur Alifah, 2017) Bullying merupakan sebuah tindakan agresif yang dilakukan oleh individu maupun kelompok pada orang-orang yang dinilai bersifat lemah serta dilakukan secara terus menerus. Tindakan Bullying masih sering terjadi dimana saja, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat atau sekitar. Di zaman kemajuan teknologi saat ini, perubahan yang terjadi belum bisa merubah permasalahan bullying di lingkungan masayarakat. Anak saat ini merupakan generasi yang tumbuh pada digital native yaitu manusia yang tumbuh di era perkembangan teknologi. Sedangkan, teknologi saat ini tidak selamanya menuai sisi positif seringkali masih ditemukan sisi negatif. Penyalahgunaan teknologi oleh anak yang membuat mereka mengalami penurunan nilai karakter. Pada zaman yang serba digital saat ini, bullying juga dapat dilakukan melalui teknologi seperti pada media sosial. Dengan teknologi yang semakin canggih dan maju, bullying yang sering terjadi juga melalui media sosial yang dinamakan Cyberbullying. Cyberbullying atau disebut perundungan dunia maya merupakan bentuk perundungan menggunakan teknologi digital yang biasanya melalui platform chatting, game, dan ponsel. Meskipun demikian, bullying juga masih banyak dilakukan secara langsung atau nyata. Pada anak usia Sekolah Dasar, bullying yang paling sering terjadi biasanya meminta paksa temannya dan mengejek teman-temannya dengan menyebut dan mempermainkan nama orang tua yang dapat mengakibatkan perkelahian jika korban merasa tidak terima.

Maraknya bullying di Indonesia terutama pada anak sekolah membuat dampak yang buruk bagi masa depan mereka. Dari tindakan bullying dapat mengakibatkan munculnya psikosomatik dan psikososial bagi korban bullying. Gangguan psikosomatik merupakan keluhan fisik yang muncul dikarenakan pikiran atau emosi, seperti luka atau infeksi sedangkan gangguan psikososial merupakan korelasi antara kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental atau emosinya, yang dipengaruhi oleh pengalaman sosial atau orang lain. Selain itu, jika korban bullying merupakan anak yang masih menempuh pendidikan akan memberikan dampak pada prestasi akademisnya dan merasa takut untuk masuk ke sekolah sehingga menyebabkan tindakan bolos sekolah. Bullying biasanya juga menyebabkan perubahan perilaku-perilaku sosial seperti tidak mau bertemu dengan orang lain, trauma, memiliki rasa takut yang tinggi, dan bermalas-malasan untuk beraktivitas di luar rumah.

  • Penanaman dan Pencegahan Nilai Karakter melalui Pembelajaran IPS SD

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk digunakan sebagai upaya dalam mengurangi bullying. Menurut (Hasnah et al., 2018) Pendidikan dapat dijadikan sebagai transformasi untuk memberikan pertumbuhan dan pengembangan karakter positif, serta mengubah watak negatif menjadi positif. Pendidikan juga menjadi sarana dalam memajukan tumbuhnya budi pekerti, pikrian, dan tubuh anak. Oleh karena itu, pendidikan karakter dirasa sangat penting dalam memfasilitasi nilai-nilai karakter anak, sebagai bentuk upaya pengembangan karakter dan moral yang baik bagi anak. Menurut (Sudrajat & Hernawati, 2021) pendidikan karakter merupakan sebuah sistem penanaman nilai-nilai karakter terhadap warga sekolah yang meliputi beberapa komponen diantaranya komponen pengtahuan, kesadaran, dan tindakan guna mewujudkan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter memiliki tujuan untuk pembentukan pribadi anak agar menjadi manusia yang lebih baik, warga masayarakat dan warga negara yang baik. Dengan demikian hakikat dari pendidikan karakter adalah pendidikan nilai yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang berasal dari budaya bangsa Indonesia sendiri dengan tujuan membina kepribadian generasi muda.

IPS merupakan ilmu yang mengkaji manusia dalam seluruh aspek kehidupan dan hubungan interaksinya dengan manusia lain, atau manusia dengan lingkungannya secara sistematis dan diselesaikan menggunakan ilmu pengetahuan yang telah terintegrasi. Dalam pembelajaran, IPS merupakan mata Pelajaran yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa atas pemahaman tentang perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini. Pembelajaran IPS SD menjadi salah satu bentuk upaya dalam penanaman nilai karakter pada anak usia Sekolah Dasar. Nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran IPS SD perlu diarahkan juga menuju pendidikan karakter. Menurut (Kanji et al., 2019) integrasi pendidikan karakter pada pembelajaran IPS dapat dilakukan melalui moral knowing, moral action, moral sinverbal, moral habitus, dan moral culture dijadikan sebagai bentuk integrasi pendidikan karakter bangsa dalam setiap individu siswa yang dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter bangsa pada proses pembelajaran.

Penanaman sikap anti bullying pada anak SD dapat dilakukan melalui penerapan pembelajaran IPS SD. Peran guru sangat ditekankan pada hal ini, karena guru menjadi kunci keberhasilan peananaman sikap anti bullying pada anak melalui pembelajaran IPS SD. Guru memerlukan keterampilan berkomunikasi dengan baik ketika pembelajaran IPS agar bisa mengarahkan kepada karakter yang baik sebagai pencegahan perilaku bullying di sekolah. Menurut (Hasnah et al., 2018) penanaman nilai karakter dalam pembelajaran IPS SD dapat dilakukan dengan cara beberapa hal sebagai berikut:

  • Penerapan RPP IPS yang mengandung nilai-nilai karakter. Melalui penerapan RPP IPS dapat diintegrasikan nilai-nilai karakter seperti karakter jujur, karakter disiplin, karakter tanggung jawab, karakter santun, karakter peduli, dan karakter percaya diri. Hal tersebut ditujukan untuk menjaga kualitas pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran yang mampu meningkatkan karakter peserta didik.
  • Integrasi pendidikan karakter pada materi pembelajaran IPS. Hal ini dapat dilakukan guru dengan cara menyampaikan materi pembelajaran IPS yang mengandung nilai-nilai karakter dan nilai nilai moral yang ada di masyarakat. Contohnya dapat diintegrasikan melalui materi konflik-konflik sosial, penyakit budaya, dan keberagaman sosial. Melalui materi-materi tersebut siswa dapat diajarkan tentang menghargai antar sesama manusia, menghargai keberagaman yang ada antar manusia, dan belajar menyelesaikan konflik sosial yang terjadi pada masyarakat sebagai upaya pencegahan terjadinya bullying.
  • Mengaplikasikan media dan model pembelajaran IPS yang mengandung nilai-nilai karakter. Sekolah dapat memonitoring pembelajaran agar media dan model pmbelajaran IPS yang digunakan mengandung nilai-nilai karakter yang berguna dalam meningkatkan karakter anak.
  • Penerapan soal-soal tes pada IPS berbasis HOTS yang memuat pendidikan karakter. Hal ini dapat dilakukan untuk menguji dan mengukur kemampuan siswa berkaitan materi pembelajaran IPS yang memuat nilai-nilai karakter.

Kesimpulan

Pendidikan karakter dan pembelajaran IPS SD memiliki hubungan tujuan yang relevan dalam memberikan penguatan dan peningkatan karakter siswa SD. Pembelajaran IPS menjadi pembelajaran yang sangat penting dalam mengajarkan nilai-nilai kehidupan manusia yang dapat dijadikan sebagai upaya pencegahan terjadinya bullying di masyarakat. Pembelajaran IPS juga disebut sebagai social studies yakni ilmu yang mengkaji nilai-nilai sosial. Pembelajaran IPS menjadi ilmu yang penting dalam pengembangan kecerdasan personal, sosial, emosional, dan intelektual. Dengan demikian diharapkan melalui pembelajaran IPS dapat meningkatkan moral dan karakter baik siswa serta mengurangi adanya perilaku-perilaku bullying di sekolah. Diperlukan dukungan dari guru, sekolah, orang tua dan masyarakat dalam penerapan pembelajaran IPS sebagai penguatan karakter dalam rangka mencegah perilaku bullying agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Daftar Pustaka

Arulampalam Kunaraj, P.Chelvanathan, Ahmad AA Bakar, I. Y. (2023). Program Penguatan Pelajar Pancasila dengan Mewujudkan Sekolah Ramah Anak Anti Bullying. Journal of Engineering Research, 03(02), 93--104.
Aswat, H., Kasih, M., Ode, L., Ayda, B., & Buton, U. M. (2022). Eksistensi Peranan Penguatan Pendidikan Karakter terhadap Bentuk Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah Dasar. Jurnal BASICEDU, 6(5), 9105--9117.
Barsihanor, B., & Hafiz, H. A. (2018). Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Ips Mi/Sd Terhadap Pembentukan Karakter Peduli Sosial Mahasiswa Pgmi Uniska Mab Banjarmasin. JMIE (Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education), 2(1), 97. https://doi.org/10.32934/jmie.v2i1.56
Dahlena, A., & Mulyana, E. (2022). Eksistensi Social Behavior Dalam Pembelajaran IPS Sebagai Penguatan Keterampilan Peserta Didik Di Abad-21. SOSEARCH : Social Science Educational Research, 2(1), 24--30. https://doi.org/10.26740/sosearch.v2n1.p24-30
Dhaniartika, H., & Maria, A. (2023). Peran Guru dalam Membangun Karakter Siswa Peduli Lingkungan melalui Pembelajaran IPS Sekolah Dasar Sinta1,. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PEGAS), 2(1), 38--43.
Fithriyana, R. (2018). Hubungan Bullying Dengan Lingkungan, Sosial Ekonomi Dan Prestasi Pada Siswa Sdn 006 Langgini. Jurnal Basicedu, 1(1), 89--95. https://doi.org/10.31004/basicedu.v1i1.19
Hasnah, K., Nursalam, Nawir, M., & Suardi. (2018). Evaluasi Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. III(1), 75--84.
Iyan, A., Ridwan, A., & Rustini, T. (2022). Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Journal on Education, 5(1), 908--917. https://doi.org/10.31004/joe.v5i1.706
Kanji, H., Nawir, M., & Makassar, M. (2019). Model Integrasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar. 5(2), 104--115.
Nur Alifah, C. S. (2017). Peranan pendidikan ilmu pengetahun sosialdalam upaya mencegah perilaku. VI(2), 121--134.
Oktavia, T., Sakarsari, N., Nanda, V. P., Jannah, M., & Pratiwi, N. A. (2022). Studi Kasus Perundungan Terhadap Belajar Peserta Didik di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(6), 1707--1715.
P, A. D., & Saifullah, A. (2023). Strategi Manajemen Humas dalam Meningkatkan Citra Pendidikan Dasar. Jurnal.Ustjogja.Ac.Id, 5(3), 389--400.
Sholihah, A. N. (2023). Penanaman Sikap Anti Perundungan Pembelajaran Ips Siswa.
Siti Annisa Jumarnis, Jehan Chantika Anugerah, & Yulvani Juniawati Sinaga. (2023). Strategi Penanaman Pendidikan Karakter Dalam Meminimalisir Bullying Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Elementaria Edukasia, 6(3), 1103--1117. https://doi.org/10.31949/jee.v6i3.6398
Sudrajat, A., & Hernawati, E. (2021). Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran IPS. PESHUM : Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Humaniora, 1(1), 10--14. https://doi.org/10.56799/peshum.v1i1.6
Syaumi, I. K., Putra, W., Adi, S., & Arifin, M. H. (2022). Implementasi Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran IPS di SD. 6, 4277--4281.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun