Mohon tunggu...
Frishe Maulidiannisa Pangestu
Frishe Maulidiannisa Pangestu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate student of Family and Consumer Sciences at IPB University

A Family and Consumer Sciences student at IPB University who is interested in family science, child development, and family and consumer economics.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tingkat Stres pada Lansia: Faktor, Manajemen, dan Kaitannya dengan Kesejahteraan Keluarga

28 April 2023   15:10 Diperbarui: 28 April 2023   15:22 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://healthmatters.nyp.org/

Artinya, semakin tinggi tingkat religiusitas lansia maka akan semakin rendah pula tingkat stresnya.

Selain pada aspek spiritual, lansia juga dapat mengelola stresnya dengan cara berolahraga secara teratur, menghabiskan waktu yang berkualitas bersama keluarga, dan melakukan kegiatan yang bermanfaat. Sikap adaptasi dalam menerima fase penuaan tersebut juga dapat didorong oleh dukungan dari keluarga dan orang-orang sekitar. Lansia perlu diarahkan untuk berpikir bahwa penuaan adalah bagian dari fase perkembangan mereka sebagai individu. Dengan demikian, lansia diharapkan dapat lebih tenang dalam menjalani hidup.

Adapun strategi lain yang dapat dilakukan lansia untuk manajemen stres adalah dengan melakukan terapi Reminiscence, yang telah terbukti mampu menurunkan tingkat stres pada lansia karena memiliki fungsi escapist (Rahayuni et al., 2015).

Lantas, bagaimana stres yang terjadi pada lansia dapat memengaruhi kesejahteraan keluarga?

MANAJEMEN STRES PADA LANSIA DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

Sumber: https://www.dukehealth.org/blog/5-steps-keeping-aging-voice-healthy
Sumber: https://www.dukehealth.org/blog/5-steps-keeping-aging-voice-healthy

Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Bab 1 Pasal 1 Ayat 11 menyatakan bahwa keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antaranggota dan antara keluarga dengan masyarakat. Berbeda dengan kesejahteraan lansia, yang didefinisikan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998, sebagai tata kehidupan dan penghidupan sosial, baik material maupun spiritual yang meliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan lansia untuk memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosialnya dengan sebaik mungkin. 

Kesejahteraan keluarga merupakan hasil dinamika interaksi keluarga yang terdiri atas kerja sama, penerimaan, kepercayaan, ritual bersama, kesamaan visi-misi keluarga, rasa saling mengasihi, dan dianggap penting sebagai pondasi dari mental individu (Dewi & Ginanjar, 2019). Kesejahteraan keluarga, terutama dalam aspek subjektif, dapat diukur salah satunya melalui pengelolaan stres yang dilakukan oleh lansia dan keluarga yang tinggal bersama lansia di dalamnya. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Kim et al. (2014), yang menemukan bahwa manajemen stres yang efektif pada lansia berbanding lurus dengan tingkat kepuasan hidup keluarga mereka. 

Artinya, semakin efektif manajemen stres yang dilakukan lansia maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan hidup keluarga.

Selain itu, penelitian oleh Gana et al. (2013) menunjukkan bahwa manajemen stres pada lansia juga berhubungan dengan kesejahteraan keluarga mereka secara fisik. Penelitian ini menemukan bahwa lansia yang mampu mengelola stres mereka dengan baik cenderung memiliki keluarga yang lebih sehat, dengan tingkat kesehatan yang lebih baik, dan kurangnya masalah kesehatan yang serius. 

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen stres yang baik pada lansia dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan, karena stres yang terkelola dengan baik mampu menjadikan lansia lebih bahagia dan tenang, sehat secara fisik, serta bersifat mandiri dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Selain itu, manajemen stres yang optimal pada lansia juga dapat membantu mengurangi beban tugas yang harus ditanggung oleh anggota keluarga yang lain, sehingga kesejahteraan keluarga dengan anggota lansia di dalamnya dapat lebih mudah tercapai. 

Disusun oleh: Salsabila Azka Pelitaputri, Nurul Izzah, Afifa Ahmi Nisa, Mutia Ainil Qalbi, Frishe Maulidiannisa Pangestu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun