Mohon tunggu...
Friska Olivia
Friska Olivia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Negeri Malang

Hi, saya Friska Olivia merupakan mahasiswa pendidikan di Universitas Negeri Malang. Selain terjun ke dunia pendidikan, saya juga memiliki minat di bidang kesenian terutama pada seni lukis dan crafting.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Penerapan Pembelajaran IPS sebagai Bentuk Pencegahan Bullying di Sekolah Dasar

18 Desember 2024   19:30 Diperbarui: 18 Desember 2024   19:27 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Abstrak

Pembelajaran IPS di SD merupakan pembelajaran yang memiliki tujuan untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang memiliki kemampuan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi serta yakin terhadap kehidupannya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan sosial. Kasus bullying merupakan salah satu bentuk masalah penyimpangan sosial yang terjadi pada masyarakat. Akhir-akhir ini banyak sekali ditemukan kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah bahkan sedang marak-maraknya kasus bullying terjadi di kalangan siswa Sekolah Dasar. Menindaklanjuti kasus bullying yang dirasa memerlukan perhatian lebih, dengan demikian penelitian ini dilakukan dengan menggunakan literature review. Artikel ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui peran pembelajaran IPS di Sekolah Dasar untuk menjadi salah satu bentuk penanaman sikap anti bullying sebagai implementasi pendidikan karakter. Hasilnya melalui pemebelajaran IPS SD siswa diajarkan tentang cara hidup berdampingan dengan manusia lain dengan baik dan benar. Pembelajaran IPS SD dapat dijadikan sebagai bentuk penanaman sikap anti bullying di SD melalui penerapan ilmu sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Pendahuluan

Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, terdapat banyak hal positif dan negatif yang diterima dari kehidupan. Salah satu dari dampak negatif adanya perkembangan teknologi adalah semakin menurunnya pendidikan moral pada anak anak. Moral karakter merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu memiliki penguatan karena sangat mendukung untuk masa depan. Oleh karena itu, siswa membutuhkan pendidikan lebih lanjut untuk bisa memperkuat dan memperbaiki karakter yang dimiliki. Siswa membutuhkan banyak dukungan agar bisa mendapatkan penguatan karakter yang semestinya. Hal tersebut dapat diperoleh melalui orang tua, guru, dan lingkungan yang ada disekitarnya.

Di lingkungan sekolah seorang siswa tentunya memiliki tujuan untuk belajar dengan baik dengan mendapatkan fasilitas sesuai dengan hak dan kebutuhannya. Namun, saat ini pada pendidikan, aspek pengetahuan bukanlah hal satu-satunya yang perlu diperhatikan selama di sekolah, melainkan karakter perlu dibentuk agar tertanam untuk memiliki moral yang baik. Kegiatan belajar mengajar yang hanya berfokus pada aspek kognitif saja tidak akan bisa memberikan kekuatan pada karakter anak. Tingkat Sekolah Dasar merupakan usia anak yang perlu-perlunya membutuhkan pendidikan karakter. Usia anak SD merupakan usia yang mudah terpengaruh oleh lingkungannya sehingga mereka masih membutuhkan arahan dan bimbingan oleh orang tua dan guru untuk menyikapi suatu hal. Sudah banyak ditemui kasus-kasus penyimpangan yang terjadi di Indonesia. Hal tersebut tak sedikit dari usia yang masih sangat muda yaitu usia anak sekolah. Seperti yang banyak diketahui orang, sekolah merupakan tempat yang paling sering ditemukan kasus penyimpangan mengenai bullying. Kondisi pasca covid juga memberikan pengaruh terhadap kemerosotan pendidikan karakter, Masa tersebut adalah masa dimana siswa kebanyakan telah kehilangan kendali oleh guru dalam pengawasan perilaku karena keterbatasan pertemuan yang dilakukan. Sehingga peran orang tua ketika covid sangat ditekankan dalam pengawasan perilaku siswa, namun banyak sekali ditemui orang tua yang cenderung sibuk bekerja hingga mengacuhkan kondisi yang dialami oleh anaknya sendiri.

Indonesia saat ini telah darurat kasus perundungan atau kasus bullying. Bullying yang terjadi saat ini tidak mengarah kepada fisik saja, bullying dapat dilakukan secara verbal maupun non-verbal bahkan saat ini juga bisa melalui media maya. Bullying merupakan perilaku yang memiliki maksud dalam menyakiti dan membuat sengsara seseorang sehingga harus menerima dampak dari perilaku yang diterimanya. Bullying biasanya melibatkan rendah tingginya status sosial yang dimiliki oleh seseorang (Siti Annisa Jumarnis et al., 2023). Danpak yang diberikan dari adanya perilaku bullying membuat siswa kehilangan fokus dalam akademisnya bahkan mengganggu dalam kehidupan sehari-hari dari korban yang mengakibatkan perubahan sikap sosial. Tidak sedikit ditemui kasus bullying pada jenjang Sekolah Dasar. Miris dilihat ketika usia yang sangat muda sudah bisa melakukan kekerasan terhadap teman sebayanya. Dengan demikian, Lembaga pendidikan berperan untuk mengatasi perilaku bullying yang terjadi di SD, salah satunya melalui pembelajaran IPS SD.

Pembelajaran IPS memilki peran yang penting dalam menunjang dan memberikan pengetahuan pada peserta didik di tingkat sekolah karena bertujuan dalam mempersiapkan para peserta didik menjadi warga negara yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pada dasarnya Pembelajaran IPS SD menjadi salah satu jalan keluar untuk membentuk nilai karakter anak SD agar selalu memiliki sikap damai antar sesama dan anti bullying. Pembelajaran IPS dirasa cocok sebagai penanaman dan pembentukan karakter anak Sekolah Dasar karena ilmu kajiannya yang membahas tentang ilmu sosial dan konsep-konsep dasar mengenai disiplin ilmu sosial (Syaumi et al., 2022).Tujuan dari penelitian konseptual ini adalah untuk melakukan kajian lebih lanjut terkait penerapan pembelajaran IPS SD sebagai bentuk penanaman sikap anti bullying.

Metodologi

Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode literature review. Metode ini digunakan dengan memperoleh informasi beserta data data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan yang dijadikan sebagai rujukan untuk pembuatan artikel ini. Tujuan dari literatur review yaitu membuat analisis dari pengetahuan yang sudah ada terkait topik pembahasan yang dibahas. Dengan demikian, pada artikel ini menggunakan metode literature review untuk analisis lebih lanjut yang menghasilkan pembahasan berkaitan mengenai penerapan pembelajaran IPS yang dijadikan sebagai bentuk pemberantasan bullying di Sekolah Dasar. Menurut (P & Saifullah, 2023) tahap awal yaitu tahap penemuan artikel yang relevan dilakukan dengan cara mencari jawaban dari penyusunan pertanyaan penelitian berdasarkan hasil sintesis dari banyak sumber. Selanjutnya, tahap evaluasi dan analisis artikel dilakukan dengan cara pemilahan artikel yang telah didapatkan didasari oleh kriteria dan menggali data dari bahan pokok menggunakan metode sintesis naratif. Tahap yang terakhir yaitu sintesis dilakukan dengan cara penyatuan data data dan penyusunan artikel yang didapatkan.

Hasil dan Pembahasan

  • Permasalahan Bullying dan Dampaknya bagi Kehidupan Manusia

Menurut (Nur Alifah, 2017) Bullying merupakan sebuah tindakan agresif yang dilakukan oleh individu maupun kelompok pada orang-orang yang dinilai bersifat lemah serta dilakukan secara terus menerus. Tindakan Bullying masih sering terjadi dimana saja, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan masyarakat atau sekitar. Di zaman kemajuan teknologi saat ini, perubahan yang terjadi belum bisa merubah permasalahan bullying di lingkungan masayarakat. Anak saat ini merupakan generasi yang tumbuh pada digital native yaitu manusia yang tumbuh di era perkembangan teknologi. Sedangkan, teknologi saat ini tidak selamanya menuai sisi positif seringkali masih ditemukan sisi negatif. Penyalahgunaan teknologi oleh anak yang membuat mereka mengalami penurunan nilai karakter. Pada zaman yang serba digital saat ini, bullying juga dapat dilakukan melalui teknologi seperti pada media sosial. Dengan teknologi yang semakin canggih dan maju, bullying yang sering terjadi juga melalui media sosial yang dinamakan Cyberbullying. Cyberbullying atau disebut perundungan dunia maya merupakan bentuk perundungan menggunakan teknologi digital yang biasanya melalui platform chatting, game, dan ponsel. Meskipun demikian, bullying juga masih banyak dilakukan secara langsung atau nyata. Pada anak usia Sekolah Dasar, bullying yang paling sering terjadi biasanya meminta paksa temannya dan mengejek teman-temannya dengan menyebut dan mempermainkan nama orang tua yang dapat mengakibatkan perkelahian jika korban merasa tidak terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun